Pernahkah Anda merasa bahwa hidup ini seperti rangkaian musim yang silih berganti? Ada musim penuh sukacita dan kemudahan, ada pula musim yang dipenuhi tantangan dan ketidakpastian. Salah satu tanda kedewasaan rohani yang sejati, menurut firman Tuhan, bukanlah tentang menghindari perubahan itu, melainkan tentang memiliki kemampuan untuk mengenali “perubahan musim” dalam hidup dan mengetahui bagaimana kita harus mengantisipasinya.
Seperti seorang petani yang bijak membaca tanda-tanda alam, kita pun diajak untuk peka terhadap arahan Tuhan di setiap fase kehidupan. Lantas, bagaimana sebenarnya menjadi pribadi yang dewasa menurut standar Alkitab, terutama ketika kita berada di ambang peralihan menuju sesuatu yang baru?
Alkitab memberikan kita kerangka yang jelas dalam menghadapi musim baru, kita tidak perlu bingung atau takut. Pada dasarnya, kita hanya perlu fokus pada dua hal utama: Konsistensi dan Perubahan.
Pertama, Konsistensi. Ini adalah tentang mempertahankan hal-hal yang tidak boleh berubah, apa pun situasinya. Nilai-nilai dan prinsip dasar kebenaran firman Tuhan adalah fondasi yang tak tergoyahkan. Kasih, kesetiaan, kekudusan, dan kepercayaan kita pada janji-janji-Nya adalah hal-hal yang harus tetap kokoh, bagaikan rumah yang dibangun di atas Batu Karang.
Kedua, Perubahan. Inilah bagian yang seringkali menantang. Perubahan ini terbagi menjadi dua jenis:
Penyesuaian: Ini adalah perubahan-perubahan kecil yang diperlukan untuk menghadapi situasi baru tanpa mengorbankan prinsip utama. Seperti menyesuaikan setir mobil sedikit ke kiri atau kanan untuk tetap berada di jalur.
Adaptasi: Ini adalah perubahan besar yang diperlukan ketika situasi sudah sangat berbeda dari sebelumnya. Adaptasi menuntut cara berpikir, strategi, atau pola hidup yang baru untuk dapat bertahan dan berbuah dalam musim yang baru.
Alkitab memberikan kita contoh nyata yang sempurna tentang peralihan musim ini dalam kehidupan bangsa Israel. Mereka beralih dari dipimpin oleh Musa di padang gurun menjadi dipimpin oleh Yosua untuk memasuki dan menduduki Tanah Perjanjian.
BACA HALAMAN SELANJUTNYA>>
Sumber : Jeffrey Rachmat | Jawaban.com