3 Teladan Parenting dari Ayub yang Masih Relevan Hingga Kini
Sumber: Canva.com

Parenting / 30 September 2025

Kalangan Sendiri

3 Teladan Parenting dari Ayub yang Masih Relevan Hingga Kini

Aprita L Ekanaru Official Writer
5936

Pernahkah Anda merasa bahwa tantangan mengasuh anak di era modern ini begitu kompleks? Dari pengaruh gadget, pergaulan, hingga tekanan akademis, seakan-akan kita harus berjuang sendirian. Sebagai orang tua Kristen, kita sering kali mencari panduan yang tidak hanya praktis, tetapi juga berakar kokoh pada kebenaran Firman Tuhan.

Kabar baiknya, Firman Tuhan memberikan kepada kita contoh nyata seorang ayah yang luar biasa, yaitu Ayub. Sebelum ia dikenal karena penderitaan dan kesabarannya, kitab Ayub justru membuka cerita dengan menggambarkannya sebagai seorang ayah yang teladan. Dalam Ayub 1:1-5, kita menemukan tiga prinsip parenting yang dilakukan Ayub dengan konsisten, yang tetap sangat relevan untuk diterapkan dalam keluarga kita hari ini.

 

1. Meluangkan Waktu Berkualitas yang Disengaja

Praktik pertama Ayub yang patut kita teladani adalah kesengajaannya dalam meluangkan waktu untuk anak-anaknya. Ayub 1:4 mencatat bahwa anak-anaknya kerap mengadakan pesta secara bergiliran, dan setelahnya, Ayub secara aktif memanggil mereka. Kata "memanggil" ini menunjukkan inisiatif dan kehadiran yang tidak hanya fisik, tetapi juga emosional. Ayub tidak menunggu anak-anaknya datang atau berasumsi mereka baik-baik saja. Ia dengan sengaja menciptakan momen untuk berkumpul dan terhubung.

Dalam kehidupan kita yang serba sibuk, prinsip ini mengingatkan kita untuk sengaja menciptakan ruang kebersamaan dengan anak. Bukan sekadar berada di rumah yang sama, tetapi benar-benar hadir, mendengarkan cerita mereka, tertawa bersama, dan memahami dunia mereka. Waktu berkualitas yang disengaja inilah yang membangun ikatan dan kepercayaan yang kuat antara orang tua dan anak.

 

2. Menanamkan Nilai-Nilai Firman Tuhan

Setelah berkumpul, tindakan Ayub berikutnya adalah ia "menguduskan" mereka (Ayub 1:5). Tindakan menguduskan ini mencerminkan kepedulian spiritual Ayub sebagai imam bagi keluarganya. Ia tidak hanya memedulikan kebutuhan fisik dan sosial anak-anaknya, tetapi terlebih lagi, kesehatan rohani mereka. Sebagai orang tua zaman sekarang, kita dipanggil untuk melakukan hal yang sama: menanamkan nilai-nilai kebenaran Firman Tuhan.

Pengajaran ini tidak harus selalu formal. Nilai-nilai kasih, kejujuran, tanggung jawab, dan pengampunan dapat diajarkan melalui teladan hidup sehari-hari dan percakapan ringan dalam perjalanan, saat makan malam, atau sebelum tidur. Tugas kita adalah memberikan perspektif dan hikmat ilahi yang tidak akan mereka dapatkan di bangku sekolah atau dari media sosial. Dengan demikian, kita mempersiapkan mereka untuk menghadapi dunia dengan fondasi iman yang kokoh.

 

BACA HALAMAN SELANJUTNYA>>

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
12Tampilkan Semua

Ikuti Kami