Belajar dari 2 Tokoh Alkitab yang Jadi Pejabat, Rela Turun Tangan Tuntaskan Masalah Bangsa
Sumber: freebibleimages.org

Kata Alkitab / 5 September 2025

Kalangan Sendiri

Belajar dari 2 Tokoh Alkitab yang Jadi Pejabat, Rela Turun Tangan Tuntaskan Masalah Bangsa

Claudia Jessica Official Writer
4140

Indonesia saat ini sedang menjalani masa yang tidak mudah. Di berbagai kota, rakyat turun ke jalan menyuarakan kekecewaan mereka terhadap kebijakan yang dinilai tidak berpihak pada kebutuhan masyarakat.

Di tengah kondisi ekonomi yang merosot, pejabat khususnya Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang seharusnya mewakili rakyat, justru bersukacita ketika mendapat tunjangan fantastis.

Saat sebagian besar masyarakat berjuang dengan harga kebutuhan yang terus naik dan pekerjaan yang makin sulit, pejabat negara justru terlihat hidup dalam kenyamanan.

Kondisi seperti ini membuat banyak orang merasa tidak didengar, bahkan ditinggalkan oleh mereka yang seharusnya melayani.

Hal ini memperlihatkan bahwa adanya jurang besar antara pemimpin dengan rakyat yang seharusnya mereka wakili.

Dalam situasi seperti ini, kita mungkin bertanya, adakah teladan dari tokoh Alkitab? Pejabat yang turun tangan ketika bangsanya sedang tidak baik-baik saja?

Menariknya, Alkitab mencatat beberapa tokoh yang bukan hanya menduduki kursi kekuasaan, tetapi juga memilih untuk terlibat langsung, memimpin dengan hati, dan membawa bangsanya kepada pemulihan. Siapa mereka?

Nehemia, Juru Minuman Raja yang Membela Yerusalem

Nehemia bukanlah nabi atau imam, melainkan seorang juru minuman raja Persia. Sebuah jabatan yang sangat penting, karena ia bertanggung jawab atas keamanan makanan dan minuman raja. Itu menjadi tanda kepercayaan penuh dari penguasa tertinggi dunia kala itu. Secara posisi, Nehemia hidup aman dan nyaman di istana.

Namun, ketenangan itu runtuh ketika ia mendengar kabar dari Yerusalem. Kota leluhur bangsanya hancur, temboknya roboh, pintu-pintunya terbakar. Orang-orang Yahudi yang kembali dari pembuangan hidup dalam kehinaan, lemah tanpa perlindungan, dan kehilangan martabat sebagai umat Allah.

Masalah ini tidak hanya membicarakan soal bangunan, melainkan identitas sebuah bangsa yang runtuh. Nehemia tidak menutup mata. Ia berdoa dengan sungguh-sungguh, berpuasa, dan memohon belas kasihan Tuhan.

Nehemia memberanikan diri meminta izin kepada raja untuk pulang dan memimpin pembangunan kembali tembok Yerusalem. Raja mendukung keputusan Nehemia dan memberikannya perlengkapan.

Sesampainya di Yerusalem, Nehemia menghadapi tantangan berat. Rakyat yang putus asa, musuh-musuh yang mengejek, bahkan ancaman serangan. Tetapi ia memimpin bangsanya dengan iman dan strategi yang cerdas.

Satu tangan rakyat memegang alat kerja, sementara tangan lain memegang senjata. Nehemia mengobarkan semangat bahwa Allah sendiri yang akan berperang bagi mereka.

Hanya dalam 52 hari, tembok Yerusalem selesai dibangun. Bangsa yang tadinya hidup dalam kehinaan kini memiliki benteng perlindungan dan kembali menemukan jati diri mereka.

Tembok yang berdiri kokoh membuat hati mereka dipulihkan dan kembali beribadah kepada Tuhan.

Daud, Raja yang Membawa Pemulihan Bangsa

Daud dikenal sebagai raja terbesar Israel, tetapi kisah kepemimpinannya dimulai jauh sebelum ia naik takhta. Saat itu bangsa Israel sedang berada dalam masalah besar, pasukan Filistin mengancam, dan seorang raksasa bernama Goliat menantang mereka setiap hari.

Tentara Israel gentar, termasuk Raja Saul yang memimpin bangsa Israel kala itu. Seluruh bangsa seperti kehilangan keberanian dan hidup dalam bayang-bayang ketakutan.

Di tengah situasi itu, Daud yang saat itu hanyalah seorang gembala muda, tidak tahan melihat bangsanya dihina. Ia melangkah maju, bukan dengan pedang atau perisai, melainkan dengan iman kepada Allah.

Dengan bermodalkan umban, batu dan imannya, Daud berhasil mengalahkan Goliat. Kemenangan itu menjadi titik balik bangsa Israel, mereka kembali bangkit, semangat mereka pulih, dan mereka berhasil mengalahkan musuh yang menindas.

Ketika Daud akhirnya menjadi raja, tantangan atas bangsanya tidak berhenti. Israel masih terpecah sebagai 12 suku dan sering diserang musuh dari luar.

Namun, Daud memimpin dengan keberanian dan kebijaksanaan. Ia berhasil mempersatukan suku-suku Israel, menegakkan pemerintahan yang kuat, dan membawa bangsanya meraih banyak kemenangan militer.

Daud juga berhasil membangun kehidupan rohani bangsanya. Ia memindahkan tabut perjanjian ke Yerusalem dan menjadikan kota itu pusat ibadah bagi seluruh Israel.

Dengan begitu, bangsa Israel bukan hanya dipulihkan secara politik dan keamanan, tetapi juga diarahkan kembali untuk menyembah Allah sebagai pusat kehidupan mereka.

Kisah Nehemia dan Daud mengingatkan kita bahwa jabatan bukanlah soal kenyamanan, melainkan kesempatan untuk melayani. Mereka berani turun tangan di saat bangsanya terpuruk, dan Tuhan memulihkan melalui kepemimpinan mereka.

Mari kita terus berdoa, agar bangsa ini juga dipimpin oleh orang-orang yang berhati hamba, berani bertindak, dan menaruh Allah di atas segalanya.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami