Ada luka yang begitu dalam, sampai rasanya sulit sekali dimaafkan. Mungkin Anda pernah mengalami dikhianati oleh orang terdekat, disakiti oleh ucapan yang tajam, atau ditinggalkan tanpa penjelasan.
Luka-luka seperti ini tidak mudah hilang begitu saja. Bahkan, sekadar membayangkan wajah orang itu bisa membuat dada terasa sesak.
Namun, sebagai orang percaya, kita tidak dipanggil untuk membalas atau menyimpan dendam. Kita dipanggil untuk mengampuni sekalipun ketika itu terasa mustahil. Mengapa? Karena Yesus telah lebih dahulu mengampuni kita.
BACA JUGA: Bagaimana Cara Memaafkan Orang Tua Atas Luka yang Mereka Berikan di Hati Kita?
Yesus tidak hanya mengajarkan pengampunan, Ia bahkan menjadi pengampunan itu sendiri. Di kayu salib, Ia berkata, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Lukas 23:34)
Yesus memberikan pengampunan bukan untuk orang baik, tapi untuk mereka yang menyalibkan-Nya. Jika Yesus sanggup mengampuni saat Ia disakiti begitu hebat, apakah kita bersedia mengikuti jejak-Nya?
Tentu, mengampuni bukanlah hal yang mudah. Tapi mengampuni adalah langkah awal menuju pemulihan. Ketika kita menolak mengampuni, kita sebenarnya sedang memenjarakan diri kita sendiri, bukan orang yang bersalah pada kita.
BACA JUGA: Ayat Alkitab Tentang Pengampunan
Mengampuni bukan berarti membenarkan kesalahan orang lain. Bukan juga melupakan luka atau berpura-pura semuanya baik-baik saja. Mengampuni adalah keputusan untuk menyerahkan rasa sakit kita kepada Tuhan, dan berhenti menuntut balasan.
Mengampuni juga bukan tentang menunggu perasaan "siap." Jika kita harus merasa siap untuk mengampuni, maka kita bisa saja menunggu seumur hidup karena mungkin, kita tidak akan pernah siap.
Maka dari itu, kita butuh Tuhan. Melepaskan pengampunan adalah tindakan iman yang menjadi tanda bahwa kita bisa bukan karena kuat dan gagah kita sebagai manusia, melainkan karena penyerahan diri kepada Tuhan yang memampukan.
Jika Anda ingin memulai proses pengampunan, berikut beberapa langkah yang bisa Anda coba:
Tanda bahwa Anda sudah benar-benar memberikan pengampunan akan terasa dalam hati Anda, juga melalui hubungan Anda dengan orang tersebut. Jika Tuhan berkehendak, akan ada rekonsiliasi yang terjadi antara Anda dengan orang tersebut.
BACA JUGA: Bolehkah Mengampuni Tapi Tetap Jaga Jarak?
Tapi ingat, rekonsiliasi bukan berarti memaksakan hubungan Anda kembali seperti semula. Melainkan, Anda telah bebas dari beban luka dan mampu menerima orang itu tanpa mengikatnya dengan luka yang pernah diberikan.
Tentu, mengampuni tidak mudah jika kita mengandalkan kekuatan kita sendiri. Tapi dengan kekuatan dari Tuhan, tidak ada yang mustahil, sekalipun untuk kesalahan yang nampak seperti tidak bisa diampuni.
Kini, keputusan ada di tangan Anda. Apakah Anda mau melepaskan semua beban Anda dan memberikan pengampunan?
Jangan ragu untuk menghubungi Layanan Doa dan Konseling CBN jika Anda perlu bimbingan lebih lanjut. Hubungi kami, WA: 0822-1500-2424
Sumber : CBN