Umat Kristen Suriah Hadapi Ancaman Eksistensi, Serangan Gereja Jadi Peringatan Keras
Sumber: Ali Haj Suleiman/Getty Images

News / 12 July 2025

Kalangan Sendiri

Umat Kristen Suriah Hadapi Ancaman Eksistensi, Serangan Gereja Jadi Peringatan Keras

Aprita L Ekanaru Official Writer
504

Pengeboman mematikan di Gereja Mar Elias, Damaskus, pada 22 Juni lalu, yang menewaskan lebih dari dua lusin jemaat, menjadi bukti nyata meningkatnya ancaman terhadap umat Kristen di Suriah di bawah pemerintahan Presiden Ahmad al-Sharaa. Para ahli memperingatkan bahwa serangan ini adalah bagian dari upaya sistematis kelompok radikal untuk menghapuskan keberadaan Kristen di tanah air sejarahnya.

 

Serangan Brutal di Tengah Ibadah

Pengeboman gereja Ortodoks Yunani ini terjadi saat ibadah Minggu pagi. Pelaku menembaki jemaat sebelum meledakkan diri, menciptakan kepanikan dan korban jiwa. Jeff King, Presiden International Christian Concern (ICC), menyebut serangan ini sebagai "pengingat brutal" bahwa kelompok jihadis masih aktif mengincar komunitas Kristen.

Pemerintah Suriah menyalahkan Negara Islam (ISIS) atas serangan ini, meskipun klaim juga datang dari Saraya Ansar al-Sunnah, kelompok sempalan Hayat Tahrir al-Sham (HTS)—organisasi yang berakar pada Al-Qaeda. King mengecam pemerintah al-Sharaa karena gagal melindungi minoritas Kristen, sementara kelompok radikal bebas bergerak.

"Pemerintah yang dipimpin mantan jihadis ini hanya memberi belasungkawa kosong, sementara ekstremis terus menargetkan gereja," tegas King.

 

Kegagalan Perlindungan dan Ancaman Eksistensi

Brian Orme, CEO Global Christian Relief, menyoroti janji kebebasan beragama pemerintah Suriah yang tak kunjung terwujud. "Ini bukan insiden terisolasi, tapi pola kekerasan yang terus berulang," ujarnya. Sejak HTS dan sekutu Islamis menggulingkan rezim Bashar al-Assad pada Desember lalu, umat Kristen semakin rentan.

Patriark Ortodoks Yunani Antiokhia, John (X) Yazigi, menuntut tindakan nyata dari al-Sharaa usai pemakaman korban. "Pemerintah bertanggung jawab penuh atas keamanan kami," tegasnya, mengecam belasungkawa telepon dari presiden sebagai sikap tidak serius.

 

Populasi Kristen yang Menyusut

Menurut Richard Ghazal dari In Defense of Christians (IDC), sebelum perang saudara 2011, umat Kristen mencapai 10% populasi Suriah (2 juta jiwa). Kini, tersisa kurang dari 300.000 orang. "Setiap serangan, setiap eksodus, membawa Suriah lebih dekat kehilangan warisan Kristen 2000 tahun," tulis Ghazal.

Ia mendesak AS untuk menekan pemerintah Suriah agar mengadili pelaku dan memperkuat keamanan bagi minoritas. Tanpa intervensi, kekosongan kekuasaan akan dimanfaatkan ekstremis. "Suriah tanpa Kristen bukan lagi skenario jauh, tapi kenyataan mengerikan yang harus dihentikan," tegasnya.

 

Doa dan Tekanan Internasional Dibutuhkan

King dan Orme sama-sama menyerukan dukungan global. "Dunia harus menolak legitimasi pemerintah jihadis ini dan berdoa untuk perlindungan gereja Suriah," kata King. Orme menambahkan, "Doa kita adalah senjata terkuat—untuk kebebasan beribadah tanpa ketakutan."

Serangan di Gereja Mar Elias bukan sekadar tragedi, tapi alarm bagi dunia, tanpa aksi nyata, sejarah panjang Kekristenan di Suriah bisa punah dalam waktu dekat.

Sumber : christianpost.com
Halaman :
1

Ikuti Kami