Takut Dihukum Seperti Yunus, Anak 5 Tahun Ini Bertobat dan Berubah Total
Sumber: dok. Istimewa

Family / 24 June 2025

Kalangan Sendiri

Takut Dihukum Seperti Yunus, Anak 5 Tahun Ini Bertobat dan Berubah Total

Claudia Jessica Official Writer
669

Di usia lima tahun, tidak banyak anak yang bisa memahami makna dosa, apalagi pertobatan. Tapi tidak demikian dengan Berryl Gohae, seorang anak laki-laki berusia 5 tahun asal Sampali, Sumatera Utara.

Kisah hidupnya menjadi bukti bahwa ketika Firman Tuhan ditaburkan sejak dini, bahkan anak sekecil Berryl pun bisa mengalami perubahan yang dan luar biasa.

Sebagai anak tunggal sekaligus cucu pertama dari kedua belah pihak keluarga, Berryl tumbuh dalam limpahan kasih sayang dan tinggal bersama dengan kakek dan nenek dari pihak ayahnya.

 

 

BACA JUGA: CBN Gelar Gembala Gathering di Karawang, Ajak Gereja Menuntaskan Amanat Agung

 

Dengan segala kemudahan yang dimiliki keluarganya, Berryl tumbuh menjadi anak yang manja, malas, dan merasa semua keinginannya harus dituruti.

Ia tidak terbiasa mendapat penolakan. Maka, ketika keinginannya ditolak, Berryl akan bersikap kasar hingga ia mendapatkan apa yang diinginkan.

Selama bertahun-tahun, Berryl tidak pernah datang ke sekolah minggu, padahal gereja GBI Efata Sampali tepat berada di sebelah rumahnya.

Tak jarang, sikap manja dan egoisnya terbawa ke dalam pergaulan. Ia suka mengganggu teman, jahil, dan bila ditegur, ia malah mengadu ke keluarganya dan menyalahkan teman.

Namun titik balik hidup Berryl dimulai dari hal sederhana ketika kepala sekolahnya, yang juga adalah ibu gembala di gerejanya, memintanya untuk ikut sekolah minggu.

Awalnya Berryl ikut karena disuruh ibu gemala, tapi siapa sangka, justru dari momen inilah hidupnya berubah total.

 

 

BACA JUGA: Baca Alkitab Bareng Superbook: Bangkitkan Generasi Anak yang Cinta Firman Tuhan

 

Di sekolah minggu, Berryl menonton tayangan Superbook tentang kisah Nabi Yunus. Ia sangat serius memperhatikan, apalagi ketika Yunus ditelan ikan besar karena tidak taat pada Tuhan.

Ketika ditanya mengapa ia sangat mengukai kisah Nabi Yunus, Berryl menjawab, "Kalau aku nggak taat, apakah aku juga akan dihukum seperti Yunus?"

Setelah kelas usai, Berryl mendatangi guru sekolah minggunya dan meminta didoakan. Ia mengakui kesalahannya yang malas beribadah, kasar kepada teman, dan tidak menurut pada orang tua.

Berryl tidak ingin dihukum Tuhan, ia ingin berubah dan jadi anak yang disayang Tuhan.

Perubahan itu tidak berhenti di hari itu saja. Sejak saat itu, Berryl tak pernah absen dari sekolah minggu.

Ia bahkan menjadi anak yang paling semangat setiap Sabtu malam untuk mengingatkan mamanya agar membangunkannya tepat waktu.

Jika terlambat dibangunkan, ia akan menangis karena takut terlambat ke gereja. Sebaliknya, dulu ia menangis karena tidak mau ke gereja.

Lebih dari itu, Berryl kini menjadi ‘penginjil kecil’ di rumah. Ia rutin mengajak sepupu-sepupunya, Kayla dan Icha, untuk ikut sekolah minggu.

Malam sebelumnya, ia selalu mengingatkan tantenya, “Tante, jangan lupa bangunin Kayla dan Icha ya. Besok kita sekolah minggu bareng.”

 

BACA JUGA: Ratusan Anak di Karawang Bisa Rasakan Sukacita Paskah Berkat Anda!

 

Mama Berryl sendiri mengaku terharu dengan perubahan yang terjadi. Berryl yang dulu keras kepala dan kasar, kini menjadi anak yang manis, perhatian, dan lebih taat. Bahkan sikapnya yang suka memeluk dan mencium orang-orang terdekat menjadi teladan bagi sepupunya.

Apakah Anda memiliki kerinduan untuk melihat “Berryl” lainnya? Dukung pelayanan Superbook agar lebih banyak anak di berbagai daerah mengalami pertobatan dan mengenal kasih Tuhan sejak dini. Jadilah mitra CBN hari ini dan tanamkan benih Firman Tuhan dalam hati anak-anak Indonesia.

 

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami