Pernikahan adalah ikatan suci yang dibangun atas dasar komitmen, kepercayaan, dan kasih sayang. Namun, dalam perjalanannya, konflik dan masalah rumah tangga kerap muncul.
Saat menghadapi kesulitan, wajar jika kita ingin berbagi dengan orang lain. Namun, berhati-hatilah dalam memilih tempat curhat, terutama jika melibatkan teman lawan jenis. Mengapa hal ini berisiko? Berikut penjelasannya berdasarkan prinsip Kristen dan kebijaksanaan relasi.
1. Potensi Kesalahpahaman dalam Perspektif
Laki-laki dan perempuan sering kali memiliki cara berpikir yang berbeda. Saat kita curhat pada teman lawan jenis, saran yang diberikan mungkin tidak sepenuhnya sesuai dengan konteks pernikahan kita. Alih-alih mendapat solusi, bisa jadi justru muncul pandangan yang memperkeruh situasi. Amsal 15:22 mengingatkan, "Rancangan gagal tanpa pertimbangan, tetapi terlaksana bila penasihat banyak." Lebih baik mencari nasihat dari pasangan, konselor pernikahan, atau sahabat yang memahami nilai-nilai pernikahan Kristen.
2. Kedekatan Emosional yang Berlebihan
Curhat yang terlalu sering dan mendalam dapat menciptakan ikatan emosional yang tidak sehat. Tanpa disadari, kita mungkin mulai merasa lebih dimengerti oleh teman lawan jenis daripada oleh pasangan sendiri. 1 Korintus 10:12 memperingatkan, "Sebab itu siapa yang menyangka bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh." Jangan biarkan hubungan pertemanan berkembang menjadi sesuatu yang mengancam pernikahan.
3. Memicu Konflik dengan Pasangan
Bayangkan jika pasangan mengetahui bahwa Anda lebih sering curhat pada orang lain, terutama lawan jenis. Rasa tidak nyaman, cemburu, atau bahkan kecurigaan bisa muncul. Efesus 4:25 menegaskan, "Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota." Lebih baik bicarakan masalah secara terbuka dengan pasangan atau minta bimbingan dari pemimpin rohani.
Sumber : Jawaban.com