Vasektomi menjadi bahan perbincangan hangat di masyarakat usai Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi atau yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) mengusulkan agar penerima bantuan sosial diwajibkan mengikuti program vasektomi.
Usulan ini pun menuai respons yang beragam,mulai dari dukungan karena dianggap mengontrol kelahiran secara lebih bertanggung jawab, hingga penolakan karena dianggap melanggar hak reproduksi.
Dibalik kontroversinya, vasektomi ternyata juga dikelilingi oleh banyak mitos yang belum tentu benar. Padahal, secara medis, vasektomi adalah salah satu metode kontrasepsi pria yang dinilai sangat efektif dan minim risiko.
Mari kita bahas lebih dalam, agar tidak salah paham.
Apa Itu Vasektomi?
Vasektomi adalah metode kontrasepsi permanen bagi pria, dengan cara memotong atau menutup saluran sperma (vas deferens) sehingga sperma tidak bercampur dalam cairan ejakulasi.
Prosedur ini bersifat non-invasif, tidak memerlukan rawat inap, dan umumnya hanya memerlukan waktu 20–30 menit.
BACA JUGA: Dedi Mulyadi Usul untuk Wajibkan Vasektomi Jadi Syarat Penerima Bansos di Jawa Barat
Menurut dr. Nur Rasyid, Sp.U, vasektomi memiliki efektivitas lebih dari 99%. Oleh karena itu, beliau menekankan bahwa keputusan melakukan vasektomi sebaiknya didasari oleh keyakinan penuh untuk tidak memiliki anak lagi di masa depan.
Mitos yang Berkembang Soal Vasektomi
Meski terbukti efektif dan minim risiko, vasektomi masih sering disalahpahami. Banyak anggapan keliru yang berkembang di masyarakat dan membuat sebagian orang ragu untuk mempertimbangkannya.
Agar kita tidak terjebak pada informasi yang tidak tepat, berikut beberapa mitos seputar vasektomi beserta fakta medis yang sebenarnya.
Mitos #1: Vasektomi Membuat Pria Kehilangan Kejantanan
Ini adalah salah satu kesalahpahaman yang paling umum. Banyak yang mengira bahwa pria yang menjalani vasektomi akan kehilangan kejantanannya.
Faktanya, vasektomi sama sekali tidak memengaruhi kadar hormon testosteron, hormon yang bertanggung jawab atas karakteristik pria seperti suara berat, pertumbuhan rambut, maupun dorongan seksual.
Dengan kata lain, maskulinitas tidak bergantung pada kemampuan untuk memiliki anak.
Mitos #2: Vasektomi Mengurangi Gairah dan Kemampuan Seksual
Fakta medis menyatakan bahwa vasektomi tidak memengaruhi saraf atau pembuluh darah yang berperan dalam proses ereksi maupun orgasme.
Pria tetap bisa mengalami ereksi, ejakulasi, dan merasakan kepuasan seksual seperti sebelumnya.
Satu-satunya yang berbeda hanyalah sperma yang tidak lagi ikut keluar dalam cairan ejakulasi dan itu pun tidak terasa.
Mitos #3: Prosedurnya Menyakitkan dan Pemulihannya Lama
Banyak orang membayangkan prosedur ini menyakitkan atau membutuhkan waktu lama untuk pulih.
Faktanya, vasektomi dilakukan dengan anestesi lokal dan hanya menimbulkan rasa tidak nyaman ringan.
Sebagian besar pria bisa kembali beraktivitas dalam dua hingga tiga hari, tergantung kondisi tubuh masing-masing.
BACA JUGA: Prosedur Vasektomi dan Efek Samping Kontrasepsi Pada Wanita
Mitos #4: Pria Tidak Bisa Ejakulasi Setelah Vasektomi
Vasektomi hanya menghentikan aliran sperma, bukan produksi cairan semen. Sebagian besar volume ejakulasi berasal dari kelenjar prostat dan vesikula seminalis, bukan dari sperma.
Jadi, pria tetap bisa mengalami ejakulasi seperti biasa, tanpa perbedaan signifikan dalam jumlah maupun sensasinya.
Mitos #5: Vasektomi Melindungi dari Penyakit Menular Seksual
Vasektomi adalah metode kontrasepsi, bukan alat perlindungan dari penyakit menular seksual (PMS).
Sperma memang tidak lagi keluar, tetapi penularan penyakit seperti HIV, klamidia, atau gonore tetap bisa terjadi melalui cairan tubuh lainnya.
Mitos #6: Vasektomi Bisa Dibatalkan Kapan Saja
Secara teknis, vasektomi memang bisa dibalik melalui prosedur yang disebut vasektomi reversal.
Namun, tingkat keberhasilannya tidak selalu tinggi dan bergantung pada banyak faktor, termasuk durasi sejak prosedur pertama dilakukan.
Karena itu, vasektomi sebaiknya dipahami sebagai metode kontrasepsi permanen, bukan solusi sementara.
Mitos #7: Vasektomi Meningkatkan Risiko Kanker Prostat
Kekhawatiran ini muncul dari beberapa penelitian lama, namun penelitian-penelitian terkini menunjukkan bahwa tidak ada bukti yang cukup kuat untuk menyimpulkan bahwa vasektomi meningkatkan risiko kanker prostat.
Organisasi kesehatan dunia dan komunitas medis menyatakan bahwa prosedur ini aman dan tidak terkait dengan peningkatan risiko penyakit tersebut.
Vasektomi adalah pilihan kontrasepsi yang sah, efektif, dan aman, khususnya bagi pasangan yang sudah yakin tidak ingin menambah anak.
Sayangnya, masih banyak miskonsepsi yang menyelimuti metode ini, sehingga menimbulkan stigma dan ketakutan yang tidak perlu.
Namun, yang terlebih penting dari vasektomi adalah Anda tidak memutuskannya hanya karena tren, tekanan, atau mitos, melainkan karena kesadaran akan tanggung jawab dan masa depan keluarga.
Sementara itu, bagaimana pandangan kita sebagai orang Kristen dalam melihat vasektomi dari sudut Alkitab? Apakah ini bertentangan dengan prinsip rohani?
Pertanyaan-pertanyaan ini akan kita bahas di artikel berikut ini: Vasektomi Jadi Topik Hangat Buat yang Gak Mau Nambah Anak, Apa Pandangan Alkitab Soal Ini?
Sumber : Berbagai Sumber