Apakah Alkitab Menetapkan Batas Usia untuk Menikah?
Sumber: Orami

News / 17 May 2025

Kalangan Sendiri

Apakah Alkitab Menetapkan Batas Usia untuk Menikah?

Shantika Yoshe Official Writer
1437

Di Indonesia, pertanyaan “kapan nikah?” seringkali muncul dalam momen kumpul keluarga, terutama bagi mereka yang sudah berusia di atas 20 tahun. Tak jarang, orang yang belum menikah di usia 30-an mulai merasa tertekan oleh ekspektasi sosial. Seolah-olah ada usia ideal yang ditetapkan untuk menikah. 

Namun, bagaimana sebenarnya pandangan Alkitab tentang hal ini? Apakah Alkitab menetapkan batas usia tertentu bagi seseorang untuk boleh menikah?

Baca Juga: 7 Rahasia Pernikahan Bahagia Verlita Evelyn dan Ivan Saba

Kapan Seorang Perempuan Menurut Alkitab Dianggap Layak Menikah?

Alkitab memang tidak secara jelas menetapkan batas usia minimal untuk menikah, baik bagi laki-laki maupun perempuan. Namun, prinsip-prinsip yang tercermin dalam berbagai bagian Kitab Suci menunjukkan bahwa kedewasaan fisik, yakni setelah masa pubertas, menjadi kriteria utama seseorang dianggap layak untuk menikah.

Dalam Yehezkiel 16:7–8 dan 1 Korintus 7:36, digambarkan bahwa seseorang baru dianggap siap menikah ketika sudah mencapai kematangan fisik, seperti perkembangan tubuh dan kesiapan untuk cinta dalam konteks pernikahan.

Istilah seperti hyperakmos dalam bahasa Yunani dan penggunaan kata “na’arah” dalam bahasa Ibrani menekankan bahwa kesiapan untuk menikah lebih terkait dengan kematangan tubuh daripada angka usia tertentu.

Apa Pandangan Tradisi Yahudi Terhadap Usia Menikah dan Bagaimana Hubungannya dengan Budaya Alkitab?

Dalam tradisi Yahudi kuno, anak perempuan dianggap siap menikah saat berusia sekitar 12,5 tahun, sedangkan anak laki-laki pada usia 13 tahun. Tradisi ini didasarkan pada masa pubertas, yang diyakini sebagai fase di mana seseorang secara biologis mampu memiliki keturunan.

Tujuan utama pernikahan menurut budaya Alkitab adalah membentuk keluarga yang stabil dan melahirkan serta membesarkan anak-anak dengan tanggung jawab.

Meskipun usia tersebut terdengar sangat muda menurut standar masyarakat modern, tapi pada zaman dahulu usia tersebut dianggap umum dan wajar, karena standar masyarakat pada masa itu menuntut orang untuk mencapai kedewasaan lebih cepat dibandingkan zaman sekarang.

Siapa yang Memegang Wewenang dalam Menentukan Waktu Pernikahan Menurut Alkitab?

Kitab Keluaran 22:16–17 menjelaskan bahwa seorang ayah memegang peranan penting dalam menentukan apakah putrinya boleh menikah atau tidak, terutama jika terjadi hubungan pranikah.

Wewenang ayah dalam keluarga bukan hanya sekedar tradisi budaya, tetapi sudah diatur oleh Tuhan sebagai bagian dari aturan sosial dan spiritual. 

Namun, wewenang ini hanya bersifat sementara yang berarti seorang ayah bertanggung jawab membesarkan dan mempersiapkan putrinya hingga dia siap menikah, bukan untuk menahannya terus di bawah pengawasan seumur hidup.

Mengapa Penting Memahami Konteks Budaya dalam Menafsirkan Usia Pernikahan Menurut Alkitab?

Kedewasaan dalam Alkitab sangat terkait dengan budaya, maka batas usia layak menikah pun berbeda-beda sepanjang sejarah. Di masa lalu, orang dewasa lebih cepat karena dituntut secara sosial dan ekonomi untuk mandiri pada usia muda.

Sementara itu, masyarakat modern memiliki standar yang berbeda terhadap kedewasaan, sehingga penting untuk menafsirkan teks Kitab Suci dengan mempertimbangkan konteks budaya dan prinsip moral yang berlaku.

Baca Juga: 7 Hal yang Harus Diputuskan Sebelum Menikah Ala Maria Shandi dan Adythia Pratama

Apa yang Harus Menjadi Pertimbangan Umat Kristen Masa Kini Dalam Menanggapi Isu Pernikahan Dini?

Pernikahan adalah lembaga kudus yang menuntut kedewasaan fisik, emosional, dan spiritual. Meskipun Alkitab tidak mencantumkan usia pasti, prinsip moralnya jelas yaitu pernikahan harus dilakukan oleh mereka yang sudah cukup matang untuk menjalani kehidupan berkeluarga. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan gereja untuk bijak membimbing generasi muda dalam mengambil keputusan besar seperti pernikahan.

 

Sumber : Berbagai Sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami