Hidup Ibu Emy bagai dihantam badai demi badai. Mulai dari kanker payudara ganas yang mengancam nyawanya, pengkhianatan oleh kakak kandung sendiri, hingga anaknya yang nyaris meninggal di masa pandemi. Namun, di tengah semua itu, satu hal yang tak pernah goyah yaitu imannya kepada Tuhan.
Awalnya, Ibu Emy bukanlah seorang Kristen. Ia pertama kali bertemu Tuhan dalam mimpi saat remaja, dan sejak itu, hidupnya berubah. Tapi jalan iman tak selalu mulus. Ia divonis kanker payudara, padahal dokter awalnya menyebut tumor itu jinak. Dengan keyakinan penuh, ia menjalani operasi—dan ajaibnya, ia sama sekali tidak merasakan sakit, bahkan pulih lebih cepat dari perkiraan dokter.
"Bukan saya hebat, Tuhan saya yang hebat!" katanya.
Namun, ujian belum berakhir. Kakaknya justru mengkhianatinya dalam urusan rumah, hingga ia harus berurusan dengan hukum. Di tengah kepahitan, ia memilih mengampuni.
"Aku tidak membenci kakakku, aku hanya kecewa. Dia belum mengenal Tuhan," ujarnya dengan air mata.
Di puncak pergumulan, anaknya terkena COVID-19 dalam kondisi kritis. Tapi sekali lagi, Tuhan menyembuhkan.
"Aku hanya punya modal lutut untuk berdoa. Tapi itu cukup," katanya.
Pesan terkuat dari Ibu Emy, "Datanglah pada Tuhan di pagi hari, berserahlah. Kalau bukan karena-Nya, aku mungkin sudah gila."
Tonton kisah lengkapnya di video di Bawah ini dan temukan bagaimana Tuhan bekerja dalam hidup Ibu Emy!
Sumber : Solusi TV