Menggemari seorang selebritas, influencer, tokoh fiksi, atau karakter dari game adalah hal yang umum, terutama di era digital seperti sekarang.
Namun, ketika kekaguman tersebut berkembang menjadi perasaan seolah-olah memiliki hubungan pribadi dengan idola, meski tidak pernah ada interaksi nyata, itulah yang disebut dengan parasocial relationship atau hubungan parasosial.
Apa Itu Parasocial Relationship?
Parasocial relationship atau hubungan parasosial adalah hubungan satu arah yang terbentuk antara individu (biasanya penggemar atau penonton) dengan figur publik atau persona media, seperti selebritas, karakter fiksi, atau tokoh terkenal lainnya.
Dalam hubungan ini, penggemar merasa memiliki ikatan emosional yang kuat, bahkan merasa mengenal atau dekat secara personal dengan idolanya, padahal tidak pernah ada komunikasi dua arah.
Intensitas dari hubungan parasosial ini bisa berbeda-beda. Mulai dari sekadar menikmati karya sang idola, hingga membayangkan memiliki hubungan romantis atau persahabatan yang nyata.
BACA JUGA: Hati-hati, Ini 5 Fitur Sosial Media yang Bikin Lupa Waktu!
Bentuk dan Ciri-Ciri Hubungan Parasosial
Beberapa bentuk atau ciri hubungan parasosial yang umum terjadi antara lain:
Tingkatan Parasocial Relationship
Menurut Celebrity Attitude Scale (CAS) yang dikembangkan oleh McCutcheon, hubungan parasosial terdiri dari tiga tingkatan:
BACA JUGA: Generasi Muda Mau Ikut-ikutan Tren atau Jadi Pembawa Pengaruh Positif?
Dampak Positif dan Negatif
Meskipun hubungan parasosial sering dianggap tidak sehat, nyatanya tidak selalu demikian.
Dalam kadar yang wajar, hubungan ini bisa membawa sejumlah dampak positif, seperti:
Namun, jika tidak dikendalikan, hubungan parasosial dapat berkembang menjadi obsesi dan berdampak negatif, seperti:
Mengelola Parasocial Relationship dengan Sehat
Harus dipahami bahwa meskipun hubungan parasosial terasa nyata, ini tetap merupakan hubungan satu arah yang dibentuk oleh imajinasi dan konsumsi media.
Menyukai seseorang, bahkan sangat mengaguminya, adalah hal yang wajar. Namun, jika sudah mengganggu aktivitas sehari-hari atau hubungan nyata, memberikan batas itu sangat diperlukan.
Penting untuk tetap menyadari batas antara kekaguman dan ilusi kedekatan agar tidak terjebak dalam dunia imajinasi.
Seperti yang tertulis pada Yeremia 17:5, "Beginilah firman TUHAN: Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!"
Ayat ini mengingatkan kita agar tidak terlalu bergantung atau menaruh harapan berlebihan pada manusia, karena hanya Tuhan tempat bergantung yang sejati.
Sumber : Berbagai sumber