JAWABAN.COM — Clayborn Temple, sebuah gereja bersejarah kulit hitam yang terletak di pusat kota Memphis, mengalami kebakaran hebat pada Senin (28/04/2025) dini hari waktu setempat.
Kebakaran ini menyebabkan kerusakan serius pada bagian dalam bangunan yang selama ini dikenal sebagai simbol perjuangan hak-hak sipil di Amerika Serikat.
Kepala Pemadam Kebakaran Memphis, Gina Sweat, mengonfirmasi bahwa bagian interior dari gereja bersejarah ini “rusak total,” meskipun ia masih berharap sebagian fasad bangunan dapat tetap berdiri.
Kebakaran dilaporkan pertama kali pada pukul 01:39 waktu setempat melalui sistem alarm komersial.
Penyebab kebakaran gereja ini masih dalam penyelidikan. Tim pemadam kebakaran bersama pihak kepolisian lokal dan Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak (ATF) AS masih bekerja di lokasi untuk menemukan sumber api.
Reaksi Walikota dan Komitmen Pemulihan
Walikota Memphis, Paul Young, menyampaikan pernyataan emosional atas kehilangan salah satu situs paling bersejarah di kotanya.
Ia menyebut Clayborn Temple sebagai “tanah suci” dan “jantung dari gerakan hak-hak sipil.”
Gambar: Patung peringatan mogok kerja 1968 dan kedatangan Martin Luther King Jr. diresmikan dekat Clayborn Temple, Memphis, 5 April 2018
“Pagi ini kami terbangun dengan berita yang memilukan: kebakaran hebat telah menghancurkan salah satu harta karun terbesar kota kami, Clayborn Temple,” tulisnya dalam sebuah pernyataan yang diunggah di media sosial.
“Ini bukan hanya gereja bersejarah, tetapi juga simbol perjuangan, harapan, dan kemenangan,” tambahnya lagi.
Sejarah Singkat Clayborn Temple, Gereja Bersejarah di Memphis
Didirikan pada tahun 1892 sebagai Gereja Presbiterian Kedua untuk jemaat kulit putih, gedung ini beralih tangan pada 1949 kepada jemaat Afrika Metodis Episkopal dan sejak itu dikenal sebagai Clayborn Temple.
Lokasinya yang berada tak jauh dari Beale Street membuatnya menjadi salah satu ikon penting komunitas Afrika-Amerika di Memphis.
Simbol Perjuangan Hak Sipil Amerika
Peran Clayborn Temple sangat penting dalam sejarah keadilan rasial di Amerika Serikat.
Pada Februari 1968, gereja ini menjadi pusat aksi mogok kerja sekitar 1.300 pekerja sanitasi kulit hitam yang menuntut perlakuan manusiawi dan upah layak.
Martin Luther King Jr. datang ke Memphis untuk mendukung aksi ini.
Clayborn Temple menjadi tempat pertemuan malam hari, pusat pencetakan poster “I AM A MAN,” dan titik awal pawai ke Balai Kota.
Gambar: Warga membawa replika plakat mogok kerja 1968 saat peringatan 50 tahun wafatnya Martin Luther King Jr. di Memphis, 4 April 2018
Sayangnya, pawai 28 Maret 1968 berakhir ricuh, dan para demonstran berlindung di dalam gereja saat polisi menembakkan gas air mata.
King berencana kembali memimpin aksi damai kedua, namun ia dibunuh pada 4 April di Lorraine Motel.
Upaya Restorasi dan Harapan ke Depan
Setelah kejayaan era 1960-an, gereja bersejarah ini sempat terbengkalai. Namun pada 2017, proyek restorasi dimulai dengan dukungan dana dari National Park Service.
Pada 1979, Clayborn Temple resmi masuk dalam Daftar Nasional Tempat Bersejarah AS.
Anasa Troutman, direktur eksekutif Historic Clayborn Temple, menyatakan:
“Kepada semua yang mencintai dan mendukung Clayborn Temple, kami tetap berkomitmen untuk memulihkannya. Doa dan dukungan Anda sangat berarti,” tulisnya, seraya mendorong masyarakat untuk berdonasi.
Walikota Young juga menegaskan kembali bahwa pemerintah kota akan membantu memastikan gereja bersejarah ini dibangun kembali dan tetap berdiri sebagai simbol harapan dan perjuangan.
Sumber : Berbagai Sumber