Bagaimana Suasana di Sekitar Makam Paus Fransiskus di Gereja Santa Maria Maggiore?
Sumber: Probatam

News / 28 April 2025

Kalangan Sendiri

Bagaimana Suasana di Sekitar Makam Paus Fransiskus di Gereja Santa Maria Maggiore?

Shantika Yoshe Official Writer
803

Roma menjadi saksi peristiwa bersejarah ketika jenazah Paus Fransiskus dimakamkan di Gereja Santa Maria Maggiore, salah satu dari empat basilika utama di kota tersebut.

Pada Minggu, 27 April 2025, Vatikan merilis foto-foto eksklusif yang menunjukkan suasana makam. Terlihat sebuah bunga mawar putih tunggal diletakkan di atas batu nisan bertuliskan nama yang digunakan Paus selama masa kepemimpinannya, dengan sebuah salib yang diterangi lampu sorot sederhana.

Nuansa haru terasa kuat di sekitar area itu, mengingatkan banyak umat tentang kedekatan Paus Fransiskus dengan gereja tersebut semasa hidupnya.

 

Mengapa Paus Fransiskus Memilih Santa Maria Maggiore sebagai Tempat Peristirahatan Terakhirnya?

Santa Maria Maggiore merupakan gereja pertama yang dipersembahkan untuk Bunda Maria sejak abad ke-4 dan memiliki tempat khusus di hati Paus Fransiskus. Basilika ini rutin dikunjunginya sejak ia masih menjabat sebagai kardinal hingga masa kepausannya.

Paus Fransiskus dikenal memiliki rasa cinta dan penghormatan yang mendalam kepada Bunda Maria. Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Italia, ia mengungkapkan bahwa inspirasi dari penghormatannya kepada Bunda Maria itulah yang membuatnya memilih untuk dimakamkan di sana, bukan di Vatikan tempat paus-paus sebelumnya dimakamkan. 

 

Baca Juga: 4 Nama Calon Paus yang Menggantikan Paus Fransiskus

 

Bagaimana Suasana di Sekitar Gereja Santa Maria Maggiore pada Hari Pemakaman?

Sejak pagi hari, antrian panjang para pelayat tampak meluas di luar gereja. Kerumunan orang dari berbagai penjuru wilayah maupun negara berkumpul untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Paus yang berusia 88 tahun tersebut.

Tidak hanya masyarakat umum, tetapi juga kepala negara, kepala pemerintahan, dan raja-raja dunia turut hadir. Kota Roma dipenuhi dengan suara himne yang berkumandang melalui pengeras suara raksasa, sesekali terganggu oleh gemuruh helikopter yang berpatroli di atas langit kota.

 

Apa yang Menjadi Pesan Utama dalam Homili saat Pemakaman Paus Fransiskus?

Kardinal Giovanni Battista Re, yang berusia 91 tahun, memimpin khotbah di tengah upacara yang penuh penghormatan. Ia menegaskan kembali pesan abadi Paus Fransiskus kepada dunia: “Membangun jembatan, bukan tembok”.

Sebuah seruan kuat tentang persatuan, perdamaian, dan kasih yang selama ini menjadi identitas kuat dari masa kepemimpinan Paus Fransiskus. Pesan ini terasa semakin relevan di tengah dunia yang kerap terpecah oleh berbagai konflik dan perbedaan. 

 

Baca Juga: Paus Fransiskus Meninggal Dunia, Kapan Pemilihan Paus Baru atau Konklaf Dilaksanakan?

 

Bagaimana Prosesi Penghormatan Terakhir Berlangsung di Kota Roma?

Setelah upacara di gereja selesai, peti jenazah Paus Fransiskus diarak dalam prosesi melewati jantung kota Roma. Kerumunan orang yang diperkirakan mencapai 140.000 jiwa, berbaris di sepanjang jalan dengan memberikan penghormatan dengan tepuk tangan dan lambaian tangan penuh rasa hormat.

Mobil jenazah, yang sebelumnya adalah kendaraan kepausan, membawa jenazah menyeberangi Sungai Tiber, melewati Colosseum, Forum Romawi, dan Altare della Patria di Piazza Venezia. Suasana penuh haru dan kekaguman melingkupi prosesi ini, menandai sebuah penghormatan besar bagi sosok pemimpin rohani dunia. 

 

Dengan berakhirnya masa berkabung, perhatian dunia Katolik kini beralih ke tahap berikutnya yaitu pemilihan Paus baru. Meskipun tanggal resmi belum diumumkan, konklaf diperkirakan akan dimulai paling cepat pada 5 atau 6 Mei mendatang.

Sebanyak 135 kardinal dari berbagai negara dipastikan akan hadir, menjadikan konklaf kali ini sebagai yang terbesar dalam sejarah modern Gereja Katolik. Dunia pun menantikan, siapakah yang akan melanjutkan warisan dan semangat dari Paus Fransiskus?

 

Halaman :
1

Ikuti Kami