Di tengah dunia modern yang serba instan, banyak orang mudah menyerah pada iman ketika menghadapi tekanan atau tantangan hidup.
Namun, Alkitab mencatat kisah-kisah luar biasa dari tokoh-tokoh yang justru mempertaruhkan kedudukan, status sosial, bahkan nyawa mereka sendiri demi keyakinan percaya kepada Yesus Kristus.
Siapa saja mereka?
1. Kornelius – Perwira Romawi yang Merindukan Kebenaran
Kornelius bukanlah orang Yahudi, melainkan seorang perwira pasukan Italia dalam angkatan bersenjata Romawi. Dalam Kisah Para Rasul 10:3–6, ia menerima penglihatan dari malaikat Tuhan yang memintanya mencari Rasul Petrus.
Sementara itu, Petrus juga menerima wahyu bahwa keselamatan tidak hanya untuk bangsa Yahudi, tetapi juga bagi bangsa-bangsa lain.
Ketika Petrus berkhotbah di rumah Kornelius, Roh Kudus turun atas Kornelius dan seluruh keluarganya, dan mereka pun dibaptis. (Kisah Para Rasul 10:44–48)
BACA JUGA: Sejarah Kristen di Jawa Barat: Jejak Misi di Tanah Pasundan
Sebagai seorang Romawi, Kornelius hidup dalam budaya politeistik yang mewajibkan penyembahan kepada Kaisar, yang dianggap sebagai dewa.
Maka, mengakui Yesus sebagai Tuhan adalah tindakan yang dapat dianggap pengkhianatan terhadap kekaisaran.
Ia juga berisiko kehilangan tempat di tengah komunitas militernya. Namun, Kornelius memilih untuk taat kepada suara Tuhan, meski harus membayar harga yang besar.
2. Pejabat Ethiopia – Seorang Bendahara yang Haus akan Firman
Pejabat tinggi dari Etiopia ini menjabat sebagai bendahara Ratu Kandake. Dalam Kisah Para Rasul 8:26–39, ia sedang membaca kitab Yesaya dalam perjalanannya, namun tidak memahaminya.
Tuhan lalu mengutus Filipus untuk menjelaskan bahwa nubuat itu menunjuk kepada Yesus Kristus.
Setelah memahami isi Injil, pejabat ini langsung meminta untuk dibaptis di tempat itu juga. Ia tidak hanya percaya, tetapi juga membawa iman barunya kembali ke bangsanya.
Sebagai pejabat penting di istana, keputusannya untuk mengikuti Kristus tentu memiliki risiko sosial dan politik.
Apalagi saat itu iman Kristen belum diterima secara luas di wilayahnya. Namun, ia tetap melangkah dalam ketaatannya mengikut Yesus.
3. Nikodemus – Pemimpin Agama yang Berani Mengakui Kebenaran
Nikodemus dikenal sebagai seorang Farisi dan anggota Sanhedrin, lembaga tertinggi keagamaan Yahudi.
Dalam Yohanes 3, ia datang kepada Yesus pada malam hari untuk bertanya tentang jalan menuju keselamatan.
BACA JUGA: Sejarah Kristen di Papua: Jejak Misi dan Peran Misionaris yang Mengubah Hidup Ribuan Orang
Yesus menjelaskan kepadanya bahwa seseorang harus dilahirkan kembali melalui Roh untuk dapat melihat Kerajaan Allah.
Awalnya, Nikodemus datang secara diam-diam karena takut akan pandangan rekan-rekannya. Namun dalam Yohanes 7, ia mulai membela Yesus secara terbuka.
Bahkan setelah Yesus wafat, Nikodemus dengan berani membantu penguburan-Nya (Yohanes 19), sebuah tindakan yang menunjukkan bahwa imannya telah tumbuh dan mengalahkan rasa takut.
4. Gamaliel – Rabi Terhormat yang Bijak Melihat Tangan Tuhan
Gamaliel adalah seorang Rabi Farisi yang sangat dihormati dan juga anggota Sanhedrin. Ia dikenal sebagai guru dari Rasul Paulus.
Ketika para pemimpin Yahudi ingin menghukum para rasul, Gamaliel memberikan nasihat yang penuh hikmat (Kisah Para Rasul 5:34–39):
“Karena itu aku berkata kepadamu: Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah."
Meski Gamaliel tidak secara terang-terangan menjadi pengikut Yesus, ia menunjukkan sikap hati yang terbuka dan bijaksana, bahkan tindakannya bisa menimbulkan risiko di hadapan Sanhedrin.
Keempat tokoh ini mengajarkan kita bahwa mengikuti Kristus tidak selalu datang dengan kenyamanan. Terkadang, iman justru diuji di tengah tekanan, pengorbanan, dan ancaman sosial.
Namun seperti Kornelius, pejabat Etiopia, Nikodemus, dan Gamaliel, mereka memilih untuk mengutamakan kebenaran di atas segalanya.
Mereka adalah bagian dari sejarah iman Kristen yang membentuk jejak keselamatan hingga ke bangsa-bangsa lain, termasuk ke daerah-daerah seperti Nias di Indonesia.
BACA JUGA: Sejarah Kekristenan di Nias: Dari Penyembahan Berhala Jadi Penduduk Kristen Terbanyak
Kisah mereka menjadi cerminan bagaimana sejarah Kristen di Nias dan di seluruh dunia ditopang oleh keberanian para pribadi yang percaya dan taat kepada Tuhan meskipun harus membayar harga yang mahal.
Sumber : Jawaban Channel