Pernahkah Anda merasa begitu termotivasi oleh pujian orang lain hingga tanpa sadar hal tersebut menjadi tujuan utama Anda? Misalnya, saat Anda bernyanyi atau bermain musik di gereja, dan tepuk tangan penonton membuat Anda merasa "berhasil". Tapi, pernahkah Anda bertanya: Apakah ini yang Tuhan inginkan? Ataukah saya justru terjebak dalam mencari validasi manusia?
Dunia menawarkan banyak hal yang bisa mengalihkan fokus kita dari Tuhan, popularitas, uang, pujian, dan pengakuan dari orang lain. Namun, sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk hidup dengan standar yang berbeda. Kita dipanggil untuk memberikan yang terbaik dalam segala hal, bukan untuk memuaskan keinginan manusia, melainkan untuk memuliakan Tuhan. Mari kita telusuri bagaimana kita bisa tetap setia dalam panggilan ini, meskipun dunia terus menggoda kita dengan gemerlapnya.
1. Memberikan yang Terbaik untuk Tuhan
Dalam pelayanan, baik itu melalui musik, kotbah, atau bentuk pelayanan lainnya, kita dipanggil untuk memberikan yang terbaik. Tuhan tidak meminta kesempurnaan, tetapi Dia menginginkan ketulusan dan kesungguhan hati. Ketika kita melayani dengan setengah hati atau hanya untuk mendapatkan pujian, kita kehilangan esensi pelayanan yang sebenarnya.
Tuhan melihat motivasi di balik setiap tindakan kita. Apakah kita bernyanyi untuk memuliakan-Nya, atau sekadar mencari tepuk tangan? Apakah kita melayani untuk membangun kerajaan-Nya, atau untuk membangun nama kita sendiri? Mari kita selalu mengarahkan segala pujian dan kemuliaan hanya kepada Tuhan.
2. Standar Dunia yang Berubah VS Standar Tuhan yang Kekal
Di era media sosial seperti sekarang, standar dunia terus berubah. TikTok, Instagram, dan platform lainnya menciptakan standar baru tentang kesuksesan, popularitas, dan penampilan. Namun, standar dunia ini seringkali bertentangan dengan firman Tuhan.
Sebagai orang Kristen, kita harus berhati-hati agar tidak terbawa arus dunia. Firman Tuhan mengingatkan kita bahwa standar-Nya tidak pernah berubah: kasih, kekudusan, dan kesetiaan. Ketika kita berpegang pada standar ini, kita tidak akan mudah goyah oleh tuntutan dunia yang fana.
3. Identitas dalam Kristus
Identitas kita sebagai orang Kristen seharusnya tidak didasarkan pada hal-hal duniawi seperti kekayaan, popularitas, atau penampilan. Identitas kita sejati adalah dalam Kristus. Kita adalah anak-anak Tuhan, diciptakan untuk tujuan yang mulia.
Ketika kita memahami identitas ini, kita tidak akan lagi mencari validasi dari manusia. Kita tidak perlu merasa kurang hanya karena tidak diakui oleh dunia. Sebaliknya, kita akan hidup dengan keyakinan bahwa kita berharga di mata Tuhan, dan itulah yang paling penting.
BACA JUGA: "Om Yesus" yang Dikenal Eka Deli Sejak Kecil Membuatnya Peroleh Karunia Ini
4. Pelayanan sebagai Anugerah
Pelayanan bukanlah beban yang harus kita tanggung, melainkan anugerah yang Tuhan berikan. Kita melayani bukan untuk mendapatkan berkat, tetapi sebagai respon atas kasih dan anugerah yang telah Tuhan berikan kepada kita.
Melalui pelayanan, kita juga bertumbuh dalam keserupaan dengan Kristus. Setiap tantangan dan pergumulan dalam pelayanan adalah kesempatan untuk belajar lebih bergantung pada Tuhan. Jadi, mari kita melayani dengan sukacita, karena itu adalah hak istimewa yang Tuhan berikan kepada kita.
5. Kekudusan dan Pergumulan
Hidup kudus bukanlah hal yang mustahil, meskipun dunia menawarkan banyak godaan. Dengan kekuatan Roh Kudus dan firman Tuhan, kita dapat mengatasi setiap godaan dan hidup dalam kekudusan.
Penting untuk selalu menyerahkan pikiran dan perasaan kita kepada Roh Kudus. Bacalah firman Tuhan setiap hari, dan mintalah kekuatan-Nya untuk menghadapi setiap tantangan. Ingatlah, kekudusan bukan tentang kesempurnaan, tetapi tentang ketekunan dalam mengikuti Tuhan.
6. Mencari Pasangan Hidup yang Sepadan
Dalam mencari pasangan hidup, penting untuk mencari seseorang yang sepadan, terutama dalam hal iman. Pasangan yang sepadan akan saling mendukung dan menguatkan dalam perjalanan iman.
Selain itu, persiapkan diri secara rohani sebelum memasuki hubungan yang serius. Jangan terburu-buru, tetapi berdoalah dan mintalah tuntunan Tuhan. Pasangan yang tepat akan membawa Anda semakin dekat kepada Tuhan, bukan menjauhkan Anda dari-Nya.
7. Doa dan Dukungan Komunitas: Kita Tidak Sendirian
Dalam menghadapi pergumulan hidup, kita tidak sendirian. Kita memiliki komunitas dan saudara seiman yang dapat mendukung kita dalam doa dan persekutuan.
BACA JUGA: Dari Boyband ke Mimbar, Inilah Perjalanan Hidup Pdt. Marcel Saerang
Penting untuk memiliki komunitas yang sehat, di mana kita bisa saling menguatkan dan bertumbuh dalam iman. Jangan ragu untuk meminta dukungan ketika Anda merasa lemah, karena melalui komunitas, Tuhan seringkali bekerja untuk menguatkan kita.
Tetap Setia dalam Panggilan Tuhan
Dunia mungkin menawarkan banyak hal yang menggiurkan, tetapi panggilan Tuhan mengajak kita untuk hidup dengan standar yang lebih tinggi. Mari kita tetap setia dalam memberikan yang terbaik untuk Tuhan, berpegang pada firman-Nya, dan hidup dalam identitas kita sebagai anak-anak-Nya.
Ketika tepuk tangan manusia tidak lagi menjadi tujuan utama, kita akan menemukan sukacita sejati dalam memuliakan Tuhan. Ingatlah, hidup kita adalah untuk kemuliaan-Nya, bukan untuk diri kita sendiri. Mari kita terus berjalan dalam panggilan ini, dengan penuh keyakinan bahwa Tuhan selalu menyertai kita.
"Lakukanlah segalanya untuk kemuliaan Tuhan." (1 Korintus 10:31)
Tonton videonya di bawah ini:
Sumber : Solusi TV