Belakangan ini, muncul isu mengenai upaya Amerika Serikat untuk mengganti istilah Tepi Barat dengan Yudea dan Samaria dalam dokumen resmi pemerintah federal.
Langkah ini menimbulkan perdebatan politik dan sejarah. Namun, bagi umat Kristen, ini menjadi kesempatan untuk memahami lebih dalam tentang Fakta Alkitab terkait Yudea, sebuah wilayah yang memainkan peran penting dalam sejarah Israel dan Kekristenan.
Bagaimana sejarah Yudea dalam Alkitab? Simak penjelasannya berikut ini.
Yudea dalam Sejarah Alkitab
Dalam Alkitab, Yudea (Yehuda) awalnya merujuk pada wilayah yang dihuni oleh suku Yehuda, salah satu dari 12 suku Israel.
Setelah kematian Raja Salomo, kerajaan Israel terpecah menjadi dua bagian, yaitu Kerajaan Israel di Utara dan Kerajaan Yehuda di Selatan, dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.
Kerajaan Yehuda bertahan hingga tahun 586 SM, ketika Babel menaklukkan Yerusalem dan membawa orang Yahudi ke pembuangan. (2 Raja-raja 25:8-11)
Setelah masa pembuangan, banyak orang Yahudi kembali ke Yudea dan membangun kembali Bait Suci di bawah pimpinan Zerubabel. (Ezra 1:1-3; Ezra 5:2)
Pada zaman Perjanjian Baru, Yudea menjadi provinsi Romawi, diperintah oleh raja seperti Herodes Agung dan gubernur seperti Pontius Pilatus. (Matius 2:1; Lukas 3:1)
Peran Yudea dalam Pelayanan Yesus
Yudea memiliki peran penting dalam pelayanan Yesus. Sejak awal, Yesus sering berada di Yudea, terutama di Yerusalem, yang menjadi pusat keagamaan orang Yahudi.
Beberapa peristiwa besar yang terjadi di Yudea:
- Pencobaan Yesus di padang gurun Yudea selama 40 hari setelah baptisan-Nya. (Matius 4:1-13)
- Yesus membersihkan Bait Suci dari para pedagang yang menyalahgunakannya. (Yohanes 2:13-16)
- Mukjizat di Yudea, seperti penyembuhan orang buta di dekat Yerikho (Lukas 18:35-43) dan kebangkitan Lazarus di Betania (Yohanes 11:1-44).
- Penyaliban Yesus di Yerusalem, yang menggenapi nubuatan tentang Mesias. (Matius 27:33-50)
Peristiwa-peristiwa ini menjadikan Yudea sebagai saksi utama karya penebusan Kristus bagi dunia.
Yudea dan Gereja Mula-Mula
Setelah kebangkitan Yesus, Yudea menjadi pusat perkembangan gereja mula-mula. Di Yerusalem, para murid berkumpul dan menerima Roh Kudus pada hari Pentakosta, yang menandai awal pemberitaan Injil. (Kisah Para Rasul 2:1-4, 41)
Namun, penganiayaan segera terjadi, terutama setelah kematian Stefanus, yang menyebabkan banyak orang percaya menyebar ke luar Yudea, sehingga Injil semakin tersebar. (Kisah Para Rasul 8:1-4)
Perubahan Geopolitik dari Yudea ke Tepi Barat
Pada tahun 70 M, pasukan Romawi di bawah Jenderal Titus menghancurkan Bait Suci di Yerusalem akibat pemberontakan Yahudi. Hal ini menyebabkan diaspora Yahudi, di mana banyak orang Yahudi tersebar ke berbagai wilayah di luar Yudea.
Sejak saat itu, wilayah Yudea mengalami berbagai perubahan kekuasaan:
Saat ini, wilayah yang dahulu disebut Yudea lebih dikenal sebagai Tepi Barat—salah satu wilayah paling diperebutkan di dunia.
Namun, banyak orang Yahudi masih menyebutnya sebagai Yudea dan Samaria, mengacu pada akar historis dan religius mereka di tanah tersebut.
Perdebatan mengenai istilah Tepi Barat dan Yudea-Samaria memiliki dampak politik yang besar.
Yudea bukan sekadar wilayah geografis, melainkan tempat di mana banyak peristiwa penting dalam rencana keselamatan Tuhan terjadi.
Sejarahnya mengingatkan kita bahwa Tuhan bekerja melalui peristiwa-peristiwa dunia untuk menggenapi rencana-Nya.
Saksikan Fakta Alkitab: Sejarah Yudea dan Tepi Barat dalam Rencana Allah:
Sumber : YouTube Jawaban Channel