Di momen inilah secara perlahan tutor di sanggar belajar mulai melakukan pendekatan dengan Yera. "Kami selalu berusaha untuk melibatkan dia. Saat diajak ke Sekolah Minggu dia masih males-malesan, kita jemput dan kita ajak dia untuk bantu beres beres.."
Tidak disangka, trik yang digunakan dalam melakukan pendekatan dengan Yera membuahkan hasil. Ia mulai membuka dirinya dan selalu berinisiatif untuk datang sendiri ke sekolah minggu. Di beberapa momen setelah kegiatan sanggar belajar berakhir, tutor Debora mengajaknya untuk bercerita dan membiarkan Yera mengungkapkan perasaannya.
Saat itu, tutor mengetahui masih ada trauma dan luka yang ada di dalam diri Yera yang membuat Yera sesekali membrontak di luar rumah. Yera merasa masalah yang ia hadapi seperti tidak ada habisnya.
Maka dari itu, tutor School of Life terus mendampingi Yera dan membimbingnya menjadi pribadi yang lebih baik.
Baca Juga : Pelajaran "Cinta Damai" yang Mengubah Arjun Dari Anak Kasar Menjadi Murah Hati
Sebuah perubahan pun terjadi disaat tutor mengajarkan materi kurikulum School of Life pada Agustus 2024 mengenai "Kesadaran Diri Tentang Perasaanku". Saat itu Yera ditanya soal perasaannya, ia mau bercerita “Saya sering menangis. Tapi sekarang, saya bisa bercerita dan merasa lebih lega.”
Saat itu guru juga menayangkan animasi alkitab Superbook kisah Ayub yang sangat menyentuh hati Yera. Kisah ini mengajarkannya tentang kesabaran dalam menghadapi cobaan. "Ayub bisa mengatasi ujian hidupnya tanpa menyalahkan keadaan," katanya.
Perubahan kecil demi kecil mulai terlihat. Yera menjadi lebih rajin bersekolah, mengikuti kegiatan School of Life, dan semakin rajin untuk datang ke sekolah minggu.
Tiga bulan setelahnya, tutor School of Life mananyakan pada anak-anak mengenai Baptis. Yera yang mendengar hal itu pun mengajukan dirinya untuk mau menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat lewa Baptisan. Tidak hanya itu, Yera menyampaikan kabar sukacita ini kepada ibunya di rumah.
Ibu Yera yang saat itu tercatat agama yang berbeda dengan Yera pun senang dan ingin juga dibaptis. Akhirnya pada 17 November 2024, Yera dan ibunya dibaptis di GSJA Elroy Semarang. “Saya sudah bisa memaafkan ayah saya dan sudah ngobrol dengan ayah, saya juga bilang ke ayah untuk jangan mengulangi hal yang sama dengan istri barunya," ungkap Yera.
Ibu Yera, Novica, merasa sangat bersyukur atas perubahan yang terjadi pada anaknya. “Saya sering sedih dan bingung melihat kondisi Yera yang jadi pendiam dan lebih sensitif. Namun saat ini saya lebih bersyukur melihat perubahannya."
Perjalanan Yera mengajarkan kita bahwa setiap anak yang terlihat bermasalah selalu memiliki luka di dalam hatinya. Bantu mereka agar bisa memahami dan mengekspresikan apa yang mereka rasakan. Karena selalu ada harapan untuk bisa memulihkan mereka. Dengan dukungan dan kasih Tuhan, setiap hati yang terluka bisa sembuh. Mari bersama-sama menjadi bagian dari perubahan positif ini. Klik di bawah ini untuk berdonasi sekarang dan bantu wujudkan harapan mereka!
Sumber : Jawaban.com