Anak Tantrum atau Sulit Diatur, Apa Alasan Dibaliknya?
Sumber: Jawaban.com

Parenting / 10 January 2025

Kalangan Sendiri

Anak Tantrum atau Sulit Diatur, Apa Alasan Dibaliknya?

Puji Astuti Official Writer
5487

“Anak ini memang nakal sekali, sulit sekali diatur,” ujar seorang ibu dengan nada frustrasi ketika melihat anaknya terus-menerus mencari perhatian dengan berteriak atau membuat kekacauan.  

Sementara itu, seorang ayah dengan wajah letih berkomentar tentang anaknya, “Dia tidak pernah mau mendengarkan nasihatku, mungkin memang karakternya keras.”  

Tanpa disadari, label seperti ini sering diberikan kepada anak yang sebenarnya sedang berjuang dengan tangki emosinya yang kosong. 

Ketika seorang anak menunjukkan perilaku sulit, seperti sering marah atau tantrum, tidak mendengarkan, atau terlalu bergantung pada orang tua, itu bukan sekadar masalah “nakal” atau “sulit diatur”. Di balik perilaku tersebut, ada pesan tersembunyi: “Aku membutuhkan perhatianmu.” 

Apa Itu Tangki Emosi Anak? 

Tangki emosi adalah metafora untuk menggambarkan kebutuhan emosional anak yang harus dipenuhi melalui kasih sayang, perhatian, dan penghargaan. Ketika tangki emosi anak kosong, ia tidak mampu mengelola perasaannya dengan baik. Hal ini terlihat melalui perilaku sehari-hari yang sering kali dianggap "bermasalah". 

Apa ciri-ciri anak yang tangki emosinya kosong?  

1. Perilaku Negatif sebagai Sinyal 

Anak yang sering marah atau menunjukkan agresivitas bukan hanya "tidak tahu aturan". Sebaliknya, ini adalah jeritan halus yang mengatakan, "Aku butuh perhatianmu." Misalnya, anak yang terus-menerus mencari perhatian, bahkan dengan cara ekstrem, mungkin merasa tidak cukup diperhatikan. 

Ketika anak bertindak demikian, orang tua sering kali terpancing untuk menghukumnya. Namun, Alkitab mengingatkan kita dalam Efesus 6:4, "Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.." Hukuman yang hanya berfokus pada perilaku tanpa memahami akar emosinya bisa memperburuk situasi. 

BACA HALAMAN SELANJUTNYA >>>

2. Perasaan Tidak Aman yang Menghantui 

Anak yang merasa tidak dicintai atau takut berpisah menunjukkan kebutuhan dasar manusiawi: rasa aman. Jika anak Anda takut ditinggalkan, bahkan dalam waktu singkat, itu menandakan ia meragukan hubungan emosionalnya dengan Anda. 

Sebagai orang tua, kita dipanggil untuk menanamkan rasa aman yang kokoh. Mazmur 127:3 berkata, " Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah." Pusaka ini perlu dirawat dengan cinta kasih yang konsisten. 

3. Kesulitan Mengelola Emosi 

Anak yang mudah frustrasi atau sensitif berlebihan membutuhkan teladan pengendalian emosi. Reaksi yang keras terhadap kritik menunjukkan betapa pentingnya validasi dalam setiap interaksi kita dengan anak. 

Melalui kelembutan, kita dapat mengajari anak bahwa kegagalan bukan akhir dari segalanya.  

4. Menarik Diri: Tanda yang Tak Boleh Diabaikan 

Anak yang kurang percaya diri atau mengisolasi diri dari lingkungan sosial mungkin merasa bahwa ia tidak cukup baik. Hal ini bisa menjadi akibat dari kritik yang terlalu keras atau kurangnya pujian atas usahanya. 

Sebagai orang tua, mengisi tangki emosinya berarti memberi dukungan tanpa syarat. Sebuah pelukan, kata-kata afirmasi, atau waktu khusus bersama bisa menjadi solusi sederhana namun kuat. 

5. Dampak pada Kehidupan Akademis dan Pola Hidup 

Ketika tangki emosi anak kosong, hal ini sering kali terlihat pada penurunan konsentrasi, pola tidur yang terganggu, atau hilangnya nafsu makan. Bahkan, mereka mungkin melarikan diri ke dunia digital sebagai bentuk pelarian. 

Untuk mengatasi hal ini, kuncinya adalah membangun kembali hubungan emosional yang sehat. Ajarkan anak untuk berbicara tentang perasaannya, seperti dalam Kolose 3:21, “Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.”  

Sebagai orang tua, kita dipanggil untuk mencerminkan kasih Tuhan kepada anak-anak kita. Kasih yang tidak bersyarat, sabar, dan penuh pengertian adalah bahan bakar yang dapat mengisi tangki emosi mereka. 

Ingatlah, anak-anak adalah tanggung jawab yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Ketika kita memenuhi kebutuhan emosional mereka, kita sedang menanamkan benih kasih yang akan tumbuh sepanjang hidup mereka. 

Ingin Belajar Lebih Mendalam Tentang Mengisi Tangki Emosi Anak? 

Tema “Mengisi Tangki Emosi Anak” adalah salah satu modul dalam pelatihan  The Parenting Project. Pelatihan ini dirancang khusus untuk membantu gereja memperlengkapi para orang tua untuk mengasuh anak-anaknya sesuai dengan prinsip Alkitab. 

Ajak gereja Anda untuk menghadirkan The Parenting Project dan jadilah bagian dari komunitas yang memperlengkapi orang tua untuk mendidik anak dengan penuh kasih dan hikmat Allah. 

Info lengkap kunjungi: www.theparentingproject.id 

Sumber : Jawaban.com | Puji Astuti
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami