Sebagai orang tua, pasti kita menginginkan anak yang tidak hanya nurut dan patuh, tetapi juga mampu berpikir kritis, berani mengungkapkan pendapat, dan memiliki rasa percaya diri.
Namun, terkadang kita terjebak dalam pola pengasuhan yang lebih fokus pada kepatuhan, sehingga anak kurang memiliki ruang untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya.
Lalu, bagaimana cara kita sebagai orang tua bisa mendukung perkembangan anak berpikir kritis tanpa harus mengorbankan nilai-nilai ketaatan?
Kuncinya ada pada komunikasi yang terbuka dan saling mendengarkan.
1. Menciptakan Ruang untuk Berdiskusi
Diskusi merupakan sarana yang sangat efektif untuk melatih anak berpikir kritis.
Saat kita membiarkan anak mengemukakan pendapat, meskipun tidak selalu sesuai dengan harapan kita, itu memberikan mereka kesempatan untuk berpikir lebih mendalam dan melihat berbagai sudut pandang.
Diskusi ini tidak berarti membolehkan anak membantah atau melawan, tetapi lebih kepada menghargai pendapat mereka dan mencari kesepakatan bersama.
2. Mengajarkan Berpikir Kreatif dan Kritis
Anak yang terbiasa berdiskusi akan belajar untuk berpikir kreatif dan kritis.
Mereka mulai terbiasa mencari solusi dari berbagai masalah dan memahami bahwa ada lebih dari satu cara untuk menyelesaikan sesuatu.
Hal ini akan membantu anak tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga dalam menghadapi tantangan yang lebih besar kelak.
Halaman selanjutnya →
Sumber : Parentalk