Kenaikan Tarif KRL dan PPN yang akan diberlakukan pada tahun 2025 dikhawatirkan bisa memicu fenomena The Chilean Paradox di Indonesia.
Rencana ini, yang akan mempengaruhi tarif KRL Jabodetabek berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK), serta kenaikan PPN, diperkirakan akan menekan daya beli kelas menengah yang jumlahnya saat ini terus berkurang.
Analisis Ekonom tentang Dampak Sosial dari Kenaikan Tarif dan Pajak
Chief Economist Bank Permata, Joshua Pardede, memperkirakan bahwa perubahan tarif angkutan umum di tengah gencarnya pemberian insentif pembelian mobil, termasuk insentif pajak untuk mobil listrik bisa memicu fenomena The Chilean Paradox.
BACA JUGA: 5 Alasan Kenapa Anda Merasa Kurang Dihargai di Kantor
Fenomena ini sebelumnya telah sering disampaikan oleh Menteri Keuangan Indonesia periode 2013-2014, Chatib Basri ketika pemerintah terlihat abai mengurus kelas menengah.
"Inilah yang menyebabkan adanya indikasi, indikasi awal terjadinya Chilean Paradox yang mungkin terjadi di ekonomi kita, karena tadi ekonomi kita tetap solid saja 5 persen, tapi tidak terjadi pemerataan pembangunan yang merata, khususnya di kelas menengah ke bawah," kata Joshua seperti yang dikutip dari cnbcindonesia.com pada Selasa (3/9/2024).
Fenomena The Chilean Paradox, yang merujuk pada kerusuhan sosial besar di Chile pada tahun 2019, mungkin menjadi risiko yang dihadapi Indonesia jika keseimbangan kebijakan tidak segera diperbaiki.
BACA JUGA: UU Larangan Menghubungi Karyawan di Luar Jam Kerja Diterapkan di Australia
"Karena kalau kita bicara fenomena yang terjadi belakang ini, misalkan kelas menengah khawatir konsen terkait dengan rencana kenaikan ataupun penyesuaian tarif KRL, ini kan karena melihat di sisi lainnya untuk yang insentif pajak mobil listrik, ini yang menikmati adalah kelas atas," tambah Josua.
Ia juga menegaskan bahwa subsidi besar yang diberikan pemerintah justru lebih dinikmati oleh kelas atas, sementara beban yang besar dipikul oleh masyarakat kelas menengah.
"Makanya mereka merasakan ketidakadilan di situ, di mana subsidi yang besar itu masih dinikmati oleh kelas atas, sementara itu yang kelas menengahnya ini bahkan ditambah terus beban hidupnya, termasuk juga adanya potensi penyesuaian tarif KRL, dan juga di tahun depan ada kemungkinan juga untuk tarif PPN naik," pungkas Josua.
Pertimbangan Kebijakan untuk Mencegah Ketimpangan Sosial
Dengan kenaikan ini, pemerintah diminta untuk lebih mempertimbangkan dampak sosial yang akan timbul, terutama terhadap kelas menengah yang berperan penting dalam stabilitas ekonomi dan sosial.
BACA JUGA: Bolehkah Orang Kristen Menolak Memberikan Pinjaman? Ini Jawaban Pakar Keuangan
Fenomena deflasi yang terjadi secara beruntun dan kontraksi dalam Purchasing Manager's Index (PMI) menunjukkan adanya tekanan yang sudah dirasakan oleh masyarakat.
Pemerintah harus berhati-hati agar tidak mengulangi kesalahan yang dapat membawa kepada situasi serupa dengan Chilean Paradox.
Sumber : CNBC Indonesia