Bukan hanya harta yang bisa diwariskan, melainkan hutang juga. Di Indonesia, banyak sekali anak yang diwariskan hutang oleh orangtuanya. Belum lagi harus membiayai adik-adik dan kebutuhan rumah lainnya.
Hal ini tentu bukan tanggungan yang mudah. Bahkan mungkin Anda berpikir bahwa hutang keluarga seharusnya tidak dibebankan kepada Anda dan Anda dapat menggunakan uang Anda untuk hal lain, seperti investasi misalnya.
Namun, dalam keadaan seperti ini, mana yang harus menjadi prioritas kita? Berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda pertimbangkan:
1. Bicarakan kepada Seluruh Anggota Keluarga Bagaimana Akan Melunasi Hutang Keluarga
Komunikasi adalah salah satu cara mengatasi hutang keluarga dengan berbagi beban yang sama. Mengadakan diskusi terbuka dengan seluruh anggota keluarga untuk membahas strategi melunasi hutang dapat membantu menemukan solusi yang terbaik.
BACA JUGA: 4 Hal Yang Dilakukan Christina untuk Melunasi Hutang Sebesar Rp650 Juta
Tentukan berapa besar hutang yang harus dilunasi, siapa saja yang bisa berkontribusi, dan bagaimana pembagian tanggung jawabnya. Dengan demikian, beban tidak hanya ditanggung oleh satu pihak saja, tetapi bisa dibagi secara adil dan terasa lebih ringan.
2. Anda Tidak Perlu Menghabiskan Seluruh Gaji untuk Membayar Hutang, Bantulah Sebisa Anda
Sebagai anak yang harus membayar hutang keluarga, penting untuk mengatur keuangan Anda dengan bijak.
Anda tidak perlu menghabiskan seluruh gaji Anda untuk membayar hutang. Bantu sebisa Anda, dan pastikan Anda tetap memiliki dana yang cukup untuk kebutuhan pribadi dan darurat.
Membebani diri sendiri secara berlebihan hanya akan menambah tekanan dan bisa berakibat buruk pada kesehatan fisik dan mental Anda.
3. Sisihkan Uang untuk Dana Darurat Sebelum Mulai Berinvestasi
Dana darurat sangat penting untuk menghadapi situasi tak terduga. Sebelum Anda mulai berinvestasi, pastikan Anda memiliki dana darurat yang cukup.
BACA JUGA: 8 Langkah Membebaskan Diri dari Jerat Hutang Pinjol dan Kartu Kredit dari Pakar Keuangan
Idealnya, dana darurat bisa menutupi kebutuhan hidup Anda selama 6 bulan jika sudah berkeluarga. Dengan adanya dana darurat, Anda bisa merasa lebih tenang dan siap menghadapi berbagai kemungkinan yang tidak terduga.
4. Sisihkan Sebagian Uang untuk Membayar Hutang dan Berinvestasi
Setelah memiliki dana darurat, Anda bisa mulai memikirkan investasi. Namun, jangan lupa untuk tetap menyisihkan sebagian uang untuk membayar hutang keluarga.
Anda bisa menggunakan metode pembayaran yang konsisten, seperti mengalokasikan persentase tertentu dari penghasilan bulanan untuk membayar hutang dan berinvestasi.
Dengan cara ini, Anda bisa mengurangi hutang secara bertahap sambil tetap membangun aset melalui investasi.
BACA JUGA: Bagaimana Berdoa agar Hutang Cepat Lunas? Ini Kata Alkitab
Mewarisi hutang keluarga bukanlah situasi yang diinginkan oleh siapapun. Namun, dengan menyusun prioritas yang tepat, pengelolaan keuangan yang baik, dan melibatkan Tuhan, Anda dapat mengatasi tantangan ini.
Sumber : jawaban.com