Pemerintah Indonesia mengumumkan kebijakan pemotongan 2,5% gaji untuk Program Tabungan Perumahan Rakyat (TAPERA).
Meskipun tujuan dari program ini adalah untuk membantu masyarakat memiliki rumah, ada kekhawatiran bahwa kebijakan ini dapat berdampak negatif pada pemenuhan gizi keluarga.
1. Penurunan Daya Beli
Pemotongan 2,5% dari gaji akan langsung mengurangi daya beli keluarga. Contohnya, seorang pekerja dengan gaji UMR Rp 5.000.000 akan kehilangan Rp 125.000, sehingga gaji bersihnya menjadi Rp 4.875.000.
BACA JUGA: Tapera Tuai Pro Kontra dari Masyarakat, Begini Tanggapan Presiden Jokowi
Jika ditambah dengan tambahan potongan untuk BPJS Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan, dan pajak penghasilan, jumlah uang yang tersedia untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk makanan, semakin berkurang.
Anggaran yang lebih kecil berarti keluarga harus menyesuaikan pengeluaran untuk pembelian makan, yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi.
2. Perubahan Pola Konsumsi sebagai Respon
Keluarga dengan pendapatan terbatas mungkin harus menurunkan anggaran yang dialokasikan untuk makanan akibat pemotongan gaji ini.
Akibatnya, mereka mungkin memilih makanan yang lebih murah dan kurang bergizi, seperti makanan olahan yang tinggi karbohidrat tetapi rendah protein, vitamin, dan mineral.
Kemampuan membeli makanan bergizi seperti daging, ikan, sayuran, dan buah-buahan berkurang, sehingga asupan nutrisi bisa menjadi kurang seimbang.
BACA JUGA: Simulasi Perhitungan Gaji Karyawan UMR dan Freelancer yang Kena Potongan Wajib Tapera
3. Dampak Jangka Panjang pada Kesehatan dan Produktivitas
Kesehatan Anak: Anak-anak membutuhkan asupan gizi yang cukup untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Kurangnya nutrisi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti malnutrisi, anemia, dan stunting. Dampak ini tidak hanya mempengaruhi kesehatan anak secara individu tetapi juga memberikan beban tambahan pada sistem kesehatan negara.
Produktivitas Dewasa: Orang dewasa yang tidak memperoleh asupan gizi yang memadai berisiko mengalami penurunan produktivitas kerja akibat kelelahan dan melemahnya sistem kekebalan tubuh.
4. Dampak Jangka Panjang pada Kesehatan dan Produktivitas
Anak-anak sangat terpengaruh oleh pengurangan asupan nutrisi yang memadai, yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan mereka. Kekurangan gizi, anemia, dan stunting adalah beberapa masalah kesehatan serius yang dapat timbul.
BACA JUGA: 14 Pertanyaan tentang Tapera
Selain itu, dewasa yang kekurangan nutrisi mungkin mengalami penurunan produktivitas kerja. Lebih jauh, teori Barker mengungkapkan bahwa anak-anak yang mengalami kekurangan gizi pada masa pertumbuhan lebih rentan terhadap penyakit di kemudian hari, menambah beban ekonomi keluarga.
Saat ini, kebutuhan utama masyarakat adalah sandang dan pangan, sementara kepemilikan rumah belum menjadi prioritas utama. Generasi Z, khususnya, tidak menempatkan kepemilikan rumah sebagai prioritas karena masih ada kebutuhan lain yang lebih mendesak untuk dipenuhi.
Mengingat berbagai dampak yang mungkin timbul, sangat penting untuk mempertimbangkan kembali kebijakan pemotongan gaji untuk TAPERA dengan melakukan kajian lebih lanjut.