Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah angkat bicara terkait data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan 10 juta Generasi Z (Gen Z) menganggur lantaran kesulitan mendapat pekerjaan.
Ida menjelaskan bahwa banyak Gen Z yang menganggur karena baru saja menyelesaikan pendidikan. Ia menjelaskan, mereka yang berusia 24 tahun biasanya telah menyelesaikan pendidikan tinggi dan memiliki gelar sarjana.
Sementara itu, mereka yang berusia 18 tahun baru saja menyelesaikan pendidikan di tingkat sekolah menengah atas (SMA).
Mari kita lihat 6 alasan kenapa gen Z sulit dapat pekerjaan:
1. Pengangguran Gen Z Masih dalam Proses Mencari Pekerjaan
Banyak pengangguran di kalangan Gen Z adalah mereka yang sedang aktif mencari pekerjaan setelah menyelesaikan pendidikan. Berdasarkan data yang dimiliki Ida, pengangguran terbanyak adalah mereka yang telah menyelesaikan pendidikan formal dan berusaha masuk dunia kerja.
Dengan demikian, pengangguran yang ada tidak terutama disebabkan oleh ketidakmampuan para pencari kerja menemukan pekerjaan setelah meninggalkan pendidikan mereka.
2. Kurangnya Pengalaman Kerja
Banyak anggota Gen Z baru lulus dari sekolah atau perguruan tinggi dan belum memiliki banyak pengalaman kerja. Hal ini menjadi hambatan karena banyak perusahaan mencari karyawan dengan pengalaman kerja yang relevan.
Kurangnya pengalaman ini membuat Gen Z sering kali kalah bersaing dengan pelamar yang lebih berpengalaman.
3. Ketidakcocokan Keterampilan dengan Kebutuhan Pasar
Perubahan cepat dalam teknologi dan industri berarti keterampilan yang dibutuhkan oleh perusahaan juga berubah dengan cepat.
Gen Z mungkin belum memiliki keterampilan yang tepat atau terbaru yang dibutuhkan oleh pasar kerja saat ini.
Keterampilan yang dipelajari di bangku sekolah mungkin tidak selalu sesuai dengan kebutuhan industri yang dinamis.
4. Tingginya Persaingan
Pasar kerja saat ini sangat kompetitif, dengan banyak pelamar yang memiliki kualifikasi yang sama atau lebih tinggi.
Hal ini membuat Gen Z harus bersaing dengan pelamar yang lebih berpengalaman atau memiliki jaringan yang lebih baik.
Persaingan yang ketat ini membuat Gen Z perlu bekerja lebih keras untuk membedakan diri mereka dari pelamar lain.
Baca halaman selanjutnya →
5. Kurangnya Jaringan dan Koneksi
Jaringan profesional sering kali menjadi kunci dalam mendapatkan pekerjaan. Gen Z mungkin belum memiliki jaringan profesional yang luas atau koneksi yang kuat untuk membantu mereka menemukan peluang kerja.
Tanpa jaringan yang memadai, banyak anggota Gen Z yang kesulitan menemukan informasi tentang lowongan pekerjaan atau mendapatkan rekomendasi.
6. Ekspektasi yang Tidak Realistis
Beberapa anggota Gen Z mungkin memiliki ekspektasi yang tinggi mengenai gaji, jabatan, atau lingkungan kerja yang ideal, yang tidak selalu realistis atau sesuai dengan apa yang ditawarkan oleh perusahaan pada posisi entry-level.
Ekspektasi yang terlalu tinggi ini bisa menjadi penghalang dalam menemukan pekerjaan yang sesuai.
Untuk mengatasi hambatan-hambatan ini, Gen Z perlu meningkatkan keterampilan, memperluas jaringan, dan menyesuaikan ekspektasi dengan realitas pasar kerja.
Dengan demikian, Gen Z dapat meningkatkan peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan dan mengurangi angka pengangguran di kalangan mereka.
Sumber : Berbagai Sumber