Doa Anak Ini, Selamatkan Rumah Tangga Orangtuanya
Sumber: Jawaban Channel

Family / 8 May 2024

Kalangan Sendiri

Doa Anak Ini, Selamatkan Rumah Tangga Orangtuanya

Puji Astuti Official Writer
328

Leny menyadari bahwa  rumah tangganya dibangun di atas fondasi yang rapuh sehingga ia dan suami sering bertengkar dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), sudah menjadi makanan sehari-hari baginya.  

Bahkan kelahiran anak tidak mengubah hubungan mereka menjadi lebih baik, anak mereka Charlie mengalami pengabaian dan menambah  kekacauan hidup keluarga. 

“Anak kami pun kami sia-siakan, jadi kayak terbuang anak itu. Dia enggak diurus sama sekali,” demikian ungkap Leny.  

Walau demikian kasih Tuhan nyata atas keluarga mereka, karena  Charlie yang saat itu masih berusia 8 tahun rajin ke gereja.  

“Terus dia ikut gereja anak, waktu pulang sampai rumah dia langsung bilang, ‘Mama bapak, kakak ini punya orang tua enggak? Kalian di mana sih? Punya hati ngga?’ Dia ngomong gitu, saya kayak tersentuh,” demikian Leny mengulang kata-kata anaknya yang menusuk hati.  

Diam-diam Charlie ternyata berdoa untuk papa dan mamanya, ia rindu mereka hadir di dalam hidupnya dan juga mengenal Tuhan dengan sungguh-sungguh. 

Namun, momen paling mengguncangkan adalah ketika Charlie mengajak papa dan mamanya ke gereja. Saat itu, Leny merespon baik ajakan Charlie. Tetapi ketika Leny mengajak suaminya, sesuatu terjadi.  

“Saya ngomong ke Bapaknya, tapi bapaknya enggak terima. Malam itu kami berantem, saya dipukul habis-habisan,” jelas Leny.  

Setelah itu, sekitar jam 2 malam Leny yang merasa sangat tertekan dan stres membuat keputusan nekat. Ia mengambil tali untuk bunuh diri. Saat itu Charlie yang sudah tidur tiba-tiba terbangun, melihat mamanya yang sudah tergantung di tali ia berteriak memanggil bapaknya.  

“Bapaknya lompat dari kasur, ambil parang dan potong talinya, lalu saya terjatuh.” 

Esok paginya, Charlie mengajak mamanya ke gereja, “Saya ikut ke gereja dalam keadaan leher saya ini masih merah.” 

Setelah kejadian itu, Leny dan Charlie tetap setia ke gereja walau hubungan di keluarga masih belum ada perubahan. Penganiayaan dari suaminya juga tidak berhenti. Bahkan, itu semakin buruk. Charlie juga tidak berhenti untuk berdoa bagi ayahnya dan mengajaknya ke gereja.  

“Terus dia ngomong sampai nangis, ‘Bapak coba nanti hari Minggu ikut ya Pak.’ Saya mau ikut langsung tapi malu, jadi saya diam-diam siapin pakaian, pagi tinggal berangkat aja habis mandi siap berangkat ke gereja,” demikian ungkap Jemis, suami Leny.  

Berhasil mengajak kedua orangtuanya ke gereja menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri bagi Charlie dan juga Leny. Bahkan dengan bangga Charlie berkata, “Aku punya mama, aku punya bapak yang diberkati Tuhan.” Pernyataan iman Charlie ini seperti sebuah nubuatan bagi kedua orangtuanya.  

Namun, kehadiran Tuhan semakin kuat dalam hidup kami. Kami merasakan kedamaian yang belum pernah kami rasakan sebelumnya. Dan kemudian, kami diperkenalkan kepada "The Parenting Project" di gereja. Awalnya, suami saya skeptis, tetapi seiring berjalannya waktu, dia mulai melihat perubahan dalam dirinya sendiri. 

Leny dan Jemis mulai setia mengikuti ibadah di gerejanya, di saat yang sama mereka diajak untuk mengikuti The Parenting Project sebuah program pemuridan orangtua yang dihadirkan oleh Yayasan Cahaya Bagi Negeri untuk memperlengkapi gereja Tuhan.  

Setelah mengikuti proyek ini, kami mulai merenungkan cara kami membangun rumah tangga. Kami menyadari bahwa selama ini kami telah salah arah. Kami memulai perubahan dari dalam, menyesuaikan pola pikir dan perilaku kami terhadap anak kami. 

“Mengikuti modul di minggu pertama saya tanya Bapaknya, ‘Gimana?’ Dia jawab, ‘Seru!’ Ketika sudah sampai di minggu ke enam, belajar tentang keluarga dia bilang gini,  ‘Berarti salah ya kita membangun rumah tangga selama ini..’ Sebagai orangtua kami menyesal, juga sebagai ibu saya menyadari, ibu macam apa saya dulu kok anak saya buang (sia-siakan –red),” demikian Leny menjelasakan perubahan dirinya dan suaminya ketika mengikuti The Parenting Project.  

Saat ini Jemis mulai meluangkan waktu lebih banyak untuk anak-anaknya dan  memberikan perhatian dan kasih sayang yang pantas diterima oleh mereka. Bahkan hubungan Jemis dan Leny pun semakin harmonis, dan tidak lagi sering cekcok seperti dulu.  

“Apapun kami selalu hadapi dengan damai, dengan tenang,” ungkap Jamie.  

“Di dalam rumah tangga sekarang sudah berubah jauh, 100 persen. Kami rasakan kedamaian dalam rumah tangga. Semoga bertobatnya kami untuk seterusnya, bukan hanya sesaat. Kami tidak mau kembali ke yang dulu-dulu, karena hidup bersama Tuhan terlalu nikmat,” demikian Leny mengungkapkan komitmenya.  

Kisah keluarga Charlie adalah bukti nyata bahwa Tuhan sanggup dan rindu memulihkan keluarga-keluarga. Untuk itulah CBN Indonesia menghadirkan The Parenting Project bekerja sama dengan  gereja-gereja agar pemulihan keluarga dapat terjadi dan anak-anak diasuh dalam kebenaran firman Tuhan. 

Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang "The Parenting Project" atau tertarik untuk mengadakannya di gereja Anda, jangan ragu untuk menghubungi kami dengan KLIK DISINI. Bersama-sama, mari kita membawa pemulihan bagi keluarga dan membangun fondasi yang kokoh bagi anak-anak kita.  

Tonton video kesaksian keluarga Charlie di bawah ini: 

Sumber : Cahaya Bagi Negeri
Halaman :
1

Ikuti Kami