Tidak Boleh Berkata “Jangan” pada Anak, Fakta atau Mitos?
Sumber: Canva.com

Parenting / 27 March 2024

Kalangan Sendiri

Tidak Boleh Berkata “Jangan” pada Anak, Fakta atau Mitos?

Aprita L Ekanaru Official Writer
450

Pada saat mendidik anak-anak, pilihan kata yang kita gunakan dapat berpengaruh pada perkembangan psikologi mereka. Terutama pada periode usia 2 hingga 5 tahun, anak sedang dalam fase eksplorasi dan penyerapan pengetahuan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami dampak kata-kata yang diterima anak sejak kecil.

Kata “Jangan” sering digunakan oleh orang tua sebagai perintah larangan. Namun, penggunaan kata ini pada waktu yang tidak tepat dapat berdampak negatif pada perkembangan psikososial anak. 

Beberapa Psikolog mengatakan bahwa sebaiknya jangan menggunakan kata-kata "Jangan" terlalu sering, salah satunya yaitu Psikolog Klinis Dra. Ratih Ibrahim, M.M: Menurutnya, pada usia batita dan pra sekolah, penggunaan kata “Jangan” sebaiknya tidak terlalu sering. Orang tua sebaiknya memberikan ruang untuk anak bereksplorasi dan menghindari larangan yang berlebihan. Penggunaan “Jangan” sebaiknya hanya untuk hal-hal yang benar-benar membahayakan anak. Sementara, Laura Markham, penulis “Peaceful Parent, Happy Kids,” menyatakan bahwa terlalu sering mengatakan “Jangan” pada anak dapat menutup inisiatif dan daya kreatif mereka.

Berikut beberapa alasan mengapa kita sebaiknya menghindari kata “Jangan” dalam mendidik anak:

1. Menghambat Eksplorasi

Anak yang sering mendengar kata “Jangan” cenderung enggan mencoba hal-hal baru. Mereka mungkin menjadi penakut dan kurang berani bereksplorasi.

2. Pengaruh pada Percaya Diri

Penggunaan kata “Jangan” yang berlebihan dapat memengaruhi rasa percaya diri anak. Anak mungkin merasa ragu untuk mengambil inisiatif atau berpendapat.

3. Alternatif Kata

Sebagai gantinya, kita bisa menggunakan alternatif kata yang lebih positif, sehingga dapat memberikan panduan tanpa memberikan perasaan larangan yang berlebihan.

4. Self-Driving

Konsep “self-driving” mengajarkan anak untuk berani mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas tindakan mereka. Orang tua perlu memberikan kepercayaan pada anak agar mereka bisa belajar dari pengalaman dan mengambil keputusan dengan bijaksana.

Namun Anda jangan kuatir, banyak altenatif lain yang lebih positif untuk mengingatkan anak selain menggunakan kata jangan, misalnya:

1. "Yuk tidur sudah malam, mainnya besok lagi" daripada mengatakan "Jangan tidur malam-malam ya!"

2. "Jalannya pelan-pelan ya" daripada mengatakan "Jangan lari-larian ya!"

3. "Mama bisa dengar suaramu, pelan-pelan bicaranya ya" daripada mengatakan "Jangan teriak-teriak!"

4. "Nak, sampahnya dibuang di tempat sampah ya.." daripada mengatakan "Jangan buang sampah sembarangan!"

5. "Mainnya sama-sama ya sayang" daripada "Jangan bertengkar!"

 

 “Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.”

Kolose 3:21

 

Proses pembentukan mental dan karakter anak dimulai sejak usia dini. Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam menggunakan kata-kata yang memengaruhi perkembangan anak. Ucapkan “Jangan” hanya untuk hal-hal yang benar-benar berbahaya, dan berikan alternatif kata yang lebih positif untuk membimbing anak dengan bijaksana. Dengan penggunaan kata-kata yang positif dapat membentuk pola pikir dan perilaku anak dengan lebih baik. 

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami