Kenapa Anak Remaja Makin Sadis? Ketahui 6 Faktor yang Mempengaruhinya
Sumber: Canva.com

News / 13 February 2024

Kalangan Sendiri

Kenapa Anak Remaja Makin Sadis? Ketahui 6 Faktor yang Mempengaruhinya

Aprita L Ekanaru Official Writer
546

Perilaku kriminal remaja telah menjadi perhatian serius bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pelaku tindak pidana usia 15-18 tahun pada tahun 2023 mencapai 3.213 orang, dengan mayoritas laki-laki (3.091 orang) dan jumlah ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. 

Adapun kasus yang sedang viral belakangan ini, seorang remaja 16 tahun di Panajam Paser Utara dengan sadis menghabisi satu keluarga (5 orang) hanya karena ditolak cintanya.

Kemudian, ada juga remaja berinisial MR (17 tahun) nekat merampok sebuah minimarket di Cilaku, Kabupaten Cianjur sambil menodongkan golok ke kasir. Aksi nekat tersebut terekam kamera CCTV dan viral di media sosial.

Menurut data BPS, tindak pidana yang paling umum dilakukan oleh remaja usia 15-18 tahun adalah pencurian, diikuti oleh penipuan, penganiayaan, narkotika, dan pembunuhan. Pencurian menjadi jenis tindak pidana yang paling banyak dilakukan, dengan 1.923 kasus pada tahun 2023. Di sisi lain, kasus pembunuhan, meskipun jumlahnya menurun dari tahun sebelumnya, masih merupakan masalah serius dengan 71 kasus dilaporkan pada tahun yang sama.

Fenomena ini mengundang berbagai pertanyaan tentang penyebab, dampak, dan langkah-langkah yang harus diambil untuk menangani masalah ini.

 

Perilaku Kriminal Remaja dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya


Perilaku kriminal remaja dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Faktor Internal

Faktor internal meliputi kondisi psikologis, emosional, dan biologis remaja. Gangguan kesehatan mental, rendahnya self-control, dan kurangnya pengetahuan seks adalah beberapa contoh faktor internal yang dapat mempengaruhi perilaku kriminal remaja.

2. Faktor Keluarga

Kondisi rumah tangga, pola asuh, dan hubungan antaranggota keluarga juga turut memainkan peran penting dalam membentuk perilaku remaja. Broken home, kekerasan dalam rumah tangga, dan kurangnya perhatian dari orang tua adalah beberapa faktor keluarga yang dapat memengaruhi perilaku kriminal remaja.

3. Faktor Sekolah

Sekolah juga memiliki peran dalam membentuk perilaku remaja. Tekanan akademik, bullying, dan kurangnya bimbingan serta motivasi dari pihak sekolah dapat menjadi faktor yang mempengaruhi perilaku kriminal remaja.

4. Faktor Pergaulan

Pergaulan dengan teman sebaya dan lingkungan sosial juga memainkan peran yang signifikan. Pergaulan bebas, pengaruh geng, dan kurangnya nilai-nilai moral merupakan beberapa faktor pergaulan yang dapat membentuk perilaku kriminal remaja.

5. Faktor Ekonomi

Kondisi ekonomi juga dapat memengaruhi perilaku kriminal remaja. Kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan sosial merupakan beberapa faktor ekonomi yang dapat memicu perilaku kriminal remaja.

6. Faktor Ketersediaan Senjata

Ketersediaan senjata juga dapat mempengaruhi tingkat kejahatan remaja. Mudahnya mendapatkan senjata tajam, senjata api, atau bahan peledak dapat meningkatkan risiko terlibatnya remaja dalam tindak kriminal.

 

Penanganan Masalah


Untuk mengatasi masalah perilaku kriminal remaja, diperlukan pendekatan yang holistik dan kolaboratif dari berbagai pihak. Keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah memiliki peran yang penting dalam memberikan pendidikan, bimbingan, dan perlindungan kepada remaja.

Program-program pencegahan yang menyasar faktor risiko seperti peningkatan kesadaran akan kesehatan mental, peningkatan keterampilan sosial, dan pemberian bantuan ekonomi kepada keluarga yang membutuhkan dapat membantu mengurangi insiden perilaku kriminal.

Selain itu, penegakan hukum yang adil dan efektif juga diperlukan untuk memberikan sanksi yang tegas terhadap pelaku tindak pidana remaja dan mencegah terjadinya pelanggaran yang lebih lanjut. Pendidikan yang inklusif dan bermutu juga harus diutamakan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang nilai-nilai moral, hukum, dan konsekuensi dari tindakan kriminal.

Dalam kasus ini, peran orang tua sangatlah penting untuk mendampingi anak dan memperlengkapi mereka dengan nilai-nilai yang diajarkan oleh Kristus, sehingga mereka dapat memberikan dampak dan berperan baik di masyarakat. 

Mari beri dukungan Anda untuk program terbaru CBN Indonesia "The Parenting Project" yang akan memperlengkapi orang tua di Indonesia agar dapat mendidik anak-anak mereka menjadi generasi hebat di masa depan, dengan cara KLIK DI SINI.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami