Hanya Ada 5 Pendaftar, Inilah Perjuangan Ibu Yacoba untuk Mendirikan PAUD
Sumber: jawaban.com

Family / 7 February 2024

Kalangan Sendiri

Hanya Ada 5 Pendaftar, Inilah Perjuangan Ibu Yacoba untuk Mendirikan PAUD

Lidya Dwi Apriliani Official Writer
502

Merasakan kerinduan dalam memuridkan anak PAUD, Ibu Yacoba mulai merintis sebuah PAUD dari GMIT Efrata di desa Karisin. Banyak batu terjal yang harus ia hadapi saat merintis PAUD Kristen di daerahnya.  

Tidak jauh dari lokasi gereja sudah ada PAUD yang berdiri disana dan inilah yang menjadi tantangan bagi Ibu Yacoba dan gembala GMIT Efrata Karisin. Saat PAUD ini membuka pendaftaran, mereka merasakan kesulitan karena kurangnya peminat, sehingga murid yang mendaftar terbilang sedikit. Hanya 5 orang yang mendaftar saat itu padahal kegiatan sekolah sudah hampir dimulai.  

BACA JUGA : Menjadi Penggerak PAUD di Daerahnya, David Tetap Teguh dalam Hadapi Tantangan

Mereka berusaha mendatangi setiap rumah jemaat, berbicara pada orang tua agar mendaftarkan anak mereka. Namun, hasilnya belum memuaskan. Ibu Yacoba hanya bisa berdoa, hingga akhirnya Tuhan menjawab dengan 18 pendaftar baru. Ia sangat bersyukur pada Tuhan atas pekerjaan-Nya.  

Gereja dan Ibu Yacoba berkomitmen tak memungut biaya pada orang tua murid PAUD Super5. Dengan sarana dan pra sarana yang terbatas, Ibu Yacoba dan rekannya tetap memuridkan anak-anak dengan semangat. Meski perjalanannya masih panjang, sebagai kepala sekolah dan guru, Ibu Yacoba tak pernah lelah memuridkan anak-anak, khususnya dari jemaat GMIT Efrata. 

Dukung pelayanan PAUD Super5 untuk dapat memuridkan anak-anak sejak dini dengan KLIK DISINI 

“Saya sudah komitmen sejak awal kalau gereja kami juga harus punya PAUD, sehingga anak-anak di jemaat kami juga bertumbuh dan mengenal Tuhan selayaknya anak-anak lain...” Ungkap Ibu Yacoba.  

Setengah perjalanan PAUD Super5, Ibu Yacoba mendapatkan tantangan baru lagi. Dari 18 anak yang mendaftar, banyak dari mereka yang bermalas-malasan untuk datang ke sekolah dan memilih untuk bolos. Sehingga beberapa kali, Ibu Yacoba dan rekan gurunya datang ke tiap anak untuk menjemput mereka setiap paginya.  

Ternyata hal ini membuahkan hasil yang baik. Setelah 3 bulan ia menggunakan cara tersebut, anak-anak sudah menunjukkan semangat mereka untuk datang ke sekolah tanpa diminta. Kedekatan yang ia bangun bersama anak-anak selama 3 bulan tersebut menjadikan mereka tumbuh menjadi anak yang tidak mudah menangis dan lebih mandiri. Beberapa anak-anak yang dulunya selalu menangis jika ditinggal orang tuanya, kini sudah bisa dilepas.   

BACA JUGA :  Setelah Berjuang 5 Tahun, Beban Guru di Sekolah Ini Diringankan oleh Kurikulum Super5

“Saya melihat banyak anak-anak yang sekolah di PAUD lain yang hanya mau sekolah hanya untuk bisa wisuda dan lanjut ke SD. Sedangkan kami tidak berpikir bahwa hanya untuk bisa lanjut ke SD, tapi kami ingin membentuk karakter anak-anak sejak dini. Terutama pengenalan akan Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi bagi mereka. Makanya dengan adanya modul Super5 ini, kami merasa sangat terbantu dalam mewujudkan harapan kami...” Tuturnya.  

Perjuangan Ibu Yacoba dalam memuridkan anak-anak adalah wujud nyata dari kesungguhan dan dedikasi dalam membangun karakter anak-anak melalui pendidikan sejak dini. Kisah ini mengajarkan kita untuk tetap gigih dalam mewujudkan visi dan misi pendidikan anak.  

Saat ini PAUD Super5 GMIT Efrata Karisin hanya berkegiatan di gereja, mereka kekurangan alat-alat dan permainan yang mendukung proses belajar anak-anak. Maka dari itu, Anda dapat berpartisipasi dalam perjuangan mereka dengan memberikan donasi dengan klik tombol dibawah ini dan jadilah berkat bagi mereka. 

 

SAYA MAU JADI BERKAT BAGI ANAK-ANAK SUPER5 

Sumber : jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami