Pendeta dan Petugas Gereja Didorong Libatkan Generasi Milenial dan Gen Z dalam Pemilu 2024
Sumber: pgi.or.id

News / 29 January 2024

Kalangan Sendiri

Pendeta dan Petugas Gereja Didorong Libatkan Generasi Milenial dan Gen Z dalam Pemilu 2024

Claudia Jessica Official Writer
1168

Togap Simangunsong, Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri, mendorong para pendeta dan petugas gereja di seluruh Indonesia untuk terlibat aktif dalam melibatkan generasi milenial dan Gen Z dalam Pemilu 2024.

Dalam pidatonya di Sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) Persekutuan Gereja-geraja Indonesia (PGI), Togap menekankan pentingnya melibatkan generasi muda dalam proses demokrasi untuk menggunakan hak suaranya dalam Pemilu 2024.

“Karena bagaimanapun hasil Pemilu 2024 ini, juga menentukan masa depan mereka,” ujar Togap di acara tersebut.

Sidang yang diikuti oleh 68 gereja anggota MPL dan 22 gereja dari Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Wilayah (PGIW) ini berlangsung di Tuapejat, Ibukota Kabupaten Mentawai, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

Togap juga mengungkapkan beberapa indikator keberhasilan Pemilu, “Pemilu kita ini berhasil ada 4 indikatornya. Pertama berlangsung aman dan lancar. Kemudian partisipasi yang tinggi di atas 79,5%. Selanjutnya tidak terjadi konflik yang dapat merusak persatuan kesatuan.”

Pentingnya peran pemuda dalam Pemilu khususnya terlihat di Kepulauan Mentawai, di mana lebih dari 64% dari 66.000 pemilih adalah generasi milenial dan Gen Z. Hal ini menegaskan bahwa peran gereja dalam membimbing dan melibatkan pemuda memiliki dampak besar pada dinamika Pemilu.

Uskup Padang Mgr. Vitus Robianto Solichin juga turut memberikan pandangan mengenai situasi politik dan ekonomi di tahun 2024. Dia menyoroti pentingnya integritas dan kejujuran dalam kepemimpinan, menekankan bahwa pemimpin yang jujur ​​adalah landasan dari integritas dan moralitas yang kuat.

“Kita membutuhkan para pemimpin yang mempunyai integritas kejujuran. Karena kejujuran adalah dasar integritas, kepribadian moral yang kuat. Tanpa kejujuran kita tidak dapat maju selangkah pun dalam kedewasaan, karena belum berani menjadi diri kita sendiri,” ungkapnya.

Ia menambahkan bawa kita bisa bersikap jujur apabila kita jujur kepada diri sendiri terlebih dahulu, katanya, “Tanpa kejujuran, segala perbuatan baik bisa menjadi satu kemunafikan.”

Dalam menghadapi tahun yang diprediksi akan tinggi dalam suhu politik, keberadaan gereja sebagai pembimbing moral dan pemimpin masyarakat sangat diharapkan untuk membawa perubahan positif dalam dinamika Pemilu dan kehidupan berdemokrasi.

Sumber : PGI
Halaman :
1

Ikuti Kami