Stop Bercanda Sama Anak, Kalau Parents Masih Lakukan 5 Hal Ini!
Sumber: Canva.com

Parenting / 19 January 2024

Kalangan Sendiri

Stop Bercanda Sama Anak, Kalau Parents Masih Lakukan 5 Hal Ini!

Aprita L Ekanaru Official Writer
620

Bercanda adalah hal yang wajar dan menyenangkan, terutama dalam hubungan orang tua dan anak. Bercanda dapat membantu membangun ikatan, meningkatkan rasa humor, dan mengajarkan anak tentang pentingnya tawa.

Namun, ada beberapa jenis lelucon yang sebaiknya dihindari saat bercanda dengan anak, karena dapat berdampak negatif pada perkembangan mereka.

Berikut adalah lima jenis lelucon yang sebaiknya tidak dilakukan saat bercanda dengan anak:

1. Menyebutkan kekurangan fisik

Anak-anak sangat sensitif terhadap penampilan mereka. Mereka mungkin merasa malu atau tidak percaya diri jika orang tua mereka sering menyebutkan kekurangan fisik mereka. Misalnya, jangan bercanda tentang tinggi badan anak, berat badan anak, atau bentuk hidung anak.

Tuhan menciptakan manusia dengan sempurna. Tuhan berkata, "Dan Allah melihat segala yang telah dibuat-Nya itu, sungguh amat baik." (Kejadian 1:31) Tuhan tidak menciptakan manusia dengan kekurangan fisik. Oleh karena itu, kita sebagai orang tua harus menghormati ciptaan Tuhan, termasuk penampilan anak-anak kita.

2. Menakut-nakuti anak

Anak-anak mudah takut, terutama pada usia yang lebih muda. Bercanda dengan menakuti anak dapat membuat mereka merasa tidak aman dan khawatir. Misalnya, jangan bercanda tentang monster di bawah tempat tidur anak atau hantu di kamar mandi.

Tuhan adalah sumber perlindungan bagi umat-Nya. Kata Daud, "Tuhan adalah sumber perlindungan bagi umat-Nya." (Mazmur 18:2) Tuhan berjanji untuk melindungi umat-Nya, termasuk anak-anak kita. Oleh karena itu, kita sebagai orang tua kita harus menjadi sumber perlindungan bagi anak-anak kita, bukan ketakutan.

3. Membanding-bandingkan anak

Membanding-bandingkan anak dengan anak lain dapat membuat mereka merasa tidak berharga. Misalnya, jangan bercanda tentang bagaimana anak lain lebih pintar, lebih berbakat, atau lebih cantik dari anak kita.

Dalam Alkitab, kita dapat melihat bagaimana Tuhan mengasihi setiap orang dengan setara. Tuhan berkata, "Sebab di mata-Ku semua orang sama, baik yang kecil maupun yang besar, baik yang kaya maupun yang miskin." (Ulangan 16:19) Tuhan mengasihi setiap anak, termasuk anak kita. Oleh karena itu, kita sebagai orang tua harus menghargai setiap anak, tanpa membandingkannya dengan anak lain.

4. Menjadikan kebohongan jadi bahan candaan

Berbohong adalah perbuatan yang tidak baik. Bercanda dengan menjadikan kebohongan jadi bahan candaan dapat mengajarkan anak untuk berbohong. Misalnya, jangan bercanda tentang bagaimana Anda melihat hantu di jalan.

Dalam Alkitab, kita dapat melihat bagaimana Tuhan adalah pribadi yang jujur. Tuhan berkata, "Aku, TUHAN, adalah Allah yang setia dan benar, dan Aku tidak berubah." (Yesaya 42:6) Tuhan mengajarkan kita untuk hidup jujur, termasuk kepada anak-anak kita. Oleh karena itu, kita sebagai orang tua harus menjadi teladan bagi anak-anak kita dalam kejujuran.

5. Bikin anak jadi cemburu

Membuat anak merasa cemburu dapat merusak hubungan mereka dengan saudara kandung atau teman-teman mereka. Misalnya, jangan bercanda tentang bagaimana Anda lebih menyayangi anak yang lain atau bagaimana anak lain lebih beruntung dari anak kita.

Dalam Alkitab, kita dapat melihat bagaimana Tuhan mengajarkan kita untuk mengasihi sesama. Tuhan berkata, "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (Matius 22:39) Tuhan mengajarkan kita untuk mengasihi semua orang, termasuk saudara kandung dan teman-teman anak kita. Oleh karena itu, kita sebagai orang tua harus mengajarkan anak-anak kita untuk mengasihi sesama dengan cara yang tidak membuat mereka merasa cemburu.

Bercanda dengan anak adalah hal yang menyenangkan, tetapi kita harus berhati-hati agar lelucon yang kita lakukan tidak berdampak negatif pada perkembangan mereka. Kita harus berhati-hati untuk tidak membuat lelucon yang menyinggung, menyakiti, atau membuat mereka merasa tidak aman. Kita harus menjadi teladan bagi anak-anak kita dalam hal kejujuran dan kasih.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami