Tabrakan Pesawat di Jepang, Mujisat 379 Penumpang dan Krew Selamat Buat Kagum

News / 3 January 2024

Kalangan Sendiri

Tabrakan Pesawat di Jepang, Mujisat 379 Penumpang dan Krew Selamat Buat Kagum

Puji Astuti Official Writer
1903

Tabrakan pesawat terjadi di Jepang antara pesawat penumpang Japan Air Lines JAL-516 dengan pesawat penjaga pantai MA-722 pada Selasa malam (2/1/2024). Pesawat penjaga pantai yang naas tersebut  sebenarnya akan mengirimkan bantuan bencana gempa yang terjadi sehari sebelumnya.  

Ungkapan dukacita dari Perdana Menteri Jepang untuk krew pembawa bantuan bencana

Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida mengungkapkan dukacita yang mendalam atas meninggalnya krew pesawat yang sedang bertugas tersebut.  

“Ini adalah insiden yang sangat tidak menguntungkan, dan saya ingin menyampaikan duka cita yang tulus sambil mengungkapkan rasa hormat dan terima kasih atas rasa tanggung jawab mereka,” demikian ungkap Fumio. 

Akibat kecelakaan ini, 5 krew pesawat penjaga pantai tewas sedangkan pilotnya selamat, dan seluruh penumpang pesawat dan krew JAL-516 selamat. Proses penyelamatan penumpang pesawat JAL-516 menjadi perhatian karena berhasil menyelamatkan seluruh penumpang dengan kondisi pesawat yang terbakar.  

BACA JUGA:

Gempa M 7.6 Guncang Jepang di Tahun Baru, Tsunami 50 cm sampai 1,2 Meter

Kisah Laura Lazarus, Mantan Pramugari Lion Air yang Dua Kali Alami Kecelakaan Pesawat

Penyelamatan hanya menggunakan satu pintu darurat 

Proses penyelamatan penumpang JAL-516 untuk keluar pesawat dilaporkan berjalan sekitar 20 menit. Mereka bekejaran dengan waktu, mengingat api sudah menyala di bagian sayap dan dalam sebuah video yang diambil penumpang nampak asap mulai masuk dalam kabin. Namun krew pesawat dapat menenangkan dan mengarahkan penumpang untuk keluar melalui pintu darurat dengan tertib.  

Para ahli juga menyatakan bahwa sangat luar biasa seluruh penumpang dapat selamat dengan kondisi kecelakaan yang membuat seluruh pesawat terbakar seperti itu. Dalam interview dengan kantor berita Deutsche Welle, Tim Atkinson seorang pilot dan konsultan penerbangan mengatakan hal ini luar biasa karena hanya menggunakan satu pintu darurat.  

“Dalam suatu evakuasi, idealnya, Anda ingin semua pintu keluar terbuka, ingin semua slide terpasang dengan normal, dan ingin semua orang turun dari slide dengan cepat. Menurut pengamatan saya, pintu itu tidak semua digunakan dalam evakuasi, jadi itu bahkan lebih luar biasa,” demikian jelas Tim Atkinson. 

Untuk memadamkan pesawat yang terbakar, 70 kendaraan pemadam kebakaran dikerahkan. Pihak otoritas Jepang menyatakan bahwa saat ini masih diselidiki apa yang menjadi penyebab kecelakaan tersebut.  

BACA JUGA: 

Selamat Dari Gempa Palu, Ternyata Captain Ricosetta Mafella Hampir Mati Berkali-kali

Zifky Priatelna, Pilot Kaya yang Rela Tinggalkan Pekerjaan Demi Layani Tuhan

Apa yang harus dilakukan saat mengalami kecelakaan pesawat?

Apa yang dialami pasawat JAL-516 menjadi sebuah contoh upaya penyelamatan darurat yang menurut ahli patut diteladani, terutama bagaimana para penumpang jika berada di situasi darurat serupa.  

“Saya pikir ini adalah contoh yang sangat bagus tentang apa yang terjadi ketika penumpang mendengarkan dengan seksama kepada awak pesawat dalam insiden mengerikan ini. Mereka kemudian mendengarkan dengan cermat kepada pramugari yang berada di pesawat dan menyadari bahwa sesuatu yang mengerikan sedang terjadi, lalu keluar pada waktu yang kritis,” demikian ungkap Profesor Penerbangan, Stephen Wright.  

Menurut Prof.Wright, jika penumpang bisa keluar dalam 90 detik pertama maka peluang untuk mereka bisa selamat lebih besar. Untuk itu penting untuk tidak panik, mendengarkan arahan krew yang bertugas dengan seksama, tidak melakukan tindakan gegabah seperti membuka pintu pesawat atau mengambil bagasi kabin dan segera menyelamatkan diri sesuai instruksi. Sebagai contoh, Prof.Wright menjelaskan jika penumpang panik dan langsung membuka pintu pesawat maka api akan lebih cepat menyebar ke dalam pesawat.  

Dalam kejadian ini, para penumpang pesawat Japan Airlines patut diacungi jempol karena bisa tetap tenang dan mengikuti petunjuk para krew yang bertugas, bahkan para penumpang yang masih anak-anak. Siapapun tidak ingin mengalami kejadiaan naas seperti ini, tapi penting bagi kita untuk belajar meresponi situasi darurat dan kritis. Turut berbelasungkawa untuk masyarakat Jepang yang tengah mengalami bencana. Kiranya para keluarga korban dikuatkan.  

Sumber : Berbagai Sumber | Puji Astuti
Halaman :
1

Ikuti Kami