Ngeri, Terungkap Kasus Anak SD di Bandung Jadi Korban Perdagangan Orang
Sumber: Canva

Parenting / 22 December 2023

Kalangan Sendiri

Ngeri, Terungkap Kasus Anak SD di Bandung Jadi Korban Perdagangan Orang

Puji Astuti Official Writer
911

Setiap orangtua pasti merasa ngeri ketika mengetahui kasus anak SD di Bandung yang jadi korban perdagangan orang ini. Seorang gadis kecil baru duduk di kelas 6 SD, dirayu dan dibawa lari seorang pria, berujung di setubuhi dan dijual kepada pria-pria hidung belang.  

Kejadian bermula siswi SD tersebut berkenalan lewat aplikasi pesan singkat. Ketika ia mengalami persoalan di rumah, ia kemudian kabur bersama pria tersebut.  

"Pertamanya adalah kabur dari rumah, bertemu dengan pelaku AD dan sama AD diajak tinggal bersama. (Alasan kabur) sementara yang kami gali adalah permasalahan keluarga," demikian pernyataan Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono yang dikutip oleh Detik.com, Rabu (20/12/2023). 

Dari hasil pemeriksaan polisi menemukan fakta mengejutkan, korban selain disetubuhi oleh pelaku juga dijual ke puluhan pria hidung belang. Dalam peristiwa ini ada dua pelaku yang dijerat, dan mereka dikenakan pasal berlapis, yaitu Pasal 81 jo 76D UU Nomor 17 tahun 2016 tentang Perlindungan Anak dan Pasal 2 ayat (1) UU RI nomer 21 tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang.  

Respon KPAI Terhadap Kasus Anak SD Jadi Korban Perdagangan Orang

Meresponi peristiwa ini KPAI menyatakan bahwa mereka akan mengawal kasus ini hingga tuntas.  

"Kami terus koordinasi dengan polisi dan keluarga sesegera mungkin dan kami perlu waktu," demikian ungkap Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Ai Maryati Solihah.  

Ia juga menjelaskan bahwa Jawa Barat memiliki gugus tugas khusus TPPO, yang akan memonitor dan mengedukasi anak agar melek media dan penggunaan gadget. Hal ini diharapkan bisa menjadi langkah preventif.  

Pentingnya Orangtua Awasi Penggunaan Gadget Anak 

Dari peristiwa ini ada dua hal penting yang menjadi pelajaran bagi para orangtua.

Pertama, orangtua perlu mengawasi dan membimbing penggunaan gadget anak. Sebab anak-anak belum memiliki kemampuan dalam memilah konten dan juga pertemanan yang tepat, terlebih di sosial media saat ini sudah tidak ada batasan. Anak-anak mudah sekali dibujuk dan dipengaruhi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.  

Kedua, orangtua perlu menciptakan ruang aman dan penuh kasih di rumah sehingga buah hati bisa nyaman untuk mengekspresikan emosi mereka, sehingga mereka tidak lari kepada hal-hal lain atau bahkan orang yang tidak mereka kenal dengan baik.  

Orangtua perlu untuk terbuka mendengarkan dan mencoba memahami perspektif anak-anak. Ini membantu orangtua mendapatkan wawasan lebih baik tentang kehidupan anak-anak mereka, membantu menciptakan pengertian yang lebih baik tentang kebutuhan dan keinginan mereka. 

Ketika anak-anak merasa didukung dan nyaman berbicara, mereka lebih mungkin mengembangkan kemandirian. Mereka tidak takut untuk mencari pertolongan atau berkonsultasi dengan orangtua ketika diperlukan. 

Untuk papa dan mama, lakukan langkah pencegahan dan lindungi buah hati Anda dari bahaya di sosial media dan lingkungan sekitar. Mereka sangat rentan dan butuh perlindungan dari orang-orang dewasa di sekitar mereka.  

------------------------------------------------------------------

Saat ini CBN sudah melayani 3.720 anak lewat Sanggar Belajar Anak School of Life (SoL) di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal di Indonesia. Mari jadi berkat untuk anak Indonesia agar mereka dapat akses pendidikan yang baik, DONASI SEKARANG

Sumber : Berbagai Sumber / Puji Astuti
Halaman :
1

Ikuti Kami