Dilahirkan Oleh Seorang Perawan
Kalangan Sendiri

Dilahirkan Oleh Seorang Perawan

Lori Official Writer
      1689

Ayat Renungan: 

Yesaya 7: 14, “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.”

Matius 1: 18, “Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.”

 

Di bulan Desember ini, kita disibukkan dengan persiapan perayaan Natal, Tahun Baru dan pertemuan-pertemuan keluarga. Atmosfer perayaan kelahiran Tuhan Yesus sang juruslamat ini menjadi momen yang melengkapi akhir tahun kita. 

Tapi sembari kita merayakannya, kita perlu mengetahui satu hal penting ini bahwa Tuhan Yesus yang dilahirkan itu sudah dinubuatan sebelumnya. Di kitab Yesaya 7: 14, dikatakan “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.”

Jauh sebelum kelahiran Tuhan Yesus, nabi Yesaya sudah mendapat pewahyuan dari Tuhan tentang adanya kelahiran sang Juruslamat. Bisa dibayangkan bahwa sebelum kelahiran-Nya saja, telah mempersiapkan kabar ini dengan sebuah nubuatan dan hal itu benar-benar terjadi melalui seorang wanita yang dipilih oleh Allah sendiri. Penggenapan ini dituliskan dalam Matius 1: 18, “Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.”

Kelahiran Tuhan Yesus memberikan kita peneguhan bahwa saat Tuhan sudah berjanji memberikan kita seorang penolong dan Juruslamat, Dia benar-benar menggenapinya. Dia Tuhan yang sanggup melakukannya dengan cara yang ajaib, bahkan tidak masuk akal bagi manusia. 

Ada 3 pelajaran yang bisa kita petik dari kisah kelahiran Tuhan Yesus:

Pertama, Allah sendiri bisa memakai berbagai macam cara untuk menggenapi rencana-Nya. Jika kita mendapat janji dari Tuhan atas apapun dalam hidup kita, kita bisa memegang janji itu sebagaimana Tuhan melakukannya melalui kelahiran Tuhan Yesus. Percayalah bahwa Tuhan akan menepati janji-Nya dengan cara yang tepat, waktu yang tepat dan orang yang tepat.

Kedua, rancangan Allah bukanlah rancangan manusia (Yesaya 55: 8-11). Bagi pemikiran manusia sebuah kelahiran sudah seharusnya terjadi melalui hubungan suami istri. Tapi Tuhan sendiri melakukan cara yang tidak masuk akal menurut pandangan manusia. Apakah di masa-masa ini kita sedang menghadapi jalan buntu, seperti tidak bisa melihat dengan jelas apa yang akan terjadi di tahun depan? Mari teguhkan iman kita melalui penggenapan janji-Nya lewat kelahiran Tuhan Yesus.  Jalan Tuhan bukan jalan kita dan cara Tuhan bukan cara kita! Dan miliki sikap hati yang penuh percaya sama seperti respon Maria dalam Lukas 1: 38, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.”

Ketiga, bagi Allah tidak ada yang mustahil. Kalau Tuhan menginginkan rencana-Nya terjadi atas hidup kita terimalah dengan iman walaupun cara-Nya tidak mengenakkan. Tapi mari berkata seperti mari “Aku ini hamba jadilah sesuai kehendakMU.”

 

Action: Di momen Natal ini, mari merefleksikan kembali apa janji yang Tuhan yang kita terima? Ambil waktu untuk meresponi janji tersebut sama seperti respon Maria dalam Lukas 1: 38.

Ayat Hafalan:  Yesaya 7: 14, “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.”

Hak cipta @Maria Kaesmetan

Ikuti Kami