Apa Sebenarnya Kata Alkitab Soal Pria Menikahi Wanita yang Lebih Tua?
Sumber: suara.com

Relationship / 26 October 2023

Kalangan Sendiri

Apa Sebenarnya Kata Alkitab Soal Pria Menikahi Wanita yang Lebih Tua?

Lori Official Writer
3034

Di tengah kehidupan masyarakat kita, pernikahan berbeda usia masih mengundang stigma yang kurang menyenangkan. Laki-laki yang menikahi wanita yang lebih tua atau sebaliknya biasanya akan mendapat beragam asumsi. Salah satunya, laki-laki dianggap lebih materialistis dan perempuan dinilai akan jadi istri yang dominan. 

Apakah stigma ini benar? Kita perlu memahami bahwa angka usia tidak menentukan tingkat kedewasaan seseorang secara pola pikiran dan karakter. Namun untuk menjawab stigma ini kita bisa mengupasnya lebih mendalam berdasarkan Alkitab.

 

Apa Kata Alkitab Soal Menikahi Wanita yang Lebih Tua?

Alkitab tidak menetapkan persyaratan usia menikah antara laki-laki dan perempuan. Hal ini bisa saja jadi salah satu alasan mengapa banyak orang, khususnya di kalangan Kristen, memilih untuk menikahi wanita yang sudah cukup umur untuk menikah berapapun usianya menurut hukum dan adat istiadat tertentu.

 

Baca Juga: Kendala-Kendala Ketika Istri Jauh Lebih Tua Dari Suami

 

Walaupun kita mungkin menemukan beberapa budaya dan gereja menetapkan aturan bahwa wanita yang lebih tua tidak boleh menikah dengan pria yang lebih muda, tapi pengajaran tersebut tidak didasarkan pada ketetapan di dalam Alkitab. Aturan ini bisa jadi hanyalah persyaratan yang dibuat di lembaga yang didirikan manusia saja. Misalnya, ada yang mengajarkan bahwa karena Adam diciptakan lebih dulu daripada Hawa maka laki-laki harus menikahi wanita yang lebih muda. Jadi jika kita harus mengikuti pernikahan seperti Adam dan Hawa, berarti kita juga perlu memastikan jika wanita yang kita nikahi berasal dari tubuh kita sendiri. Tentu saja tidak mungkin bukan? Beberapa lembaga gereja bisa saja menetapkan pernikahan Adam dan Hawa sebagai aturan resmi, tapi tidak berlaku secara universal.

Kisah penciptaan laki-laki dan perempuan bersifat deskriptif. Kisah ini menggambarkan awal mulai penciptaan manusia dan kedudukannya antara satu sama lain dan juga di tengah makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Yang jelas kita pahami adalah pernikahan terjadi antara Laki-laki dan Perempuan, ini adalah kebenaran yang mutlak. Namun untuk usia seseorang menikah, Alkitab sama sekali tidak menyebutkannya. Jadi tidak semua pernikahan harus antara laki-laki yang lebih tua dan wanita yang lebih muda. Karena perbedaan usia tidak melanggar ketetapan maupun kebenaran yang menyebabkan keduanya kehilangan keselamatan atau jatuh dalam dosa. 

Kita bisa simpulkan bahwa terdapat beberapa hal yang jauh lebih penting untuk dipersoalkan dibandingkan mempersoalkan tentang perbedaan usia, diantaranya:

1. Pernikahan antara laki-laki dan perempuan harus memenuhi usia layak menikah

Setiap budaya dalam Alkitab menetapkan bahwa usia pernikahan laki-laki dan perempuan harus terjadi setelah keduanya melewati minimal masa pubertas. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan mendasar dari sebuah pernikahan, yaitu memiliki keturunan dan membesarkan anak. 

 

Baca Juga: Benarkah Pasangan yang Beda Umur Cukup Jauh Berdampak Buruk dalam Pernikahan?

 

Dalam budaya Yudaisme, seorang anak laki-laki dianggap sudah mulai dewasa setelah beranjak usia 13 tahun, dan anak perempuan baru dianggap mulai dewasa jika sudah beranjak usia 12 tahun. Usia ini kurang lebih sesuai dengan dimulainya pubertas. Meskipun usia tersebut masih terlalu muda untuk kita, namun di masa lalu, usia ini sudah dianggap sebagai usia bagi seseorang untuk siap menikah. Tapi setelah peradaban manusia terus berkembang usia pernikahan terus bergeser dan berbagai negara menetapkan batas normal usia pernikahan berkisar antara 20-30-an tahun.

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

2. Faktor emosional dan ekonomi menjadi hal yang perlu dipertimbangkan di dalam pernikahan

Sebagaimana disampaikan di awal artikel ini, angka usia memang tidak menentukan kedewasaan seseorang. Namun di batas usia 20-30-an tahun, laki-laki dan perempuan dianggap sudah memiliki kestabilan emosi yang jauh lebih baik dibandingkan dengan mereka yang masih berusia kurang dari 20 tahun.

 

3. Laki-laki harus menaati perintah untuk mengasihi istri

Seperti Kristus mengasihi gereja-Nya dan menyerahkan diri-Nya bagi semua orang (Kolose 3: 19), demikian pula seorang suami harus mengasihi istrinya. Jika usia istri jauh lebih tua, apakah suami sanggup mengasihi sepenuhnya dan memenuhi tanggung jawab sebagai kepala rumah tangga yang baik? Hal ini yang perlu ditanyakan sebelum laki-laki menikahi perempuan yang lebih tua.

 

Baca Juga: Menikah dengan beda usia, bahayakah?

 

4. Istri perlu memiliki ketundukan kepada suami

Sekalipun usia seorang istri jauh lebih tua dibandingkan dengan suami, namun kebenarannya posisi seorang suami sebagai kepala rumah tangga harus terus berfungsi (Efesus 5: 22-30). Artinya, adalah tanggung jawab seorang istri untuk senantiasa tunduk kepada suaminya. 

Demikian disampaikan dalam Kolose 3: 18, “Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.” Jadi, seorang istri harus siap menaati firman Tuhan dan tidak melihat dirinya dalam gambaran pernikahan yang dituju sebagai orang yang lebih tua tetapi tunduk kepada suaminya untuk menghormati Tuhan.

Tuhan memberikan kita kebenaran untuk kita taati dan bahkan di tengah pernikahan, yang terpenting bukan soal seberapa banyak tautan usia antara suami dan istri tetapi seberapa besar kerelaan hati keduanya untuk mau saling menghormati, saling mengasihi dan membangun rumah tangga sesuai dengan kehendak Tuhan.

Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami