Unjuk Rasa Berujung Maut, Kelompok Gereja di Haiti Tewas Ditembak Oleh Geng
Sumber: brookings.edu

News / 30 August 2023

Kalangan Sendiri

Unjuk Rasa Berujung Maut, Kelompok Gereja di Haiti Tewas Ditembak Oleh Geng

Claudia Jessica Official Writer
1022

Sebuah tragedi memilukan melanda Haiti yang menyebabkan setidaknya tujuh orang dilaporkan tewas setelah sekelompok geng melepaskan tembakan ke arah demonstran yang digelar oleh sebuah gereja di pinggiran ibu kota Port-au-Prince.

Protes tersebut dipimpin oleh seorang pemimpin gereja Kristen yang bertujuan menentang kekerasan geng yang meresahkan masyarakat. Kelompok hak asasi manusia setempat memberikan laporan terkait insiden tragis ini.

Ratusan orang berkumpul di Canaan, pinggiran utara ibu kota, untuk menyuarakan penentangan terhadap kehadiran geng bersenjata. Situasi menjadi mencekam saat geng lokal melepaskan tembakan dengan senapan mesin terhadap para demonstran.

Melansir dari laman CNN, Marie Yolène Gilles, direktur kelompok hak asasi manusia Fondasyon Je Klere, mengkonfirmasi bahwa sedikitnya tujuh orang telah tewas akibat insiden ini.

 

BACA JUGA: 2 Dari 17 Misionaris yang Diculik di Haiti Dibebaskan

 

Namun, jumlah korban mungkin lebih banyak mengingat jumlah peserta protes yang cukup banyak. Pusat Analisis dan Penelitian Hak Asasi Manusia, yang dipimpin oleh Gédéon Jean, mengindikasikan bahwa terdapat sejumlah orang yang terluka dalam insiden tersebut, dan sekitar 10 orang lainnya diyakini telah diculik oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Rekaman video yang beredar di media sosial menampilkan gambaran mengerikan dari tragedi ini. Demonstran yang memakai kemeja kuning terlihat berlumuran darah di tanah. Walaupun begitu, kebenaran video-video tersebut belum dapat diverifikasi.

Kejadian ini telah mengguncang hati masyarakat Haiti dan menunjukkan betapa gentingnya situasi keamanan di negara ini. Pihak yang bertanggung jawab baik gereja maupun penegak hukum menjadi krusial untuk memastikan kedamaian dan keamanan bagi seluruh warga.

Sebagai informasi, selama dua tahun terakhir, Port-au-Prince, telah menjadi medan perang bagi geng-geng yang terlibat dalam kekerasan, pemerkosaan, penyiksaan, dan pembunuhan. Pertikaian antar geng mengakibatkan situasi genting di kota ini, di mana mereka bersaing untuk menguasai wilayah dan kekuasaan. Akibatnya, ribuan penduduk Haiti terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mendirikan perkemahan sementara di berbagai bagian ibu kota.

Gerakan main hakim sendiri yang dikenal sebagai “Bwa Kale” muncul sebagai respon atas kekerasan tersebut. Gerakan ini melakukan tindakan balasan yang brutal, termasuk melempari batu dan membakar anggota geng yang dicurigai di jalanan.

 

BACA JUGA: Setelah Dihantam Badai Matthew, Umat Kristen Haiti Tetap Beribadah

 

Namun, langkah yang mereka ambil menuai keprihatinan karena dianggap melakukan tindakan yang tidak bertanggung jawab. PBB melalui Perwakilan Khusus María Isabel Salvador telah memperingatkan mengenai kekerasan yang semakin memburuk di negara ini.

Dampak dari konflik ini tidak hanya mempengaruhi aspek keamanan, tetapi juga ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Haiti. Jalur pasokan di negara ini terhambat akibat konflik tersebut, mengakibatkan lonjakan harga pangan dan energi di wilayah lain di Haiti. Situasi ini semakin memperumit masalah yang sudah ada di negara ini.

Mari kita berdoa agar kerusuhan di Haiti segera berakhir dan tidak ada lagi nyawa yang melayang akibat tindakan anarkis ini.

Sumber : CNN
Halaman :
1

Ikuti Kami