Menghadapi kehidupan tanpa pasangan selama lebih dari 10 tahun, membuat Yuni Adam (47 tahun) menjadi single parent bagi kedua anaknya. Anak sulungnya yang laki-laki terpaksa berhenti sekolah setelah menyelesaikan pendidikan dasar saja, dan saat ini bekerja sebagai buruh di sebuah perusahaan swasta. Ibu Yuni sehari-hari akrab disapa dengan panggilan Mama Devin. Ia dan kedua anaknya tinggal di sebuah rumah sederhana di daerah Batu Aji, Bukit Tempayan, Kepulauan Riau. Meskipun rumah tempat mereka tinggal adalah milik mereka sendiri, namun tanahnya bukan hak milik mereka.
Mama Devin menjadi tulang punggung keluarga bagi kedua anaknya. Sebelum pandemi COVID-19, ia bekerja sebagai asisten rumah tangga di dekat rumahnya. Namun, setelah pandemi beberapa waktu yang lalu, Mama Devin mengalami PHK. Di usia yang tidak muda lagi, tidak mudah bagi Mama Devin untuk mencari pekerjaan yang baru, meski demikian ia tetap berjuang karena kehidupan harus terus berjalan. Akhirnya, Mama Devin mencoba berjualan, memulai dari jajanan anak-anak, dan kemudian perlahan beralih ke penjualan sembako seperti beras dan telur. Meskipun lambat, Mama Devin terus berusaha. Bahkan, pernah suatu kali ia kehabisan modal untuk berdagang dan meminta bantuan pada seorang gembala di gerejanya.
Puji Tuhan, sekarang barang dagangan Mama Devin semakin bertambah dan penjualannya meningkat. Hal ini terjadi sejak ia mendapatkan bantuan modal usaha dari Tim Kemanusiaan CBN melalui OBI. Bantuan yang didapatkan berupa beras, telur, dan tabung gas kepada Ibu Yuni. Tidak disangka, penggunaan Tabung gas ukuran 3 kg sangat diminati oleh warga setempat karena masih mendapatkan subsidi dari pemerintah. Sehingga, penjualan tabung gas ini sangat cepat meningkat. Dengan adanya tabung gas, beras, dan telur, sangat membantu Mama Devin meningkatkan omset penjualan warung sembakonya. Semakin hari pun kesibukannya semakin bertambah karena peningkatan jumlah pelanggan di warungnya.
Sebelumnya, Mama Devin sangat khawatir tidak bisa menyekolahkan anak-anaknya, tetapi sekarang kekhawatiran itu mulai hilang dan digantikan dengan harapan baru. Hasil yang didapat sangat luar biasa. Sebelumnya, Mama Devin hanya memiliki pendapatan sebesar 1,8 juta rupiah per bulan, tetapi setelah menerima bantuan dari Tim Kemanusiaan CBN, ia dapat menghasilkan pendapatan sebesar 3,5 juta rupiah per bulan. Dalam waktu tiga hari, Mama Devin dapat memutar uang di tokonya sekitar 1 juta rupiah (pendapatan kotor). Mama Devin sangat yakin bahwa ia mampu melanjutkan pendidikan anaknya yang saat ini telah masuk kelas 1 SMA. Dia memohon doa agar warung sembakonya ini dapat terus berjalan lancar.
Bahkan melalui warung sembako ini, Mama Devin dapat mengirim anak bungsunya, Olive, untuk mengikuti IBYC (Indonesia Baptis Youth Conference) di Surabaya pada tanggal 28 Juni hingga 1 Juli 2023. Rencana ini sudah ada sejak beberapa bulan yang lalu, sebelum bantuan modal usaha dari Tim Kemanusiaan CBN diberikan.
Mama Devin sempat merasa tidak mampu mengirimkan anaknya ke acara tersebut. Namun, Puji Tuhan, sejak menerima bantuan dari CBN, hasil penjualan warung sembakonya semakin meningkat sehingga ia dapat menabung untuk persiapan keberangkatan anak keduanya. Mama Devin sangat bersyukur atas keberhasilan usahanya yang berjalan dengan sangat baik dan ia percaya bahwa ia mampu menyekolahkan anaknya berkat modal usaha di warung sembakonya saat ini. Terima kasih kepada Tim Kemanusiaan CBN dan OBI.
SAYA MAU MENDUKUNG PEMBERIAN MODAL USAHA
Sumber : Jawaban.com