Tren Rage Applying pada Milenial dan Gen Z: Apakah Efektif atau Berdampak Buruk?
Sumber: lyfebengkulu.com

Finance / 14 July 2023

Kalangan Sendiri

Tren Rage Applying pada Milenial dan Gen Z: Apakah Efektif atau Berdampak Buruk?

Bella Tiurma Official Writer
1522

Kenaikan tekanan dalam dunia kerja seperti merasa tidak dihargai, proses kenaikan pangkat yang lama, dan beban pekerjaan yang besar seringkali menyebabkan kemarahan pada kalangan milenial dan Gen Z. Dalam menghadapi kemarahan ini, beberapa di antara mereka mengadopsi tren rage applying.  

Rage applying merupakan istilah yang semakin populer, terutama di kalangan milenial dan Gen Z. Hal ini merujuk pada tindakan mengirimkan lamaran kerja ke banyak perusahaan dalam keadaan marah atau frustasi, seringkali dipicu oleh pengalaman negatif di tempat kerja. 

Tren ini berawal dari salah seorang pekerja yang viral di salah satu platform sosial media yang menyebutkan dengan rage applying adalah salah satu cara terbaik untuk membalas dendam ke perusahaan yang telah memberikan begitu banyak beban dalam pekerjaan.  

“Saya marah di tempat kerja dan saya melakukan rage applying ke 15 perusahaan,”ujarnya dalam video yang dipublikasikan di TikTok dan sudah ditonton sebanyak 2,3 juta kali. 

Namun, apakah dengan rage applying ini dapat memberikan hasil yang efektif dalam dunia pekerjaan? Atau malah memberikan dampak buruk? 

 

Baca Juga : 15 Aplikasi Kecerdasaan AI yang Mempermudah Pekerjaanmu, Apa yang Baru Anda Ketahui?

 

Alasan Rage Applying Menjadi Tindakan yang Tidak Selalu Efektif dan Dampak yang Diberikan 

Rage applying telah menjadi sorotan dalam diskusi saat ini, terutama di kalangan milenial dan Gen Z. Fenomena ini mencerminkan kegelisahan pekerja muda terhadap masalah inflasi tinggi, gaji rendah, ketidakpuasan kerja, dan kurangnya keseimbangan antara kehidupan sosial dan pekerjaan.  

Tekanan yang tinggi yang diberikan oleh perusahaan seringkali mendorong mereka untuk mencari peluang baru dan meninggalkan situasi dan kondisi yang negatif di tempat kerja. Oleh karena itu, beberapa dari mereka mengambil keputusan cepat untuk mencari pekerjaan baru.  

Namun, tidak semua orang yang melakukan rage applying akan mendapatkan kesempatan yang sama. Sebuah survei oleh ZipRecruiter menunjukkan bahwa setengah dari responden menyatakan bahwa perusahaan hanya memberikan waktu tiga hari setelah melamar pekerjaan untuk memberikan keputusan.

Terlepas dari beberapa keberhasilan dalam mendapatkan pekerjaan baru, rage applying seringkali tidak efektif dan menimbulkan kekecewaan pribadi. Keputusan yang terburu-buru dalam pindah kerja tidak selalu memberikan kepuasan, karena perlu pertimbangan matang dan tepat dalam memilih posisi yang sesuai. Sehingga seseorang yang melakukan rage applying hanya karena sebuah tindakan impulsif semata akan memberikan dampak negatif pada karir yang sedang kita bangun. 

Berikut adalah dampak negatif yang dapat dialami ketika melakukan rage applying

1. Menjadi Bumerang pada Diri Sendiri 

Saat kemarahan sedang melanda dan melakukan rage applying, kita akan mengirimkan banyak lamaran ke perusahaan tanpa pikir panjang. Sehingga sering terjadi pekerjaan apa saja akan kita kirimkan lamaran kita. Bahkan beberapa orang yang melakukan rage applying akan menyebarkan lamarannya secara acak pada posisi pekerjaan apapun. 

Hal ini yang mungkin menjadi salah satu penyebab dari sekian banyak lamaran yang dikirim, hanya menerima satu atau dua kesempatan wawancara dari perusahaan. Bahkan terlalu banyak menyebarkan lamaran ke banyak perusahaan akan semakin banyak penolakan yang akan kita terima dan membuat kekecewaan pada diri semakin besar. 

Oleh karena itu, kemarahan di tempat kerja dan secara langsung melakukan rage applying adalah salah satu cara yang sangat rentan untuk mencari pekerjaan. Karena kita akan mendapatkan dampak yang merugikan dalam jangka panjang. 

 

Baca Juga : 4 Alasan Generasi Milenial Tidak Dapat Meraih Kesuksesan Menurut Simon Sinek (Part 2)

 

2. Menunjukkan Redflag pada Perusahaan 

Tanpa sadar tim perekrutan di perusahaan mampu mengetahui kapan kita melakukan rage applying atau tidak. Sehingga beberapa tim perekrutan akan melihat redflag (kekurangan) yang kita miliki dan menjadi perhatian bagi perusahaan. 

Kondisi ini dapat dilihat karena banyak orang yang melakukan rage applying hanya dengan mengirimkan CV atau resume umum tanpa penyesuaian posisi dan perusahaan yang dilamar. Selain itu, pelamar akan menggunakan LinkedIn Easy Apply dan tidak meninggalkan penjelasan apapun sebagai keterangan dari kita yang menunjukkan ketertarikan dan semangat yang spesifik pada posisi yang dilamar.  

Meskipun rage applying memiliki beberapa manfaat potensial, seperti memperluas jaringan profesional, mendapatkan intelijen kompetitif, berlatih wawancara dengan orang, dan mengingat pencapaian yang tercatat dalam CV atau resume, perlu diingat bahwa pengambilan keputusan impulsif yang didorong oleh kemarahan seringkali berdampak negatif pada karier yang sedang dibangun. 

Dalam menghadapi tekanan di tempat kerja, penting bagi individu untuk melakukan refleksi dan mencari solusi yang lebih efektif dan terencana, daripada mengandalkan rage applying sebagai jalan keluar.

Sumber : cnbc.com | time.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami