3 Tokoh Alkitab ini Mampu Mengatasi Overthinking yang Berujung Depresi Secara Ampuh
Sumber: medium.com

Kata Alkitab / 6 July 2023

Kalangan Sendiri

3 Tokoh Alkitab ini Mampu Mengatasi Overthinking yang Berujung Depresi Secara Ampuh

Bella Tiurma Official Writer
4771

Kehidupan sosial yang terjadi saat ini semakin meningkat dengan penuh  persaingan dan ketegangan, sehingga tak jarang beberapa orang merasakan kekhawatiran. Ketika rasa khawatir secara terus menerus dirasakan ditambah harus memikul beban seperti pekerjaan, keluarga, hubungan, dan hal lainnya akan berujung dengan overthinking

Ketika kita tengah dilanda overthinking, pasti akan memikirkan sesuatu secara berlebihan dan mengacu pada hal yang negatif. Bahkan hal yang belum tentu terjadi pun akan terpikirkan, sehingga jika tidak ditangani dengan baik akan berdampak pada kesehatan mental kita seperti depresi atau gangguan kecemasan. 

Seseorang yang telah memasuki tahap depresi biasanya akan merasakan bahwa dirinya tidaklah berguna bahkan ada keinginan untuk mengakhiri hidupnya. Ketika kita melihat kembali kisah-kisah yang ada di dalam Alkitab tidak ada secara jelas menyatakan tokoh dalam Alkitab merasakan depresi. Tetapi jika kita melihat lebih jauh lagi kisah-kisah yang ada, kita dapat menafsirkan bahwa mereka sedang di dalam situasi yang diliputi khawatir, overthinking, dan depresi.

 

Baca Juga : Overthinking? Simak 5 Cara Jemimah Cita Mengatasinya

 

Berikut 3 tokoh Alkitab yang mampu mengatasi kondisi overthinking bahkan depresi. 

1. Daud 

Siapa yang tidak tahu tentang kisah-kisah Daud? Salah satu tokoh Alkitab besar yang kita dengar kisah hidupnya mendapatkan ancaman untuk dibunuh oleh Raja Saul. Dalam situasi itu tentu Daud merasakan masa-masa yang sulit, tidak ada manusia yang hidup dengan tenang jika mendapatkan sebuah ancaman untuk dibunuh. Sehingga ia merencanakan untuk melarikan diri dari kejaran Raja Saul. 

Dalam Mazmur 69 kita dapat melihat keluh kesah Daud atas situasi yang sedang ia hadapi. Kata-kata yang jelas menggambarkan bagaimana kondisi Daud kala itu. Keadaan yang diliputi dengan rasa putus asa, overthinking atas kekhawatirannya akan hidupnya, dan beban yang harus dipikulnya. 

Namun, ditengah kondisi yang sedang ia jalani, ia tetap mengingat bahwa Tuhan adalah sumber harapan. Janji Tuhan yang akan selalu ada di setiap langkah kehidupan membuat Daud mampu mengatasi overthinkingnya terhadap ancaman yang diberikan Raja Saul padanya.

2. Ruth 

“Lalu matilah juga keduanya, yakni Mahlon dan Kilyon, sehingga perempuan itu kehilangan kedua anaknya dan suaminya.” - Rut 1 : 5 

Kematian sang suami dan anaknya membuat Ruth mengalami masa-masa sulit. Kondisi ekonomi hingga pendapat dari mertuanya pun membuat Ruth menjadi overthinking membayangkan beban berat yang harus ia pikul seorang diri. 

Keadaan yang menghimpit dirinya membuat Ruth harus mengambil keputusan untuk meninggalkan tanah kelahirannya. Pergi ke tempat asing tanpa adanya suami yang menemani, membuat Ruth harus menghadapi setiap situasi yang menakutkan bagi dirinya. 

Walaupun tak ada yang bisa ia lakukan lagi selain menangis, tetapi ia dengan setia melayani ibu mertuanya. Kesetiaan yang dilakukan Ruth memberikan dampak baik bagi dirinya yang merasakan kehadiran Tuhan dan berkat yang diberikan di dalam hidupnya. Melalui kesetiaannya, ia juga mendapatkan jalan untuk bertemu dengan suami keduanya dan diberikan kehidupan yang bahagia.

 

Baca Juga : Sederhana Banget, Agatha Chelsea Menang Atasi Overthinking-nya dengan 1 Hal Ini

 

Oleh karena itu, ketika kita dalam situasi overthinking dan keadaan depresi sekalipun, maka Ruth hadir untuk memberikan pembelajaran bagi kita dalam melewati keadaan sulit dengan kesetiaannya. Meskipun dirinya tidak langsung melihat kepada Tuhan yang mampu memberikan dan menyediakan hal baik. Tetapi dengan kesetiannya ia mendapatkan hal yang tak terduga di masa depan. 

3. Ayub 

Kehidupan yang penuh dengan harta benda, lingkungan keluarga, pertemanan dan kesehatan sangat dirasakan Ayub, tapi dalam sekejap Ayub harus merelakan semuanya hilang begitu saja. Kondisi kesehatan yang baik berubah menjadi tubuh yang dipenuhi dengan bisul bernanah membuat ia harus menerima kehilangan istri dan teman-temannya. Karena orang-orang terdekatnya tidak ada yang mau berdekatan dengan dirinya.

Perubahan yang sangat drastis tentu akan membuat kita mengalami overthinking, terlebih dalam posisi Ayub harus merasakan menjadi orang yang terbuang. Di tengah kondisi overthingkingnya Ayub tetap menaruh harapan di dalam Tuhan dan iman yang tak pernah goyah. Meskipun keluhan dan putus asa ia rasakan, tetapi pada akhirnya ia memilih untuk berserah kepada Tuhan. 

Melalui kisah Ayub ini, kita dapat belajar bahwa apa yang dikatakan orang-orang yang mampu menyita pikiran dapat kita hiraukan jika tak sesuai dengan Firman Tuhan. Selain itu, keadaan yang membuat kita menjadi ketergantungan tidak selamanya inda, sehingga kita perlu menaruh rasa percaya kita kepada rencana Tuhan. 

“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” - 1 Korintus 10 : 13

 

Baca Juga : Overthinking Bikin Kehilangan Identitas Sebagai Orang Percaya? Kok Bisa? Ini 5 Alasannya

 

Apa yang terjadi di dalam hidup kita yang sudah menyita banyak dari pikiran kita, perlu kita sadari bahwa Allah telah menyatakan kepada kita atas pencobaan apapun yang datang tidak melebihi kemampuan kita, sekalipun itu pemikiran overthinking dan keadaan depresi. 

Pertempuran yang banyak dihadapi kita saat ini bukanlah pertempuran fisik tetapi pertempuran yang masuk ke dalam pikiran kita. Seperti yang tertulis di dalam Efesus 6 : 12 “karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.” 

Walaupun kita tidak dapat mengontrol apa yang ada di pikiran kita, tetapi kita harus yakin bahwa Firman Tuhan mampu menolong kita mengambil alih kendali pikiran dari hal-hal buruk menjadi hal-hal yang baik.

Sumber : jawaban.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami