Terdapat Ruang Bawah Tanah dan Terowongan, Berikut Sejarah Singkat Gereja Kuno di Istanbul
Sumber: sains.sindonews.com

News / 6 June 2023

Kalangan Sendiri

Terdapat Ruang Bawah Tanah dan Terowongan, Berikut Sejarah Singkat Gereja Kuno di Istanbul

Bella Tiurma Official Writer
1109

Beberapa waktu lalu di Istanbul, Turki dihebohkan dengan penemuan reruntuhan gereja tua yang diperkirakan berusia 1.500 tahun lalu yang terletak di distrik Saraçhane yang terdapat pada pusat istanbul. Pada reruntuhan tersebut ditemukan terowongan dan ruang bawah tanah yang diperkirakan sebagai tempat rahasia pada gereja mula-mula. Namun, struktur yang terdapat di bawah gereja St. Polyeuctus yang didirikan pada era Kekaisaran Bizantium belum diketahui secara rinci apa tujuannya. 

Pada penemuan ini, terdapat dua ruangan besar yang dihubungkan dengan terowongan pada struktur bangunannya. Diperkirakan terowongan ini menghubungkan ke protesis gereja, yaitu ruangan yang berada di samping altar tempat roti dan anggur disiapkan. 

Sedangkan pada bagian ruang bawah tanah ditemukan beberapa mozaik yang masih menghiasi dengan sempurna, pahatan batu, dan beberapa balok marmer berukir. Bahkan dalam penemuan reruntuhan ini bagian ruang bawah tanah inilah yang ditemukan pertama kali selama penggalian dilakukan setelah pembangunan jalan dilakukan pada tahun 1960an.

 

Baca Juga : Mengenal Lebih Dekat Sejarah Gereja Pertama di Solo, Gereja Santo Antonius Purbayan

 

The Oxford Dictionary of Byzantium menuturkan perkiraan penemuan gereja St. Polyeuctus dibangun antara tahun 524 hingga 527 masehi pada masa pemerintahan Kaisar Justinian. Pada masanya gereja ini merupakan salah satu gereja terbesar dan paling indah di Konstantinopel. 

Saat ini kondisi gereja hanya tersisa reruntuhan saja. Dimana dalam perkiraan para arkeolog, pada masa kejayaannya Gereja St. Polyeuctus didesign dengan indah dan adanya kemungkinan gereja tersebut dihiasi sebuah kubah. 

Selain itu, yang menjadi bagian penting yang sangat perlu adanya perhatian adalah struktur bawah tanah pada bangunan ini masih bertahan begitu lama tanpa adanya kerusakan parah. Padahal jika dilihat pada daerah reruntuhan sering terjadi gempa bumi dan umur panjang pada bangunan ini memperlihatkan bahwa bangunan Bizantium dirancang untuk menahannya. 

Gereja St. Polyeuctus pada Kekaisaran Bizantium ini ditinggalkan sejak kerusakan parah karena empa bumi pada abad ke –11. Ditambah kehancurannya akibat dampak dari penjarahan yang dilakukan oleh Tentara Salib pada tahun 1204.

Menurut ahli sejarah Inggris, Jonathan Phillips, menuliskan dalam bukunya bahwa kala itu Tentara Salib telah diajak ke Konstantinopel untuk mendukung pasukan Kekaisaran Bizantium pada perjalanannya melakukan pebebasan pada Yerusalem.

 

Baca Juga : Mengenal 5 Gereja Bersejarah yang Menakjubkan di Indonesia

 

Namun, hal ini malah menjadi penyarangan balik bagi kekaisaran, dimana Tentara Salib dengan kasar merebut dan menjarah Konstantinopel. Bahkan Tentara Salib mendirikan kekaisaran Latin yang baru dengan pembagian wilayah-wilayah Bizantium. 

Peristiwa ini diperhitungkan sebagai puncak perselisihan antara Gereja Ortodoks Timur yang berpusat pada Konstantinopel dan Gereja Katolik Roma yang berpusat di Roma. Selain itu, perstiwa ini menjadi titik balik penting pada kemundurannya Kekaisaran Bizantium. Sampai pada akhirnya mengalami krisis berkepanjangan yang mengakibatkan Konstantinopel hanya menjadi negara kota saja.

Sumber : sains.sindonews.com | nationalgeographic.grid.id
Halaman :
1

Ikuti Kami