Dekat  tetapi Jauh, Jauh tetapi Dekat
Sumber: FIMELA Family

Parenting Superbook / 20 May 2023

Kalangan Sendiri

Dekat tetapi Jauh, Jauh tetapi Dekat

Zakarias Feoh Official Writer
15073

Seringkali kita mendengar orang berkata jauh di mata dekat di hati.  Istilah ini seringkali menggambar orang yang secara fisik berjauhan tetapi ada ikatan kasih sehingga mereka selalu merasa dekat.  Paulus, menasehati dan menghibur  jemaat di Tesalonika bahwa meskipun jarak memang memisahkan tetapi selalu ada kerinduan diiringi didalam doa untuk bertemu 1 Tesalonika 2:17-20.  Istilah ini juga bisa dimaknai sebagai penghiburan bagi mereka-mereka yang memang tinggal berjauhan tetapi mereka memilih menjalin hubungan asmara.  Pertanyaannya adalah bagaimana dengan uangkapan “dekat tetapi  jauh”.  Menggambarkan hubungan secara fisik dekat tetapi didalam hati tidak  dekat.  Artinya bisa saja tinggal serumah tetapi selalu muncul pertengkaran dan pertikain, bisa saja tinggal berdampingan tetapi selalu bermusuhan.  

Keadaan ini bisa terjadi dalam hubungan antara orangtua dan anak remajanya.  Sekalipun kita cukup dekat secara fisik dengan remaja kita karena masih serumah dengan kita, tapi seringkali terjadi salah mengerti dan akhirnya kita harus berteriak seolah-olah remaja kita itu memang jauh. Kita akan belajar apa itu remaja dan bagaimana menghadapi remaja?

Banyak orang tua yang mengeluhkan, kenapa anak remajanya bisa berbicara berjam-jam dengan teman-teman, tapi kalau dengan orang tua selalu bicara sepatah dua kata dan seringkali terjadi salah pengertian. Untuk itu perlu ada sesuatu yang menjembatani kesenjangan komunikasi Remaja dan Orangtua.

Secara singkat siapakah remaja ?  

  1. Masa remaja mencakup rentang usia antara 11-20 tahun. Di pengujung rentang usia ini, remaja "dituntut" untuk dapat bersikap hidup sebagai orang dewasa.
  2. Tugas terutama remaja dalam masa pertumbuhan ini adalah membentuk dan mematangkan jati dirinya. Jati diri remaja yang sehat merupakan perpaduan dari apa yang diterimanya dari orangtua dan apa yang diserapnya dari lingkungan.
  3. Di dalam lingkungan pergaulan itulah diri remaja mengalami konfirmasi  dan ujian. Konfirmasi meneguhkan, sedangkan ujian menggugat apa yang diyakini sebagai dirinya.
  4. Sebaliknya, di dalam keluarga, remaja pun mengalami hal yang sama yakni konfirmasi dan ujian terhadap siapa dirinya. Konflik muncul tatkala konfirmasi dan ujian dalam keluarga berbeda dari ujian dan konfirmasi dalam lingkungan.
  5. Di dalam kesenjangan inilah remaja biasanya hidup dan berkomunikasi dengan orangtua. Tidak bisa tidak, komunikasi dengan orangtua terpengaruh oleh  kesenjangan  ini.

Bagaimana Komunikasi dengan Remaja :

  1. Di dalam kesenjangan, remaja menutup, membatasi, mendistorsi, atau membuka alur komunikasi dengan orangtua. Keputusan ini bergantung pada apa yang diyakini remaja sebagai diri yang diinginkannya.
  2. Sebaik apa pun komunikasi remaja dengan orangtua di masa kanak-kanak, pada masa remaja, perubahan tetap terjadi. Akan ada masa di mana ia menutup, membatasi, atau mendistorsi komunikasi.
  3. Sebaik apa pun relasi orangtua dengan remaja, pada masa ini remaja cenderung memprioritaskan komunikasi dengan lingkungan pergaulan. Penemuan-penemuan baru dari lingkungan membuatnya bergairah berkomunikasi dengan teman.
  4. Kemajuan teknologi informasi membuat remaja makin cepat dan akrab dalam menjalin komunikasi dengan teman. Sedekat apa pun orangtua dan remaja, tetap akan jauh lebih dekat "tombol dan layar kecil" di tangannya (HP,Internet dan sebagainya).

Oleh sebab itu, orang tua harus betindak bijaksana dan memberikan banyak waktu untuk anak remajannya. Selain itu, orang tua tidak boleh segan-segan mempelajari tren-tren dikalangan  anak remaja yang sedang berkembang dan terjadi didalam lingkungan  remaja. Misalkan, sekarang lagi tren-trennya istilah selfie, hal ini akan mempermudah orangtua berkomunikasi dengan remaja. Selain itu orang  tua juga bisa mengerti perkembangan dunia remaja.  Tanggal 11 Juli 2014  yang lalu menurut berita detik.com  seorang ayah kaget karena remaja putrinya mengirim selfie (foto bugil) keayahnya sendiri.  Tentu hal ini membuat ayahnya kaget dan tidak percaya apa yang telah terjadi dengan putrinya.  Bagaimanapun orang tua pernah menjadi remaja, sementara anak-anak remaja belum pernah menjadi orangtua.  Jadi orangtualah harus memberi banyak waktu dan perhatian dan mengikuti perkembangan seputar dunia remaja sehingga tidak menimbulkan istilah “Dekat tetapi Jauh”

Alkitab memberikan nasehat kepada setiap orang tua, "Dengan hikmat rumah didirikan, dengan kepandaian itu ditegakkan, dan dengan pengertian kamar-kamar diisi dengan bermacam-macam harta benda yang berharga dan menarik. orang yang bijak lebih berwibawa dari pada orang kuat, juga orang yang berpengetahuan dari pada orang yang tegap kuat." (Amsal 24:3-5)

Pertanyaannya apakah anda dekat dengan remaja anda?

Sumber : sabda org, berbagai sumber, zf
Halaman :
1

Ikuti Kami