Ada apa dengan mengasuh anak kita yang berusia 20 tahunan? Tidakkah kita telah menunaikan tugas setelah usia itu? Kebanyakan orang dewasa muda di usia 20 tahunan berada di pendidikan perguruan tinggi atau menjadi polisi atau tentara, atau bekerja di suatu tempat. Tugas kita sebagai orang tua sepertinya telah selesai, bukankah demikian?.
Banyak orang berpikir seperti itu, namun masih ada kebenaran yang tersisa, kita masih menjadi ayah dan ibu bagi mereka, masih memiliki satu tugas yang harus dilakukan. Waktu antara usia remaja dan dewasa adalah tahun-tahun transisi bagi anak berusia 20 tahunan, seperti juga yang terjadi pada kita. Perubahan terbesar adalah pada kita sebagai orang tua. Apa yang kita lakukan sebagai orang tua dari anak remaja tidak bisa bekerja bagi orang tua dari anak berusia dewasa muda. Komunikasi kita, cara kita berhubungan dan berbicara, cara kita mencintai, bahkan berapa banyak kita membweri harus kita perhatikan.
Baca Juga: 8 Tokoh Alkitab Ini Ajarkan Soal Pengasuhan Anak yang Mengandalkan Tuhan
Tidak lagi kita dapat memberikan saran-saran dan mengharapkan respon positif. Tidak ada lagi pernyataan seperti : "Ok, Joni, potong rambutmu, beli pakaian baru, dan setelah itu kirim resume kamu ke perusahaan ini." Semua hal ini mungkin perlu untuk dilakukan, namun metode kita memberikan saran dengan cara menyolok mata dan dengan cara instruksi tidak lagi efektif dengan orang yang bertumbuh dewasa. Gaya komunikasi kita perlu untuk diubah. Bagaimana caranya? Kita mungkin dapat menanyakan dengan cara lembut pertanyaan seperti : "Nak, apa yang akan kamu lakukan selanjutnya dalam mencari kerja?", atau anda mungkin mengatakan : "Saya pikir gagasan kamu untuk membeli baju baru adalah gagasan yang bagus. Jika mau saya menolong, biar saya tahu". Memberi saran dan memberi peneguhan menjadi metode yang lebih efektif dibanding cara langsung seperti : "inilah cara melakukannnya".
Bagaimana dengan anak yang memutuskan bahwa sekolah bukanlah untuk mereka setelah bertahun-tahun melakukan persiapan? Setelah semua perencanaan dan tabungan telah anda siapkan?. Malahan, dia menginginkan melakukan perjalanan keliling Negeri atau keliling dunia untuk menemukan dirinya. Atau, bagaimana jika anak perempuan anda ingin menikah tepat setelah lulusan SMA dan harapan anda baginya menjadi hancur?. Banyak orang tua menemukan diri mereka frustasi, kecewa dan seringkali marah. Ini bukanlah apa yang mereka miliki dalam benak mereka!. Apa yang seharusnya kita lakukan dengan semua kekecewaan ini?.
Hal pertama yang tidak bolh dilakukan adalah menunjukkannya pada anak yang menginjak dewasa. Waktunya, ibu dan ayah untuk menyadari bahwa harapan dan mimpi orang tua mungkin bukan milik anak-anak. Harapan dan perkiraan kita hanyalah untuk diri kita sebagai orang tua.
Baca Juga: Ini Alasan Kenapa Ayah Perlu Terlibat Dalam Pengasuhan Anak
Kunci jawaban adalah untuk menanyakannya selama tahun-tahun transisi mendekati usia 20-an adalah ini : "Akankah kata-kata atau tindakan ini mendorong hubungan yang lebih sehat dengan anak saya yang menginjak dewasa?. Jika kita menanyakan pertanyaan itu dengan jujur sewaktu kita merasa sangsi, saya pikir kita akan belajar mana tindakan yang kita pilih.
Selama masa remaja, kita banyak menolong anak kita. Mereka tergantung pada kita untuk segala sesuatu. Seharusnya kehidupan tidak lagi menjadi sesuatu yang bebas. Bagian menjadi warga masyarakat yang bertanggung jawab adalah belajar menerima kewajiban pribadi dan menghormati orang lainnya, khususnya pada orang tua mereka. Katakan tidak, memberi kurang dari yang menjadi bagian suatu proses.
Beberapa orang tua mengakui bahwa mengatakan "tidak" pada anak-anak adalah sesuatu yang keras. Bagaimana anda semua secara tiba-tiba mulai mengatakan : "tidak, kamu tidak dapat meminjam tenda atau kapal boat", atau "tidak, tidak dapat duduk bagai bayi lagi sepasnjang minggu ini". Itu begitu simple. Penjelasan yang jujur bagi itu semua begitu dibutuhkan. "Kita berencana untuk menyiapkan tenda kita untuk berwisata dan kita membatasi pemakaiannya supaya tidak sobek dalam tiga tahun ini". Atau "Saya minta maaf saya tidak dapat duduk-duduk minggu ini. Kami membuat rencana untuk mengunjungi teman di akhir minggu." Semua itu cara yang sama untuk mengatakan ‘tidak'. Telah mengesankan bahwa ketika kita mengatakan tidak untuk permintaan peminjaman uang, maka kita mencoba melakukan sesuatu yang lain untuk menunjukkan bahwa kita peduli. Sebagai contoh, anda mungkin mengundang anak anda dan pasangannya untuk makan malam dan menonton film. Atau anda mungkin membawa mereka makan es krim - sesuatu yang menunjukkan bahwa anda ada untuk mereka, anda tidak hanya pergi untuk menjamin keberadaan mereka diluar sana.
Apa yang kita lakukan jika suami dan istri tidak setuju tentang suatu isu berkaitan anak kita yang telah berusia dewasa?. Adalah penting bagi kita untuk menjaga persatuan terlebih dulu. Katakan pada anak anda bahwa anda akan kembali pada mereka setelah anda membicarakan hal itu dengan pasangan anda. Ketika berdiskusi, jika kita tidak setuju satu sama lain, selanjutnya kita seharusnya menyimpulkannya. Jika kompromi tidak juga datang, maka sepakatlah untuk tidak pergi pada satu cara atau cara lainnya. Jangan mengakui pada anak anda bahwa anda tidak setuju. Secara sederhana katakan anda menolak untuk menolong mereka.
Baca Juga: Di Tengah Kesibukan dan Kesulitan Menjadi Ibu Yang Berguna, Ingatlah Akan Hal Ini!
Adalah penting bagi anak-anak kita yang telah dewasa untuk melihat kita sebagai orang tua tetap bersatu, bekerja membina hubungan, membangun dan melihat masa depan. Fakta bahwa kita "memiliki satu kehidupan" adalah contoh penting bagi anak-anak kita. Bahkan jika anda adalah orang tua tunggal, anak-anak kita perlu memperhatikan kita dan bagaimana kita menangani badai kehidupan. Kita masih memerankan model, dan tindakan kita masih mengajarkan dan membuat kesan pada anak-anak kita, bahkan setelah mereka bertumbuh dewasa.
Jadi para orang tua, jika anda memiliki anak dewasa usia 20-tahunan, lepaskan gagasan bahwa tugas pengasuhan anda telah selesai. Anda belum menonaktifkan pengait itu, masih belum. Ingatlah kita tidak hanya berada dalam fasa transisi. Saatnya datang ketika anak-anak kita akan benar-benar mandiri, bertanggung jawab, dan secara personal bertanggung jawab atas kehidupan mereka. Dan ketika saatnya tiba, jika kita sebagai orang tua telah melakukan tugas kita dengan baik, kita akan menikmati kepuasan yang dalam dan kekal dalam hubungan persahabatan yang saling menguntungkan dengan anak-anak kita.