Menginginkan Anak Bersikap Dewasa? Para Orangtua Perlu Perhatikan Hal Berikut...

Parenting / 13 April 2023

Kalangan Sendiri

Menginginkan Anak Bersikap Dewasa? Para Orangtua Perlu Perhatikan Hal Berikut...

Bella Tiurma Official Writer
1124

Pertengkaran yang terjadi pada anak diumur yang sudah masuk ke dalam kategori remaja kerap terjadi. Selisih paham, berbeda pendapat, ataupun hal lainnya mungkin saja terjadi diusia remaja. Walaupun emosi yang belum sepenuhnya terkontrol pada kenyataannya beberapa diantaranya dapat menyikapinya dengan bijaksana. 

Kedewasaan itu tidak dapat diukur dari seberapa besar umur seseorang, pada kenyataannya banyak orang yang sudah memiliki cukup umur yang matang masih berperilaku kekanak-kanakan. Oleh sebab itu, setiap orang tua mengharapkan anaknya menjadi pribadi yang dewasa, yang berarti menjadi anak yang mandiri dan bijaksana.  

Seorang anak yang bisa berperilaku bijaksana dan mandiri, akan tumbuh menjadi anak yang peduli, sensitif terhadap orang lain, dan dapat menyikapi segala kondisi ataupun masalah. Hal ini dapat terjadi dengan peran serta orangtua untuk mendukung proses pendewasaan diri pada anak. Tentu setiap orangtua tentu memiliki metode pola asuh sendiri untuk mendidik anaknya. 

Simak beberapa hal yang dapat dilakukan dan tidak boleh dilakukan orangtua saat mengajarkan kedewasaan pada anak. 

Hal yang dapat dilakukan oleh orangtua dalam mengajarkan kedewasaan 

1. Mengajarkan Tanggung Jawab 

Sebagai orangtua, ketika melihat sang anak salah memilih pilihan di dalam hidupnya dapat berhenti untuk menyalahkan diri sendiri. Hal ini dikarenakan akan membuat sang anak tidak dapat mempertanggungjawabkan pilihan yang telah mereka buat, sekalipun pilihan tersebut merupakan pilihan yang buruk. 

Seperti yang tertulis di dalam Galatia 6 : 5 “Sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri.” Dari ayat ini, setiap orangtua dapat mengajarkan kepada anak bagaimana cara untuk bertanggung jawab untuk diri mereka dan segala keputusan di dalam hidupnya. 

2. Beritahu Jika Salah 

Sebagai bentuk pembelajaran anak untuk mengetahui dia salah atau tidak, setiap orang tua dapat bercerita mengenai dirinya dahulu saat masih remaja. Seperti menceritakan kenakalan yang telah dilakukan ataupun sesuatu perbuatan yang membuat kacau. Tetapi orangtua juga harus memberitahu anaknya tentang apa yang dapat dipelajari dari kesalahan tersebut dan bagaimana Yesus juga membantu kita untuk melewati masa-masa sulit itu 

Dalam Mazmur 145 : 14 berkata “Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk.” 

3. Mengajarkan Menghadapi Konsekuensi 

Disaat anak mengalami konsekuensi menyakitkan dari perilaku yang mereka perbuat dan tidak bertanggung jawab. Maka setiap orangtua dapat membiarkan anaknya untuk menghadapi konsekuensi dari apa yang mereka perbuat sendiri. Karena dari kondisi itulah anak dapat belajar bahwa setiap tindakan dan perilakunya akan ada konsekuensinya. 

4. Berikan Kebebasan 

Setiap orangtua dapat membebaskan anaknya untuk menjalani kehidupannya, dimana sang anak bebas untuk memilih dalam hidup ataupun perilakunya. Sehingga anak akan belajar untuk menjadi pribadi yang dewasa, yang bertanggung jawab, dan bijaksana. 

Hal yang tidak dapat dilakukan oleh orangtua dalam mengajarkan kedewasaan 

1. Jangan Membandingkan Anak 

Ketika anak melakukan kesalahan, baiknya setiap orangtua tidak memarahi dan membandingkan anaknya dengan orang lain ataupun dengan saudara kandungnya. Karena tidak ada seorang anak yang menginginkan dirinya dibanding-bandingkan dan anak akan merasa bahwa dirinya tidak dicintai oleh orangtuanya. 

2. Jangan Lindungi Anak dari Kegagalan 

Setiap usaha pasti akan ada kegagalan yang menghampiri, jika kegagalan itu menghampiri sang anak, setiap orangtua janganlah melindungi anaknya. Hal ini dikarenakan sang anak tidak akan bisa belajar dari setiap kegagalan itu untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Sehingga biarkan sang anak menghadapi kegagalan itu dan orangtua dapat mendukung secara emosional agar anak dapat termotivasi untuk bangkit kembali. 

3. Jangan Selalu Menyelamatkan Anak 

Pada saat anak di dalam sebuah masalah dan orangtua selalu membantu mengeluarkannya, maka ketika anak kembali berada di dalam sebuah masalah mereka tidak akan belajar untuk mencoba menyelesaikan masalah tersebut. Dan setiap anak akan terbentuk pola pikir bahwa ketika dirinya di dalam masalah pasti akan ada yang menyelematkan dan mengeluarkannya, tidak terbentuknya karakter anak untuk berusaha. 

Oleh karena itu, dari beberapa hal yang sudah dijelaskan di atas bisa menjadi pertimbangan setiap orangtua yang mau mengajarkan anaknya menjadi pribadi yang dewasa, yang bijaksana dan mandiri. Dari sesuatu yang orangtua dapat lakukan hingga yang tidak disarankan untuk dilakukan, dapat mendukung proses pembelajaran kedewasaan bagi sang anak.

Sumber : crosswalk.com
Halaman :
1

Ikuti Kami