Paskah Jadi Momen Beralih dari Self-Center Menjadi Christ-Center – Ps. Rendy Chandradinata
Sumber: Jawaban.com

News / 4 April 2023

Kalangan Sendiri

Paskah Jadi Momen Beralih dari Self-Center Menjadi Christ-Center – Ps. Rendy Chandradinata

Bella Tiurma Official Writer
1086

Ps. Rendy Chandradinata sebagai salah satu pendeta dari GBI Eben Haezer membagikan pemaknaan menuju paskah dengan berbagi kasih kepada teman-teman yang membutuhkan. Hal ini dilakukan dengan adanya kegiatan pelayanan kasih oleh GBI Eben Haezer ke House of Mercy di Cilincing. Di sana mereka berbagi bersama anak yatim piatu dan tuna wisma. 

Kegiatan berbagi pasih merupakan salah satu kegiatan untuk menyambut Paskah secara onsite (langsung). Walaupun sudah 3 tahun kita melewati masa pandemi yang berdampak dengan kegiatan-kegiatan gereja yang biasanya dilakukan harus dihentikan sementara dan berganti secara online (daring). Ini tentu tidak mengubah bagaimana setiap umat Kristen memaknainya, walau terkadang bisa saja makna yang didapat berbeda. 

Seperti yang dirasakan saat menjelang perayaan Paskah, yaitu perjamuan kudus pada Jumat Agung.  Jika melihat kembali perayaan paskah secara online, perjamuan kudus akan dilaksanakan di rumah masing-masing, mengangkat roti dan sirup atau anggur perjamuan sendiri. Sedangkan saat ini bisa dilakukan secara onsite (langsung), umat Kristiani diingatkan kembali tentang perjamuan kudus. Di mana tubuh dan darah Yesus dapat diterima oleh setiap umat Kristiani secara komunal atau bersama-sama. Ps. Rendy meyakini bahwa hal ini tentu lebih bermakna bagi pribadi lepas pribadi. 

Suatu perbedaan lain juga dirasakan untuk menyambut perayaan Paskah tahun ini adalah sebuah rangkaian perayaan Paskah yang didalamnya akan ada persembahan pujian dari berbagai kalangan ataupun sebuah drama yang ditampilkan untuk menggambarkan momen-momen hari raya tersebut. Hal ini merupakan sesuatu yang luar biasa dan membahagiakan setelah sekian lama tidak dilakukan oleh semua umat Kristiani. 

Jika berbicara mengenai Jumat Agung dan Paskah, ada satu ayat Alkitab yang menjadi rhema bagi kehidupan Ps. Rendy, yaitu 2 Korintus 5: 15 “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.”

Melalui perayaan Paskah ini, setiap orang perlu memaknai pengorbanan Kristus dan kebangkitanNya bukan hanya sekedar mengetahui Yesus mati di kayu salib dan bangkit dari antara orang mati.  Dan juga sebagai penyelamat agar orang tidak binasa saja. Jika dimaknai hanya sampai di situ saja, kita hanya tinggal menunggu kapan Yesus datang kembali atau kapan Tuhan memanggil kita dan duduk santai saja menikmati apa yang sudah Tuhan kerjakan. Maka kita akan menjadi orang-orang beriman yang pasif dan berpusat kepada diri sendiri. 

Sebagai umat Tuhan, kita harus memaknainya lebih jauh dari itu bahwa umat Kristen tidak lagi berpikir tentang dirinya sendiri melainkan tentang Kristus. Kebangkitan Kristus dapat dimaknai dari kehidupan yang tadinya self-center (berpusat pada diri sendiri) atau berpikir kalau hidup ini hanya me, myself, and I. Tetapi kita harus beralih menjadi kehidupan yang berpusat kepada Kristus atau Christ-center. 

Beralih dari self-center menjadi Christ-center artinya “Hidup tidak lagi tentang diri sendiri, bukan tentang ambisi dan bukan tentang kehendak pribadi”. Tetapi hidupku sekarang untuk Tuhan, untuk kehendak-Nya, dan untuk agenda-Nya. 

Saat kita berkomitmen memusatkan hidup kita untuk Tuhan, maka akan secara otomatis dampaknya terasa bagi sesama. Ps. Rendy menyebutnya dengan istilah JOY (Jesus, Others, Yourself). Dimana prioritasnya adalah Tuhan, orang lain dan baru diri sendiri. Implementasi kasih kita kepada Tuhan harus dibuktikan dari bagaimana setiap orang bisa mendahulukan kepentingan bersama termasuk keselamatan orang lain, peduli pada jiwa-jiwa, melayani, menjadi penginjil, dan memuridkan. Baru kemudian memikirkan tentang kepentingan dirinya sendiri. 

Ps. Rendy meyakini bahwa umat Kristiani menyembah bukan hanya karena kasih Tuhan yang besar melalui pengorbanan-Nya. Tetapi setiap orang perlu menghidupi kasih itu dan membagikannya kepada orang lain.

Halaman :
1

Ikuti Kami