5 Cara Ajarkan Anak Meminta Maaf Setelah Berbuat Salah
Sumber: Today's Parent

Relationship / 22 March 2023

Kalangan Sendiri

5 Cara Ajarkan Anak Meminta Maaf Setelah Berbuat Salah

Lori Official Writer
1534

Waktu anak memukul, melukai orang lain atau dengan sengaja melakukan kesalahan, apa sebenarnya yang orang tua bisa lakukan?

“Minta Maaf” adalah tindakan yang orang tua perlu ajarkan kepada anak. Tapi hanya sekadar mengucapkan “aku minta maaf” saja tidak cukup. Anak perlu memahami makna mendalam dari sebuah permintaan maaf, diantaranya mengakui kesalahan dengan penuh penyesalan dan berkomitmen untuk tidak lagi mengulani kesalahan yang sama.

Lalu bagaimana anak bisa mengucapkan permohonan maaf dengan setulus hati saat melakukan kesalahan? Orang tua lakukan 5 hal ini:

1. Tunjukkan Dari Teladan

Dalam pengasuhan anak, orang tua adalah contoh terdekat bagi anak. Saat anak melihat orang tuanya suka membela diri atau menyalahkan orang lain, maka mereka akan mencontoh hal serupa. Sehingga sulit bagi anak untuk mau meminta maaf saat melakukan kesalahan.

Jadi, biasakan untuk meminta maaf baik kepada pasangan, orang tua atau bahkan anak. Ini akan menjadi pelajaran yang sangat baik untuk dicontoh oleh anak.

 

Baca Juga: Tips dan Trik Mengajari Anak Meminta Maaf

 

2. Jangan segan meminta maaf kepada anak 

Pernahkah Anda tanpa sadar membentak anak karena rewel? Lalu Anda mulai merasa bersalah dalam hati dan meminta maaf ke anak karena sudah melukainya? 

Ini adalah salah satu tindakan baik yang perlu ditunjukkan kepada anak. Anak akan belajar meminta maaf dengan cara yang sama karena dia melihat papa mamanya sudah melakukan tindakan tersebut. 

 

3. Ajarkan anak tanggung jawab

Mengajarkan anak tanggung jawab adalah cara lain membantu anak dengan rendah hati meminta maaf.

Mulai mengajarkan anak dengan menggunakan kalimat positif. Misalnya:

Saya memecahkan kaca jendela. 

Saya mengambil mainan adik.

Latih anak untuk mengakui perbuatannya dengan kalimat positif. Cara ini akan mengajarkan anak tentang tanggung jawab.

 

Baca Juga: Kesaksian OBI: Godelva Belajar Meminta Maaf Dengan Tulus di SD OBI Nias

 

4. Ajarkan empati

Anak-anak perlu belajar bahwa apa yang mereka katakana dan lakukan sangat mempengaruhi orang lain. Anak bisa saja memukul anak lain dan membuatnya kesakitan. 

Dalam hal ini, orang tua perlu menjadi mediator untuk menggerakkan anak memiliki rasa empati atas perilakunya terhadap orang lain. 

Misalnya: Nak, lihat kakak jadi nangis karena kamu pukul. Kasihan lho!

 

5. Ajarkan anak tentang hukum tabur tuai

Bagi orang percaya, kita bisa menemukan aturan hukum tabur tuai di Matius 7: 12, “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.”

Tak ada salahnya mengajarkan anak tentang kebenaran firman Tuhan ini. Karena dengan itu anak belajar bahwa hidup penuh dengan aturan. 

Untuk lebih sederhananya Anda bisa mempraktekkan beberapa langkah ini:

1. Jelaskan apa yang terjadi secara jelas.

“Kamu tadi lempar kakak lho dek.”

2. Jelaskan apa yang Anda lihat dan perjelas apa akibat dari tindakan anak.

“Karena adek lempar kakak, tangan kakak sakit nih dek.”

3. Tunjukkan empati dengan bertanya kepada anak yang terluka.

“Kakak sakit banget ya tangannya?”

4. Bimbing anak untuk melakukan hal-hal yang bisa membantu anak yang terluka.

“Dek, ambil compress di kulkas. Bawa ke sini.”

5. Buat perjanjian.

“Adek sedih gak lihat kakak kesakitan begini? Terus apakah adek boleh melempar barang ke orang lain?” 

 

Baca Juga: Belajar dari Video ‘Kado Terindah’ Superbook, Keren Akhirnya Meminta Maaf Kepada Orang Tua

 

Setelah menjelaskan hal ini, dorong anak untuk meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perilaku serupa.

Saat anak belajar cara meminta maaf dengan tulus, mereka akan memahami bahwa permintaan maaf itu penting bukan saja karena kesalahan kepada orang lain, tapi Anda juga bisa mengajarkan bahwa meminta maaf adalah cara untuk memulihkan hubungan dengan orang lain. 

Halaman :
1

Ikuti Kami