Meski disanjung sebagai romansa terbaik dalam Alkitab, rupanya Yakub dan Rahel mengalami banyak kesulitan dalam hubungan mereka. Yakub harus bekerja selama 7 tahun untuk mendapatkan Rahel. Tetapi ketika waktunya tiba, Yakub tidak mendapatkan Rahel, melainkan Lea, kakaknya.
Untuk mendapatkan Rahel, Yakub harus bekerja selama 7 tahun lagi. Rahel dan Lea, keduanya menjadi istri Yakub, tetapi Yakub selalalu memberikan perlakuan istimewa kepada Rahel.
Melalui hubungan Yakub, Rahel, dan lea, kita bisa belajar bahwa:
1. Memberikan perlakuan istimewa adalah salah
Kita tahu bahwa Yakub memiliki dua istri yaitu Lea dan Rahel. Alkitab dengan jelas menceritakan bahwa Yakub lebih mengasihi Rahel daripada Lea (Kejadian 29:30). Alkitab secara langsung mengatakan bahwa, “Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka.” (Yakobus 2:1)
Tuhan tidak pernah ingin kita menunjukkan sikap pilih kasih dalam setiap hubungan. Sementara poligami tidak dibenarkan, Yakub seharusnya tidak menunjukkan pilih kasih diantara keduanya. Karena perlakuan Yakub yang terang-terangan menunjukk ia lebih mengasihi Rahel, Lea merasakan kepahitan dalam hatinya.
Dalam hubungan kita sendiri, harusnya kita hanya memiliki satu pasangan dan tidak boleh menunjukkan sikap pilih kasih. Sering kali kita mendapati pasangan membandingkan pasangan mereka dengan pasangan di masa lalu, bahkan menunjukkan sikap pilih kasih terhadap pasangan masa lalu dan pasangan saat ini.
Tuhan tidak ingin kita melakukan ini. Alih-alih membagi minat kita, kita perlu fokus pada satu pasangan, yaitu pasangan kita saat ini.
Di luar hubungan romantis, dengan cara yang sama, kita tidak boleh menunjukkan pilih kasih dalam keluarga. Baik itu kepada anak, saudara, dan masih banyak lagi. Kita perlu mengasihi semua orang seperti yang yesus katakan “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.” (Yohanes 13:34)
2. Poligami adalah kesalahan
Kebenaran kedua yang dapat kita pelajari dari hubungan Yakub dan Rachel adalah bahwa poligami itu salah. Seperti yang disebutkan sebelumnya di poin pertama, Yakub menunjukkan sikap pilih kasih kepada Rahel atas Lea. Jika seseorang memiliki banyak pasangan, pilih kasih pasti akan terjadi. Ini adalah salah satu dari banyak alasan mengapa poligami itu salah. Yakub menikah dengan Lea dan Rahel, tetapi pada awal penciptaan, Allah merancang pernikahan antara satu pria dan satu wanita (Kejadian 2:24). Apa pun di luar ini bertentangan dengan rencana Allah untuk pernikahan.
Poligami membawa banyak masalah ke dalam suatu hubungan, seperti yang ditunjukkan dalam hubungan Yakub dengan Rahel dan Lea. Sebagai orang Kristen, kita seharusnya tidak pernah mendukung poligami. Hanya karena poligami ‘ada’ dalam Perjanjian Lama, tidak membuatnya baik-baik saja dan bisa diterima. Tuhan tidak pernah memberitahu kita bahwa poligami itu benar.
Secara khusus Tuhan memberi tahu kita bahwa seharusnya kita hanya memiliki satu suami atau satu istri. Poligami telah diterima oleh banyak sistem kepercayaan palsu, tetapi ini tidak alkitabiah, begitu pula doktrin-doktrin yang lain.
Dalam hubungan kita, kita harus memastikan bahwa kita hanya memiliki satu pasangan. Kita tidak boleh memiliki banyak suami atau banyak istri. Kita perlu fokus pada satu pasangan. Bahkan dalam hal berkencan, seorang Kristen hanya boleh berkencan dengan satu orang pada satu waktu.
Tujuan berkencan adalah untuk melihat apakah orang lain berpotensi untuk dinikahi. Jika seseorang berkencan dengan banyak orang, itu dapat menyebabkan perpecahan, kebingungan, dan kurangnya kesetiaan. Kekhawatiran ini terjadi antara Yakub dan Rahel dan hanya menciptakan ketegangan dan permusuhan
Sumber : iBelieve