Kesaksian 23 Guru: Jonroy Perangin Angin, Alami Mujizat Saat Setia Melayani Sebagai Guru
Sumber: jawaban.com

Milenial / 14 October 2022

Kalangan Sendiri

Kesaksian 23 Guru: Jonroy Perangin Angin, Alami Mujizat Saat Setia Melayani Sebagai Guru

Claudia Jessica Official Writer
3130

Terlahir dengan kondisi sulit bicara atau gagap, Jonroy Perangin Angin telah mengalami bully-an sejak ia masih kecil dan hal ini membuat Jon menjadi pribadi yang sangat tertutup. Karena keterbatasannya ini, Jon cenderung mengucilkan dirinya dari masyarakat.

Pada suatu hari setelah ibadah, Jon hendak membuat komitmen untuk melayani Tuhan sekalipun memiliki keterbatasan dalam bersosialisasi ataupun berbicara. Jon yakin bahwa bersih-bersih gereja adalah pelayanan yang paling cocok baginya.

Melihat kesetiaan Jon dalam pelayanannya, gembala Gereja Jemaat Allah Indonesia, Pekanbaru, Riau memberikan tawaran kepada Jon untuk menjadi guru sekolah minggu. Namun dengan keterbatasan yang dimiliki oleh Jon, membuat Jon meragukan dirinya sendiri.

“Saya kan orangnya gagap, tidak punya pengalaman, tidak punya pendidikan, bahkan yang saya hadapi ini adalah anak-anak. Apa mungkin seorang gagap mengajar sekolah minggu? Kayaknya mustahil deh” pungkas Jon.

Ketika Jon telah mantap untuk menjadi guru sekolah minggu, tantangan demi tantangan datang menghampirinya. Mulai dari keluhan orangtua yang mengatakan tidak ada perubahan dari anak-anak mereka, meminta Jon diganti dengan orang lain, hingga satu per satu anak meninggalkan sekolah minggu di gerejanya.

 

BACA JUGA: Kesaksian 23 Guru: Saya Minta "Tanda" dari Tuhan untuk Melayani - Ershi Danuastuti

 

“Dari 12 anak menjadi 5 anak. Hal ini membuat saya frustasi,” ungkap Jon.

Jon sadar betul kalau penurunan yang terjadi ini diakibat oleh kurangnya kreativitas dalam mengajar sehingga anak-anak mudah merasa bosan dan cenderung memilih untuk pergi.

Kesetiaan Jon melayani Tuhan membawanya kepada rencana Tuhan yang tidak pernah diduga sebelumnya. Seorang hamba Tuhan mengajak Jon dan gerejanya untuk mengikuti training guru sekolah minggu di Pekanbaru, yang tidak lain adalah training sekolah minggu superbook.

Sepulangnya Jon dari training tersebut, ia mencoba mempraktikkan apa yang ia pelajari dari training yang didapatkannya. Hasilnya banyak anak-anak yang sangat menyukai sekolah minggu superbook dan jumlah anak sekolah minggu terus bertambah.

Tidak hanya diikuti dengan penambahan jumlah anak, perubahan pun terjadi pada anak-anak sekolah minggu Jon. Banyak anak-anak yang ingin berbagi dengan berdonasi untuk membelikan sepatu bagi anak-anak NTT.

“Yang membuat saya tercengang-cengang melihat anak itu, dia mau menyumbang dengan uangnya sendiri. ‘Dari mana kamu mendapatkan uang itu?’ Itu pertanyaan saya. Anak itu berkata, ‘saya kan jualan dan hasil jualannya itu akan saya tabung. Setelah nanti cukup untuk membeli sepasang sepatu, akan saya sumbangkan kepada anak NTT,’” ungkap Jon saat menceritakan perubahan yang dialami oleh anak-anak sekolah minggunya.

Tuhan belum berhenti bekerja, Ia juga menyatakan kasih-Nya untuk Jon dengan memberikan mujizat.

“Dulu kan saya gapap, tidak punya pengetahuan. Tetapi setelah saya aktif di superbook ini, mengikuti setiap training-training yang diadakan oleh superbook, dan saya juga berusaha mendekati (orang) yang lain contohnya seperti fasilitator- fasilitator untuk menambah wawasan saya, sehingga saya terbiasa dan yang sangat luar biasa yang saya alami, gagap saya itu hilang. Wah, itu suatu mujizat yang saya alami dari Tuhan,” cerita Jon.

 

BACA JUGA: Mukjizat Terjadi Saat Krisnova Sihura Melayani Tuhan Dengan Menjadi Guru

 

Dengan adanya superbook, Jon jadi semakin percaya diri dalam melayani menjadi guru sekolah minggu.

1 Korintus 2:9 mencatat, “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.”

“Lewat pelayanan ini, saya semakin dibentuk, semakin dikuatkan, saya semakin sungguh-sungguh melayani Tuhan,” tambah Jon.

Saat ini Jon dipercaya untuk menjadi koordinator School of Life (SOL), Pekanbaru. Saat ini SOL terus berkembang dan kurang lebih ada 50 anak yang tergabung dalam SOL di Pekanbaru.

“Walaupun kita punya keterbatasan, walaupun kita tidak punya kemampuan, walaupun kita tidak punya pendidikan, tetapi jikalau kita mau melayani Tuhan sungguh- sungguh, Tuhan pasti buka jalan bagi kita,” tutup Jon dalam kesaksiannya.

Saksikan kesaksian Jon Perangin Angin dalam kesaksian 23 guru melalui youtube di bawah ini:

 

Sumber : jawaban channel
Halaman :
1

Ikuti Kami