Kisah Tragis Hidup Raja Terakhir Israel yang Matanya Dibutakan
Sumber: Jawaban.com

Fakta Alkitab / 1 August 2022

Kalangan Sendiri

Kisah Tragis Hidup Raja Terakhir Israel yang Matanya Dibutakan

Lori Official Writer
4095

Tahu gak sih, ternyata ada lho raja Israel yang diangkat jadi raja oleh penguasa Babilonia!

Padahal kerajaan ini menjarah isi Bait Allah dan juga menawan 10.000 orang Israel loh.  Siapakah sang raja yang dimaksud?

 

Dia Adalah Zedekia

Zedekia artinya adalah "Kebenaran Tuhan" dalam Bahasa Ibrani.  

Ia adalah raja kerajaan Yehuda (Israel Selatan) yang terakhir (597-586 SM). Dan merupakan putra bungsu Yosia yang pernah menjadi Raja Yehuda sekitar tahun 639-609 SM. 

Zedekia dinobatkan sebagai raja oleh  Nebukadnezar penguasa Babilonia yang saat itu menguasai banyak wilayah termasuk Yehuda.  

Zedekia berusia dua puluh satu tahun ketika dia naik takhta. Nama aslinya adalah Matanya, tetapi Nebukadnezar mengubahnya menjadi Zedekia.

Dia menggantikan keponakannya, Yoyakhin, yang sebelumnya menjadi Raja Yehuda. Suksesi Kerajaan Yehuda dari Yoyakhin ke Zedekia merupakan bagian dari kesepakatan tanda takluk Yehuda pada Babilonia.

Nebukadnezar menerima penyerahan diri Kerajaan Yehuda. Tapi Nebukadnezar juga menjarah harta benda di Beth Hamikdosh (bait Allah) dan istana kerajaan.

 

Baca Juga: Pengrusakan Rumah Ibadah yang Pernah Terjadi Dalam Alkitab

 

Raja Babilonia itu menuntut sumpah kesetiaan dari raja baru yang dia tunjuk yaitu Zedekia. Dan saat kembali ke tanah airnya, Nebukadnezar juga membawa sepuluh ribu tawanan dari Yerusalem, termasuk kaum bangsawan, para pemimpin tentara, raja dan keluarganya. Mereka menjadi orang buangan di Babilonia (2 Raja-raja 24:9-17).

Meskipun Raja Zedekia adalah pemimpin hasil dari pengangkatan kekuasaan penjajah tapi ada harapan bahwa Raja Zedekia bisa menjadi bagian dari pemulihan Yehuda. Di mana saat itu, Yehuda sedang menanggung hukuman dari Tuhan karena dosa-dosa para pemimpin dan bangsa ini secara keseluruhan. Salah satu pukulan dari Tuhan adalah menyerahkan Yehuda ke tangan Nebukadnezar. Nabi Yeremia sebagai penyambung suara Tuhan saat itu menyampaikan, bahwa Yehuda akan menjadi bangsa buangan di Babilonia dalam waktu tujuh puluh tahun (Yeremia 25:11-12).

Yeremia terus menggaungkan pertobatan di Yerusalem dan mengabarkan perintah Tuhan itu pada bangsa Yehuda di pembuangan. Nabi itu menegaskan bahwa tidak ada jalan keselamatan kecuali ada gerakan umum untuk pertobatan. Tapi kata-katanya seperti angin lalu dan tidak didengarkan oleh bangsa Israel, termasuk kepada Raja Zedekia.

 

Zedekia Banyak Melakukan Kejahatan

Sebagai Raja Boneka bikinan Nebukadnezar perilaku Zedekia sangat tidak mencerminkan arti namanya yaitu “kebenaran Tuhan.” Sebaliknya ia banyak melakukan kejahatan di hadapan Tuhan.

Alkitab mencatat Raja Zedekia melakukan kejahatan seperti apa yang dilakukan oleh Yoyakim (2 Raja-raja 24:19). Mendiang Yoyakim adalah kakak Raja Zedekia yang pernah menduduki tahta Yehuda. Alkitab mencatat bahwa Raja Yoyakim adalah penyembah berhala, pembantai orang tak bersalah, penguasa lalim dan penentang Nabi Yeremia (Yeremia 26:20).

 

Baca Juga: Makam Abraham Jadi Tempat 3 Agama Berkumpul dan Berdoa Bersama

 

Dan sebagaimana kakaknya, Raja Yoyakim, Raja Zedekia juga melawan Nebukadnezar. Ia melanggar sumpah setia pada Raja Babilonia. Zedekia diam-diam mengadakan persengkokolan dengan negeri-negeri lain yang dijajah Babilonia melakukan pemberontakan. Pada tahun kesembilan pemerintahannya Zedekia menyatakan pemberontakan terbuka melawan Babilonia.

Seperti sebelumnya, Nebukadnezar melakukan invasi militer besar-besaran untuk menghancurkan pemberontakan. Pasukan Babilonia yang dipimpin Jenderal Nebuzaradan mengepung Yerusalem dan Kota Suci itu pun terkunci dari dunia luar, akibatnya kelaparan menimpa seluruh penduduknya (2 Raja-raja 25:3). Zedekia dan pasukannya melakukan upaya melarikan diri di malam hari. Mereka menjebol salah satu bagian tembok Yerusalem. Tapi sayang, pasukan Babilonia mengetahui upaya tersebut. Mereka mengejar orang-orang Yehuda itu dan mereka berhasil meringkus Zedekia di Yerikho.

Dengan lengsernya Zedekia, maka berakhirlah sejarah kerajaan di Israel. Tuhan memakai Nebukadnezar menghancurkan sistem kerajaan dalam pemerintahan di Israel. Sejak itu, tidak ada lagi raja di Israel. Nebukadnezar kemudian mengangkat Gedalya menjadi gubernur yang memerintah daerah itu. Artinya, Israel hanya menjadi sebuah provinsi bagian dari Kerajaan Babilonia. 

Raja Zedekia bisa disebut melakukan dua pemberontakan, yaitu kepada manusia (Raja Nebukadnezar) dan kepada Tuhan. Di tengah krisis bangsanya, ia cenderung menuruti nafsu dan ambisi pribadinya daripada perintah Tuhan. Bahkan ia tidak mempedulikan Yeremia, sebagai nabi yang diutus menyampaikan pesan Tuhan kepadanya. Akhir hidup Zedekia amat tragis. Setelah ditangkap ia dipaksa melihat anak-anaknya dibunuh, kemudian matanya dibutakan. Ia kemudian digiring sebagai tawanan ke Babilonia dan mati disana. 

Kisah Zadekia mengingatkan kita untuk peka pada suara dan peringatan Tuhan. Jangan dikendalikan oleh keinginan dan nafsu pribadi. 

 

 

Pelayanan kami terus berkarya untuk mengabarkan kabar baik kepada seluruh generasi di bangsa ini. Apakah Anda rindu menjadi bagian dari pelayanan kerajaan Allah di dunia dan mencetak sejarah?

 

Yuk Bergabung Bersama Kami

Sumber : Jawaban Channel
Halaman :
1

Ikuti Kami