Kenapa Orang-orang di Perjanjian Lama Lebih Berumur Panjang Daripada Saat Ini?
Sumber: fimela.com

Kata Alkitab / 1 July 2022

Kalangan Sendiri

Kenapa Orang-orang di Perjanjian Lama Lebih Berumur Panjang Daripada Saat Ini?

Lori Official Writer
4848

Selama ini kita mungkin menganggap jika umur panjang manusia pertama di Alkitab seperti Adam, Nuh, Abraham, Musa dan yang lainnya adalah sebuah misteri yang belum terungkap. 

Dibanding dengan rentang hidup manusia saat ini, yang rata-rata hidup maksimal 80-an tahun dianggap jauh leih pendek dengan manusia di zaman Perjanjian Lama yang bisa mencapai ratusan tahun lamanya. 

Seperti kita ketahui, Adam hidup sampai usia 930 tahun, putranya Set hidup sampai 912 tahun, kemudian putra Set bernama Lamech hidup selama 777 tahun, kemudian putranya Nuh hidup sampai 950 tahun. Lalu setelah air bah, putra Nuh Sem hidup 600 tahun, lalu putranya 438 tahun, Shelah 433 tahun, kemudian Peleg 239 tahun dan Terah ayah Abraham 148 tahun. 

Kemudian Abraham hidup selama 175 tahun, Ishak 180 tahun, Yakub 147 tahun. Setelah melalui beberapa generasi, muncul Daud yang meninggal di usia 70 tahun, Salomo di usia 80 tahun dan hingga saat ini usia rata-rata manusia hanya berkisar 70-80 tahun saja.

Ada pola yang sama di dalam rentang hidup dari generasi ke generasi. Jika kita menyadarinya, setiap generasi hidup dengan rentang usia yang lebih pendek.

 

Misteri Dibalik Umur Panjang

Alkitab tidak mencatat alasan mengapa Tuhan menetapkan orang-orang pertama di Perjanjian Lama akan memiliki umur panjang, tetapi jika kita renungkan kembali isi Alkitab secara keseluruhan misteri ini mungkin bisa terungkap.

Kita bisa mendapat petunjuk, dimana kita tahu bahwa melalui Kejadian 1-3 dan Roma 5: 12-14, Tuhan tampaknya tidak merancang kematian sebagai bagian dari dunia yang sempurna sebelum dosa berkuasa. 

Lalu muncul kesimpulan bahwa kematian menjadi kosekuensi yang muncul akibat dari hukuman atas ketidaktaatan (Kejadian 2: 17). 

Sejak peristiwa air bah, kita bisa melihat bahwa rentang hidup manusia sebelum (Kejadian 5: 1-32) dan sesudah air bah (Kejadian 11: 10-32) semakin menurun drastis. 

Kita bisa membaca dari Kejadian 6: 3, “Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja.””

Banyak orang yang memakai ayat ini sebagai rujukan bahwa 120 tahun sebagai batas baru yang ditetapkan secara ilahi atas usia manusia. Ada gagasan yang menyimpulkan bahwa umur manusia yang semakin pendek mungkin terjadi karena kode genetik manusia yang cacat. Adam dan Hawa diciptakan dengan sempurna. 

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

Mereka pasti sangat tahan terhadap sakit penyakit. Keturunan pertama mereka tentu saja akan mewarisi kode genetik unggul ini, meskipun tidak sepenuhnya sama. Dan seiring waktu, dosa pun masuk dan kode genetik manusia menjadi semakin rusak, dan manusia menjadi semaki rentan terhadap kematian dan penyakit. Hal ini dianggap sebagai penyebab logis dari penyusutan umur manusia hingga di zaman ini.

 

Benarkah Dosa Memperpendek Umur Manusia?

Perilaku manusia dan gaya hidup yang semakin berkembang, juga dianggap sebagai penyebab dari penyusutan usia manusia. Perilaku buruk seperti makan makanan yang dioleh dengan zat kimia dan gaya hidup yang serba instan menyebabkan beragam penyakit kronis dan berujung pada kematian.

Jadi selain karena dosa turunan, gaya hidup manusia yang semakin berkembang hingga saat ini berperan besar mempersingkat umur manusia. Namun perlu digarisbawahi bahwa gaya hidup ini muncul akibat keinginan daging manusia, baik karena kerakusan, kemalasan dan kelemahan manusia.

 

Bagaimana Seharusnya Manusia Memperpanjang Hidup?

Salah satu cara sederhana yang bisa kita lakukan di zaman ini untuk memiliki rentang usia yang lebih panjang adalah dengan mengubah pola makan dan gaya hidup. Mengatur makan yang seimbang, tidak merokok, tidak minum alkohol berlebihan, menghindari narkoba, minum minuman sehat dan berenergi serta berolahraga bisa jadi langkah terbaik untuk hidup sehat. 

Istirahat yang cukup juga menjadi hal yang sangat penting. Karena Tuhan sendiri menyediakan satu dari tujuh hari sebagai waktu peristirahatan bagi kita. 

“Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah.” (Ibrani 4: 9)

Namun hal terbaik yang bisa kita lakukan untuk memperoleh umur panjang adalah hidup di dalam Kristus. Karena Dia adalah jaminan kehidupan kekal (Yohanes 3: 16). Artinya, kita akan hidup selamanya. Kita bahkan tidak lagi pernah merasa lelah, tidak perlu tidur dan akan selalu merasa bahagia selamanya. 

Bagian terbaiknya adalah bahwa anugerah dari Tuhan ini gratis. Dia memberikan kita hidup  kekal dengan cara yang cuma-cuma. Jika Anda percaya kepada anak Allah, Anda tidak akan pernah mati. 

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami