Fakta Alkitab: Sejarah Alkitab – Perusakan Rumah Ibadah di Zaman Alkitab
Sumber: jawaban channel

Fakta Alkitab / 2 June 2022

Kalangan Sendiri

Fakta Alkitab: Sejarah Alkitab – Perusakan Rumah Ibadah di Zaman Alkitab

Claudia Jessica Official Writer
4973

Dalam 10 tahun terakhir, setidaknya ada sekitar 200 gereja yang mengalami penolakan, dan ada juga yang harus ditutup. Bahkan ada juga gereja-gereja yang akhirnya dibongkar.

Namun ternyata, peristiwa gereja yang rusak dan dihancurkan juga pernah terjadi dan dicatat oleh Alkitab. Seperti apa sejarahnya?

 

Bait Allah sebagai tempat ibadah

Ketika mengembara di padang gurun, orang-orang Israel di jaman Musa beribadah di kemah suci. Namun setelah berada di tanah Kanaan, mereka beribadah di Bait Allah.

Bait Allah atau Bait Suci dalam Alkitab merujuk pada tempat peribadatan bangsa Israel dan orang Yahudi di Yerusalem pada zaman kuno. Karena orang Yahudi dilarang menyebutkan nama Tuhan yang kudus maka istilah bait Allah dalam Alkitab adalah Beit Adonai atau Rumah Allah.

Dalam bahasa Ibrani, tempat ini disebut juga Beit HaMikdasy atau Rumah Suci yang merupakan tempat peribadatan satu-satunya di Yerusalem. Selain berfungsi sebagai tempat beribadah, Bait Allah juga menjadi tempat untuk mempersembahkan korban bakaran. 

 

BACA JUGA: Apa Itu Hari Pentakosta? Ini yang Orang Kristen Perlu Tahu

 

Bait Allah pertama rata dengan tanah

Bait Allah yang pertama didirikan oleh Raja Salomo, dan kemudian dikenal sebagai Bait Salomo. Bait Salomo dibangun pada abad ke-10 SM, dan memerlukan waktu 7 tahun untuk mendirikannya (1 Raja-raja 6:37). Bait Salomo dibangun dengan tujuan untuk menggantikan Kemah Suci yang dibangun Musa.

Bait Salomo diduga kuat merupakan bangunan termahal yang pernah dibangun manusia. Tidak heran bahwa Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS) menulis terdapat 270 ton lebih emas dalam material pembangunan Bait Salomo.

Sayangnya, Bait Salomo yang megah ini harus rata dengan tanah pada tahun 586 SM karena penyerangan Bangsa Babel yang dipimpin Raja Nebukadnezar ke Yerusalem turut menghancurkan Bait Salomo.

Dalam ekspansinya, Nebukadnezar kemudian membawa orang-orang Israel keluar dari Yerusalem, yang dikenal sebagai masa pembuangan. Hanya sedikit orang Israel yang tinggal di Yerusalem, dan dimasa itu penduduk Yerusalem tidak memiliki tempat untuk beribadah.

 

BACA HALAMAN SELANJUTNYA -->

Bait Allah kedua dihancurkan

70 Tahun setelah Bait Allah pertama hancur, Bait Allah kedua pun akhirnya dibangun kembali di tempat yang sama pada tahun 516 SM. Pembangunan Bait Allah kedua dipimpin oleh Zerubabel dan Yesua (Ezra 3:2; 5:2).

Selanjutnya Herodes Agung memulai proyek perluasan Bait Allah kedua sekitar tahun 19 SM. Herodes melakukan rekonstruksi Bait Allah kedua yang dimulai dengan ekspansi besar-besaran pada Bukit Bait Allah (Temple Mount). Meski dalam proses pembangunan, tetapi kegiatan ibadah dan ritual pada Bait Allah terus berlangsung.

Bait Allah kedua menjadi pusat hidup keagamaan umat Yahudi, dan juga pada zaman Tuhan Yesus. Orang-orang Kristen pertama masih turut beribadah di sana, tetapi lama-kelamaan terjadi perpisahan antara mereka dengan orang-orang Yahudi (lihat kitab Kis 1:1-28:31.).

Setelah pemberontakan besar-besaran orang Yahudi terhadap pemerintahan Romawi di Provinsi Yudea, Bait Allah kedua ini dihancurkan oleh tentara Romawi di bawah pimpinan jenderal Titus pada tahun 70 M.

Jadi kegiatan untuk beribadah di Bait Allah kedua hanya berlangsung selama 585 tahun, sejak dibangun kembali pada tahun 516 SM. 

 

Tubuh sebagai bait Allah

Dalam Perjanjian Lama, Bait Allah menjadi tempat orang percaya beribadah dengan mempersembahkan korban kepada Allah, dan Perjanjian Baru menambahkan Bait Allah sebagai tempat pertemuan dan juga tempat pengajaran (Kis. 2:46, 5:20-21).

1 Korintus 3:16-17 menuliskan bahwa tubuh orang percaya adalah Bait Allah itu sendiri. Hal ini menunjukan bahwa tubuh kita menjadi tempat persemayaman Allah dalam memimpin hidup kita. Jika tubuh kita merupakan Bait Allah, maka menjadi kewajiban bagi kita untuk menjaga tubuh agar tetap suci dan kudus.

 

Pernyataan Yesus kepada perempuan Samaria dalam Yohanes 4:21-24 begitu menarik, ia mengatakan orang percaya akan menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran, dan hal ini tidak bergantung pada tempatnya. Namun jika kita diberi kesempatan untuk beribadah di gereja, maka gunakan kesempatan tersebut sebaik mungkin karena itu adalah anugerah Tuhan (Ibrani 10:25).

Sumber : jawaban channel
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami