Bahaya Silent Treatment Dalam Pernikahan dan Cara Menghadapinya
Sumber: parapuan

Marriage / 9 March 2022

Kalangan Sendiri

Bahaya Silent Treatment Dalam Pernikahan dan Cara Menghadapinya

Lori Official Writer
2795

Silent treatment jadi fenomena yang banyak dibahas belakangan ini. 

Secara harafiah, silent treatment adalah tindakan berupa mengabaikan atau mendiamkan seseorang. Dalam sejarahnya, silent treatment muncul di awal abad ke-19 sebagai hukuman bagi para napi penjara. Para napi dilarang bicara, tak boleh memanggil nama bahkan wajahnya ditutup.

Umumnya seseorang melakukan silent treatment karena ingin menjauhi komunikasi dengan seseorang, menjauhi konflik, menunjukkan rasa kesal terhadap orang lain ataupun sebagai sikap dimana seseorang sulit mengungkapkan perasaan sebenarnya. Namun tindakan silent treatment juga sering digunakan untuk menghukum seseorang. Sehingga hal ini dianggap sebagai tindakan kekerasan emosional.

Tindakan ini bisa terjadi baik dalam hubungan dengan kekasih, suami atau istri, keluarga bahkan teman terdekat. 

Pada kenyataannya, tindakan ini sering terjadi di dalam hubungan pernikahan. Apalagi jika dilakukan oleh suami terhadap istri. Tentu saja sulit untuk mengetahui bagaimana meresponi ketika seseorang yang Anda cintai berhenti berbicara kepada Anda dan mulai mengabaikan Anda. Pastinya Anda akan dihantui kebingungan dan perasaan bersalah. 

Bisa jadi suami kerap kali memilih acuh setiap ada hal yang harus dibicarakan. Hal ini membuat istri menjadi frustrasi. Sementara ketegangan terus meningkat dan hubungan semakin rusak.

Saat istri berada dalam posisi ini, cobalah untuk melakukan 4 hal ini untuk menanggapi silent treatment dengan cara terbaik. 

1. Tetap meresponi dengan belas kasihan

Ketika seorang suami menyikapi kemarahan atau ketidaksetujuannya lewat silent treatment, di satu sisi istri bisa saja menyerang dengan kata-kata marah atau menarik diri. Tetapi firman Tuhan menyampaikan untuk tetap menghadapi persoalan dengan kebaikan dan belas kasihan. 

Sekalipun didiamkan membuat keadaan tidak nyaman, namun jangan berhenti untuk melakukan tindakan kasih yang praktis seperti tetap melayani suami dan melakukan bagian sebagai penolongnya. 

Istri memerlukan Tuhan untuk memampukannya melakukan hal tersebut. Dengan mencari hikmat Tuhan untuk menyikapi tindakan suami, istri akan dipenuhi dengan hati yang berbelas kasih. 

“Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati." (Lukas 6: 35)

 

Baca Juga: Silent Treatment, Sikap Mendiamkan Yang Tidak Sesuai Dengan Hukum Kasih, Ini 4 Alasannya

 

2. Mencari tahu titik persoalan yang terjadi

Pastinya sulit untuk tahu penyebab kediaman suami tanpa diberitahu secara langsung. Namun istri bisa mencoba untuk mencari tahu titik persoalannya. Pertama-tama, jika memungkinkan tanyalah suami dengan lembut apa yang menjadi titik persoalan yang terjadi. Kedua, jika suami tidak menanggapi sikap istri dengan baik cobalah menunjukkan kasih dan perhatian. Bantu dia ketika dia membutuhkan bantuan.

Sembari melakukan hal tersebut, Anda bisa memeriksa kesalahan yang mungkin Anda sudah lakukan. Misalnya, apakah Anda pernah mengucapkan perkataan kasar dan sikap konfrontasi terhadap suami? Apakah kata-kata Anda terlalu menyinggung perasaannya? Apakah Anda terlalu cerewet dan selalu menyalahkan suami?

Sebagai istri, kita perlu mengingat kebenaran ini bahwa Tuhan memberikan istri cara-cara khusus untuk berinteraksi dalam pernikahan. Istri dipanggil untuk mengasihi dan menaati Allah dengan tunduk kepada suaminya. 

“Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?” (Matius 7: 3)

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

3. Berbicaralah dengan lembut

Istri bisa saja berteriak karena silent treatment yang dihadapi dari suami. Jika istri sudah tak lagi sanggup menghadapi sikap suami, mungkin lebih baik menunggu. Berdoalah untuk meminta perubahan dari Tuhan dan bekerja melalui hati suami. Lalu tunggulah sampai suami mau bicara dan membahas masalah tersebut.

Saat suami mulai membuka diri, tetaplah bersikap lembut dan mau menyelesaikan persoalan dengan baik. 

“Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.” (Galatia 6: 1)

 

4. Jangan menyerah

Tuhan mengizinkan satu keadaan untuk Anda hadapi karena Dia tahu Anda mampu. Jadi sekalipun sikap suami begitu menyakiti, pastikanlah untuk tidak menyerah menghadapi kondisi tersebut.

Tuhan mau setiap istri menjadi kuat dan memilih untuk tidak menyerah sampai persoalan rumah tangganya selesai. 

“Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.” (Ibrani 12: 3)

Menanggapi silent treatment dalam pernikahan tidak bisa dilakukan dengan cara kita sendiri. Kita butuh bimbingan dan arahan Tuhan untuk menghadapi hal tersebut. Karena itulah penting bagi suami maupun istri untuk tahu bahwa marah dengan hal salah yang dilakukan pasangan itu wajar. Tetapi pastikan untuk tidak menunggu menyelesaikannya berlarut-larut karena hal itu hanya akan merugikan kedua belah pihak dan mengancam hubungan.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami