Akibat Jika Orang Tua Bertengkar di Depan Anak dan Cara Mengatasinya Jika Sudah Terlanjur
Sumber: pexels

Parenting / 17 January 2022

Kalangan Sendiri

Akibat Jika Orang Tua Bertengkar di Depan Anak dan Cara Mengatasinya Jika Sudah Terlanjur

Contasia Christie Official Writer
2143

Gara-gara film, hubungan sebuah keluarga bisa jadi terguncang. Saling curiga dan kepercayaan luntur bisa karena terpengaruh film lho. Seperti film yang viral saat ini, Layangan Putus. Sebaiknya Parents yang menontonnya sudah siap mental nih, tidak terbawa emosi dan pikiran ke dalam dunia nyata ya. Soalnya bisa ikut curiga ke pasangan, eh akhirnya jadi mudah bertengkar.

Nah sebelum bertengkar, coba Parents hindari untuk menunjukkannya di depan anak karena bisa menjadi trauma untuk mereka. Tandanya anak trauma setelah melihat kita bertengkar dengan pasangan:

1. Bersikap seperti dia takut dengan orang tuanya sendiri.

2. Berusaha menghindari orang tuanya.

3. Sering murung, menangis, menyendiri, dll.

4. Muncul gejala depresi, cemas, dan masalah perilaku (seperti jadi mendadak nakal)

 

Lalu apa yang harus orang tua lakukan kalau sudah terlanjur bertengkar di depan anak?

1. Jelaskan kepada anak.

Hal pertama yang paling penting adalah jelaskan kepada anak tentang apa yang terjadi. Jelaskan juga bahwa wajar dalam hubungan apapun, pertengkaran bisa terjadi seperti anak dan temannya. Dan jelaskan juga apakah kondisinya sudah membaik, kemudian respon mereka seperti apa.

Hal ini penting karena dengan penjelasan yang baik, anak bisa belajar bagaimana orang tuanya bisa menyelesaikan masalah dan mengungkapkan dirinya masing-masing. Asal jangan anak menjadi korban dari pertengkaran juga ya.

 

2. Tanya yang anak rasakan.

Tanyakan apa yang anak rasakan agar jika ada trauma, kita bisa cepat-cepat memperbaikinya. Kalau anak terlihat sedih dan kecewa, beri dia waktu sambil menemaninya.

BACA SELANJUTNYA ... 

Kalau kita tahu anak ada trauma karena melihat pertengkaran orang tuanya, apa yang harus dilakukan?

1. Tetap tenang

Kalau sudah terlanjur terlihat anak dan mereka akhirnya terlihat tanda-tanda trauma, berusahalah tenang sambil menjelaskan apa yang terjadi kepada anak. Jika kita terlihat khawatir dan stress, maka anak juga bisa merasakan hal yang sama.

 

2. Buat anak merasa aman

Banyaknya literasi dan sumber informasi bisa saja membentuk pola pikir anak, bahwa kalau orang tuaku sering bertengkar, kemungkinan mereka bisa berpisah. Hal ini akan membuat mereka semakin trauma dan takut dengan keadaan keluarganya. Tugas kita Parents, yakinkan mereka bahwa yang terjadi tidaklah membuat hubungan keluarga menjadi rusak. Dia akan tetap aman bersama orang tuanya, dan masalah akan cepat selesai.

 

3. Berikan perhatian khusus

Jika anak sudah terlanjur trauma, berikan perhatian yang bisa mendukung mental mereka kembali menjadi positif. Misalnya dengan berdoa bersama agar masalahnya cepat selesai, membaca firman Tuhan bersama, meminta tuntunan Roh Kudus dalam keluarga, dan tetap percaya bahwa pasti ada jalan keluar.

Sumber : dari berbagai sumber
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami